Perasaan Abu-abu

2202 Kata

Arkha datang seperti selayaknya seorang pahlawan. Membuka pintu lebar-lebar dalam keadaan wajah panik melihat selimut yang digunakan untuk menutupi tubuh Amara bergetar. “Ra, lo baik-baik saja?” tanyanya. Berjalan menghampiri duduk di tepi ranjang untuk melihat keadaan Amara. “Ra, lo bisa jawab gue?” ia membantu membuka selimut. Keringat dingin mengalir deras di wajah istrinya itu. Secara spontan Amara seketika melingkarkan kedua tangannya ke badan Arkha, memeluk erat-erat seiring mata terpejam. Seolah-olah menemukan orang yang bisa melindunginya dalam kesulitan. “Akhirnya kamu pulang, aku takut banget, tiba-tiba teman-teman aku menghilang.” Dengan wajah kaku Arkha tidak tahu harus bicara apa mengusap rambut belakang kepala Amara. Mungkin dengan cara itu bisa membuat perempuan di d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN