Hawa dingin masuk dari jendela terbuka terasa menyapu kulit Amara yang tanpa penghalang apa-apa. Karena begitu nyaman ia semakin hanyut dalam tidurnya, menarik selimut abu-abu terasa selembut sutra sampai menutupi pundaknya. Dalam posisi miring menghadap ke jendela sinar matahari begitu mengganggu indra penglihatannya. Ia membuka mata akan beranjak untuk menutup tirai yang kini terbuka sepenuhnya. Namun akan tetapi ia merasakan ada yang aneh pada dirinya. Benar saja, saat melihat di balik selimut ternyata ia tidak mengenakan apa-apa. Rasa pening pun bergelayut di kepalanya, bersin merasa mengantuk seperti berat di kepala. Ini semua gara-gara cowok rese dan nyebelin itu, dia itu seperti punya kelainan. Kadang baik, kadang sangat menjengkelkan! Suara pintu terbuka membuat Amara melirik