14. AWAL MULA DENDAM

1610 Kata
Satu minggu Jason sibuk di kantor dan juga di sibukkan oleh rengekan Cyntia. Tiada hari tanpa aduan dan keluhan. Dan semuanya tentang Bakhtiar yang tidak kooperatif dalam persiapan pernikahan mereka. Mengeluh lelah karena mengurus sendiri persiapannya. Terakhir kali Jason melihat Lisa juga seminggu yang lalu saat memberikan undangan yang sudah di cetak dan siap di sebar. Saat itu Jason bertanya-tanya. Kenapa Lisa hanya diam saja menatap undangan itu? Kenapa tidak meraung dan mencaci maki Jason? Jason sungguh rindu suara Lisa. Selama di kurung di rumah itu dan ketika Jason kesana, Lisa lebih banyak diam. Hanya matanya yang berbicara. Dari matanya Jason bisa tahu betapa bencinya Lisa padanya. Hanya saja wanita itu tidak berdaya untuk melawan. "Uncle.. dimana perempuan itu?" Cyntia bertanya seraya memilah-milah undangan di tangannya. "Ada, di suatu tempat, kenapa?" "Apa uncle belum memulangkannya?" Cyntia menatap Jason. Jujur saja, selama ini, Cyntia pikir Lisa sudah di pulangkan dan sudah bercerai dari Bakhtiar. Dia tidak pernah berpikir bahwa Jason mengurungnya di suatu tempat. Untuk apa? "Belum, dia masih uncle perlukan untuk menekan Bakhtiar," jawab Jason berbohong. Sampai saat ini, hanya Jason yang tahu siapa Lisa dan apa hubungan Lisa dengan masa lalu keluarga mereka. Dia tidak memberitahukannya pada Cyntia untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan. "Uncle..." panggil Cyntia pelan seraya meletakkan undangan di tangannya. Cyntia menghadap pada Jason dan duduk tegak. Sepertinya ada hal serius yang ingin disampaikan. "Tolong uncle pastikan perempuan itu bukan jadi penghambat pernikahan kami, sebelum dia uncle pulangkan tolong pastikan mereka sudah bercerai, Cicin tidak mau jika suatu saat dia muncul dan masih berstatus istri Bakhtiar. Cicin juga minta tolong pada uncle untuk memastikan dia tidak bisa datang ke kota ini lagi, atau kalau perlu, uncle lenyapkan saja dia. Cicin bisa mati jika tidak bersama Bakhtiar. Karena Cicin belum mau mati, maka lebih baik orang lain yang mati duluan, kali ini Cicin mau jadi pemenangnya, and this glory is for my mami." Jason mengangguk dengan pasti, lalu membawa Cyntia ke pelukannya dan mengelus kepalanya.Dalam hati Jason bertekad akan menyingkirkan keinginan hatinya. Meletakkan apa yang dia butuhkan dan inginkan di bawah kebutuhan dan keinginan Cyntia. ****** Sore hari di perjalanan pulang. Jason terngiang-ngiang dengan permintaan Cyntia. Melenyapkan Lisa? Bisakah? Jika bisa jujur. Jason sangat menyukkai Lisa. Jason jatuh cinta pada gadis itu. Tapi, karena cinta Jason pada Cyntia. Dia akan berusaha untuk menyingkirkan perasaannya pada Lisa. "Apa bos sedang ada masalah?" tanya Sam yang duduk di samping Diko. Sam adalah asisten Jason. Lebih tepatnya tangan kanannya. Sam mengetahui segalanya di dalam perusahaan bahkan bisnis Jason yang lainnya juga yang menjadi rahasia. "Tidak, aku hanya lelah," jawabnya seraya menutup mata. Benar, jason sangat lelah. Lelah hati dan raganya. Kantor sibuk berarti harus menguras otaknya. Lain lagi masalah Cyntia dan Bakhtiar. Di tambah dengan wanita gila bernama Ratna yang selalu menerornya setiap hari menanyakan dimana Lisa. Ingin menyandarkan kepalanya di bahu seseorang yang bisa memberi rasa lega. Malah hatinya dengan brengseknya memilih bahu Lisa, orang yang jelas-jelas akan menolak. Saat Jason tiba di rumah, dia dikejutkan dengan teriakan seorang wanita. "Hei bocah tengik, dimana kau sembunyikan anakku?" Jason menoleh dan melihatnya, oh induk iblis sedang beraksi ternyata. Berani sekali wanita itu menginjakkan kaki dirumah ini. Dan apa katanya tadi ? Anakku? Bisakah Jason tertawa sekarang? Jason jadi penasaran, apakah selama ini Lisa di anggap 'anakku' oleh wanita ini? "Dia sudah mati!" jawab Jason malas. Sudah dia katakan dia sedang lelah. Malah salah satu sumber kelelahannya ada di hadapannya. Jason membuka ponsel dan menunjukkan poto Lisa yang sedang terluka dan berdarah-darah. "Bocah tengik ini sudah berhasil dan sekarang orang yang kamu sebut 'anakku' itu sudah mati!" Jason menunduk mengatupkan bibir dan mendelikkan matanya pada Ratna. Ratna hanya bisa menganga lalu menutup kembali mulutnya. Menarik napas dalam-dalam untuk menetralkan emosinya. Jason bukan lagi remaja laki-laki yang bisa dia gertak. Jason kini berubah menjadi pria menakutkan dan penuh kuasa. Jason bahkan sudah bisa menghancurkan usaha suaminya Carlos hingga beberapa kali. "Katakan padaku dimana kau menyembunyikannya. Atau jika dia sudha benar-benar mati seperti yang kau katakan, tunjukkan dimana kuburannya." "Aku tidak menguburnya, aku melemparkan tubuhnya ke kandang hariamau." Jason tersenyum mendengus mengejek wanita itu setelah mengatakan kalimatnya. Wajah Ratna memerah, urat-urat di lehernya seperti ingin keluar. Melihat itu Jason tersenyum kemudian tertawa terbahak-bahak. "Lihat ini, sangat menyenangkan melihatnya memelas ampunan tadi!" Sekali lagi Jason memperlihatkan poto Lisa. Jason sangat berniat membuat wanita itu menjadi gila. Menyerang mentalnya adalah langkah pertama. Dan benar saja, detik berikutnya suara teriakan memenuhi rumah itu. Makian dan umpatan memenuhi telinga Jason dan orang-orang yang ada disana. Untung saja tidak ada Cyntia di rumah. Jika ada, habis lah Ratna. Ratna berjongkok sebentar kemudian berdiri, dia menatap Jason dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Bukan salahku jika akhirnya Carlos memilihku dulu. Tapi saat ini, kamu salah besar karena sudah melibatkan gadis yang tidak tau apa-apa untuk permasalahan masa lalu," ucapnya dengan lelehan air mata di pipinya. Hindungnya kembang kempis memerah karena menahan isak tangis. Jason menyatukan alisnya. Teringat kejadian dua puluh tahun lalu, saat dia memergoki wanita ini berjalan bergandengan tangan dengan kakak iparnya -Carlos- di sebuah pusat perbelanjaan. Binar wajah keduanya sangat cerah seperti pasangan berbahagia, sementara kakaknya -Emily- sibuk dirumah mengurus keponakannya -Cyntia- yang masih bayi. Emily tidak punya waktu untuk berbelanja dengan santai layaknya kedua orang itu. Emily mempercayai suaminya untuk mengurus perusahaan keluarga dan berpikir bahwa Carlos adalah orang baik yang setia. Jason mengikuti kedua orang itu dalam diam dan berakhir disebuah rumah mewah di perumahan elit. Seingat Jason, dia pernah melihat brosur rumah ini di tangan Emily yang sedang menanyakan untuk apa melihat-lihat rumah pada Carlos. Carlos menjawab hanya melihat-lihat saja, jika cocok bisa menjadi investasi masa depan. Tetapi ternyata inilah investasinya. Jason yang masih sangat muda tetapi sudah terlatih, berusaha merahasiakan ini dan bertekat untuk mencari tau. Dari pencarian nya, ternyata rumah ini sudah di beli atas nama Ratna Sulistia. Siapa dia? Apakah wanita yang bersama Carlos? Semakin hari, Carlos semakin menjauh dari keluarga dan sering pulang malam atau sering berkata akan keluar kota. Carlos tidak tahu bahwa dia sudah di red note oleh Jason. Carlos mengira Jason tidak mengerti akan hal-hal itu karena masih SMA. Carlos lupa bahwa Jason punya gen penguasa yang sudah mulai di asah. Dan walau masih SMA sudah punya kuasa untuk menyelidiki. Pelan-pelan Jason mecari bukti dan terkejut kala mengetahui Carlos sudah menikah dengan wanita bernama Ratna Sulistia itu dan ada beberapa aset yang sudah di pindah namakannya ke wanita itu. Dengan bersusah payah, Jason akhirnya bisa mengambil satu-persatu dalam diam dan mulai membekukan kewenangan Carlos. Carlos yang menyadari semua itu mendatangi Jason dan bertanya apa yang Jason lakukan dan untuk apa. bahkan Carlos mencurigai Jason ingin merebut semuanya sendirian dan mendepak Carlos yang sudah mati-matian berjuang membesarkan bisnis itu. Jason tertawa, berusaha mati-matian? Jika saja Emily tidak sedang hamil lalu melahirkan dan mengurus bayi, Emily lah yang berwenang disini lalu Jason. Selama ini, Emily lah yang bekerja keras agar bisnis yang sudah berkembang ini semakin berkembang. Jason melemparkan beberapa berkas pada carlos dan ada beberapa lembar potonya bersama wanita itu. Carlos terkesiap dan memutar kata bersilat lidah tetapi tidak mempan lagi pada Jason. "Kau mencuri kakak ipar. Kau mencuri dari keluarga kami. Aku tahu segalanya. Yang aku ambil dari mu dan dari wanita itu adalah semua milik kami. Katakan pada wanitamu itu untuk segera mengosongkan rumah itu. Jika tidak, aku akan melaporkan kalian atas dugaan pencurian dan penipuan." Diluar dugaan Jason dan carlos, ternyata Emily sudah mengetahui kelakuan Carlos dan dia terisak mengemis pada Carlos yang mulai berubah. Mengingatkan Carlos bahwa ada anak bayi mereka yang baru berusia tiga tahun. Masa-masa pertumbuhan yang membutuhkan kasih sayang seorang ayah. Jason yang melihat itu sangat sedih dan mendatangi rumah wanita itu. Bermaksud berbicara baik-baik agar pergi meninggalkan Carlos. Dengan santainya Ratna menjawab, 'Kami saling mencintai, salahkan kakakmu yang tidak bisa mengurus suami dengan benar, dia lebih nyaman denganku karena aku bisa melayaninya dengan baik.' "Carlos kurang ajar, apa dia tidak sadar kakakku sedang mengasuh anaknya dirumah?" batin Jason saat itu. Dengan merendahkan harga diri, Jason berlutut di depan Ratna memohon padanya untuk meninggalkan Carlos dan akan memberikan apapun yang dia minta. Saat itu, Ratna tertawa terbahak-bahak mengejek Jason dan berkata, "Bocah tengik, sebaiknya kau belajar dengan giat supaya kau bisa berguna dimasa depan, aku dan Carlos tidak akan berpisah, kami sudah menikah dan hidup bahagia, pulang sana, bilang kakakmu supaya merawat diri dan menjadi istri yang becus melayani suami." Ratna menutup pintu dengan keras didepan wajah Jason. Kesalahan terbesarnya karena dia tidak tau siapa Jason dan kuasa apa yang dimiliki oleh bocah yang di panggil 'bocah tengik' itu. Dengan kekuasaannya, Jason mengambil alih semua dari Carlos dan membujuk Emily untuk melepaskan Carlos. "Carlos bukan orang baik lagi. Dia sudah berubah dan mungkin terpengaruh oleh wanita itu. Ayo lepaskan dia dan mari kita hidup bahagia. Kita bertiga. Kakak, aku dan si manis Cyntia." Tetapi dasar bucin, Emily tidak mau dan selalu mengemis pada Carlos, bahkan mengemis juga pada Ratna. Emily menjadi bahan tertawaan Ratna dan sering mengirimkan poto-poto kemesraannya bersama Carlos ke rumah. Bahkan menunjukkan adengan ranjangnya yang membara. Membuat Emily tertekan akhirnya depresi. Jason memilih melepaskan keinginan untuk kuliah di luar negeri. Dengan bekal bisnis yang dia punya, dia bekerja di bantu oleh orang-orang kepercayaan almarhum papanya dulu. Bekerja sambil kuliah juga merawat kakaknya yang sakit mental. Sungguh suatu cobaan bagi remaja laki-laki sepertinya. Masa remajanya dipaksa menjadi masa-masa dewasa. Menjadi tulang punggung keluarga dan juga punya tanggung jawab besar di perusahaan. Salah sedikit, bisnis bangkrut. Sejak saat itu, Jason bertekad akan membalas dendam ini pada Carlos dan Ratna suatu hari nanti. Dan ternyata setelah puluhan tahun, akhirnya hari ini tiba juga. Jason menatap Ratna dengan pandangan meremehkan, "Bukan salahku melenyapkan anakmu, itu salahmu karena kau melahirkannya ke dunia ini."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN