Teriakan Bakhtiar menggelegar dan membangkitkan amarahku. Aku mendekat dan segera menendang Bakhtiar dan menampar Lisa. "Kalian manusia tidak tau diuntung, aku memberi kesempatan bukan untuk nostalgia, beraninya kau mengatai Cyntia!" teriakku pada Bakhtiar, kemudian menarik rambut Lisa dan mendorongnya ke kaki Cyntia. "Lakukan apapun maumu Sweety, dia adalah..." Aku berhenti sejenak, haruskah aku memberitahunya? "Dia anak dari pembunuh mami mu, dia anak dari jalaang yang merebut papimu," ujarku dengan datar. Mendengar pengakuanku, Cyntia menatapku tak percaya, lalu mengamati wajah Lisa, "Uncle?" Cyntia memastikan ulang padaku. "Ya, jalaang yang merebut mamimu, dia anaknya. Uncle sudah membalas dendam mamimu, sekarang lakukan apapun yang kamu inginkan!" ucapku pada Cyntia yang masih m