"Gue tahu Ra, gue memang punya hati yang harus gue selamatkan. Karena gue punya hati, makanya gue tidak mau melihat Teya merasakan apa itu broken home di usianya yang belum genap dua tahun." Brenda meraba-raba gelas, dia ingin minum sebentar untuk membasahi tenggorokannya. Melihat Brenda kesusahan, Liora membantu mengambilkan gelas dan menerima gelas itu lagi. Brenda hanya tersenyum membalas kebaikan Liora kali ini. "Gue tahu kalau dia salah, tapi perpisahan bukan solusi terbaik. Anak gue jadi taruhannya, gue tidak apa-apa menderita asal anak gue jangan. Teya berhak mendapatkan kebahagiaan dari Papanya." sejauh ini Brenda masih memikirkan Zatteya. Liora menghela napas, memang yang dikatakan Brenda ada benarnya. Tapi jika mengingat kejadian lalu, apalagi kejadian saat Brenda kembali pend