24. RINDU YANG TERLAMBAT

974 Kata

Pria paruh baya itu duduk termenung di beranda rumahnya, memandang kosong kedepan. Canggir kopi di meja samping tidak lagi mengepulkan asapnya karena dibiarkan terlalu lama tanpa di cicipi. Bahkan pria itu tidak sadar sudah berapa banyak rokok yang sudah dihisapnya. Asbak di sebelah canggir kopi menjadi saksinya. Enam bulan sudah putrinya meninggalkan rumahnya. Selama enam bulan ini dia selalu ingin mencoba menghubungi putrinya tetapi kesadaran menamparnya karena tidak menyimpan nomor telepon putrinya. Ayah macam apa dia? bahkan nomor putrinya tidak pernah ada di ponselnya. Pria yang menikasi putrinya juga hanya datang sekali setelah menikah. Itupun hanya sebentar, tidak sempat ketemu untuk bertanya kabar. Setiap hari, paruh baya bernama Ramlan itu selalu menanyakan pada Langgam yang bek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN