Segala sumpah serapah keluar dari bibir Amara. Bantal, guling dan selimut di hadapannya dijadikan pelampiasan kekesalannya. Arkha benar-benar mahkluk menyebalkan, rese, urakan. Sekali menghancurkan hidup orang tidak tanggung-tanggung, langsung ke akar-akarnya! Maka dia pantas dapat hukuman demikian. Bahkan kini dia tidak berani membalas atau menanggapi kemarahan Amara. Lagi pula, siapa yang tidak marah jika sudah merasa dihancurkan hidupnya oleh cowok itu seperti ini. Amara minta keadilan buat dirinya sendiri, sebab Arkha telah mengobrak-abrik kehidupannya sehingga tak tersisa sedikit pun. Arkha hanya diam di sela-sela serangan sebuah guling yang terus saja menerpa kepalanya. Hingga pada akhirnya Amara menghentikan pukulannya saat mulai merasa lelah. Tenaganya melemah akibat dari energ