Tetap berada di sisiku, untuk menerima hukuman!

1160 Kata
Cahaya dengan tubuh bergetar melangkah mundur, sudah berulang kali pria di depannya itu memberi kejutan luar biasa. "A-pa karena inilah kau memperlakukan aku dengan tidak layak?" Tanya Cahaya. "Menurutmu, aku harus memperlakukanmu sebagai manusia? jika kau saja tidak memperlakukan kekasih dan anakku seperti itu?" tanya balik Bintang. Cahaya hanya bisa menelan ludahnya saja, ingin menolak semua tuduhan itupun rasanya tidak mungkin, ada banyak hal yang harus ia pikirkan.Terutama masa depan Deri. "Lalu apa yang kau inginkan dariku? bukankah selama ini aku sudah mendapat hukumannya?aku sudah menebus kesalahanku." Jawab Cahaya dengan lirih. Bintang terkekeh, ia melangkah maju dan mencekik leher Cahaya dan mendorongnya ke dinding. "Kau pikir dengan hukuman penjara selama enam tahun itu mampu mengembalikan kekasihku,Cahaya? Tidak.Kekasihku tetap tertidur didalam tanah ninggalin aku sendirian disini dengan kehampaan, apa kau tahu apa yang ku rasakan saat ini? hah? kau... kau tidak akan mengerti!" Dengan mata yang memerah,serta air matanya yang juga berjatuhan Bintang berteriak dengan kencang di depan wajah Cahaya,ingin sekali rasanya dirinya menghabisi wanita itu, tapi melihat cahaya yang sedang merasakan sakit dan sesak, tiba-tiba saja Bintang mengendurkan cekikannya di leher wanita itu. "Tetap berada di sisiku, untuk menerima balasan semua perbuatanmu dimasa lalu terhadap Rindu!" Ucap Bintang yang langsung pergi meninggalkan wanita itu terpuruk sendirian di rumah yang sepi, tanpa ada orang yang merangkul atau meminjamkan pundaknya untuk Cahaya yang benar-benar sedang rapuh saat ini. ** Mina terus menggeleng-geleng saat pengasuh mencoba menyuapi anak kecil itu sarapan, setelah Ira di pecat, sudah tiga kali Bintang mengganti pengasuh tapi selama itu pula tidak ada yang bertahan dengan Mina, bukan anak itu nakal, tapi setiap anak itu tidak mau makan atau belajar pasti mereka yang disalahkan. "Ayo, nona makan dulu ya biar mba gak dimarahin tuan." rayu sang pengasuh.Namun lagi-lagi Mina hanya menggeleng. Hingga kemudian terlihat Bintang yang menuruni anak tangga dengan stelan kerjanya, ya pria itu memang akan berangkat ke kantor. Mina yang melihat itupun langsung girang. "Papa...." MIna berlari mendekati Bintang, yang lalu diangkat oleh pria itu , kemudian di gendong. "Eitssss anak papa udah makin besar aja ni." Kata Bintang sambil menciumi pipi cabi milik Mina. "Iya donk, Papa. MIna ikut ke kantor ya sama papa." PInta anak itu. BIntang tampak berpikir sebentar, kemudian berkata. "Kenapa Mina tidak di rumah saja, bersama mba? kalau ikut ke kantor nanti capek lo." Jawabnya. Namun gadis kecil itu terlihat cemberut, hingga membuat Bintang menjadi tidak tega. "Baiklah, Mina boleh ikut tapi tidak boleh nakal ya karena papa kan harus kerja." Mina langsung sumringah."Ok papa.Yeahhhh ikut papa kerja." Soraknya dengan gembira, apalagi Bintang langsung membawanya kedalam mobil dan mereka pun langsung pergi ke perusahaan. Bintang menuntun Mina berjalan melewati lobby perusahaan. Para karyawan yang berpapasan langsung menyapa pria tampan, asisten dan putrinya itu.Namun tak ada satupun sapaan dari mereka yang Bintang balas, pria itu tetap saja dingin. Hingga saat pintu lift terbuka, tiba-tiba Mina berteriak saat mendapati ada cahaya didalam lift tersebut. "Tante Cahaya!!!" Mina langsung berlari dan memeluk wanita itu, merasa senang bisa bertemu dengan orang yang sudah menghabiskan beberapa jam bersamanya kala itu. "Mina?" Cahaya pun tak kuasa, entah dorongan dari mana dia pun langsung membalas pelukan MIna. "Tante, Mina kangen." Kata Mina lagi. "Sama sayang, tante juga kangen. Sini coba tante gendong." Cahaya langsung mengangkat tubuh mungil itu dan memutarnya. "Wah, kayanya tubuh kamu sedikit ringan? apa Mina makan dengan baik?" Gadis kecil itu hanya tertawa saja."No tante masakan mba gak enak.Mina gak suka." Balasnya. Sedangkan Bintang dan Dimas yang ada di depan lift itu hanya menatap dengan diam interaksi dua wanita beda generasi itu. "Mengapa mereka seperti ibu dan anak, Dim?" Bisik Bintang dengan lirih. "Mungkin naluri seorang perempuan, tuan." Balas Dimas juga dengan lirih. BIntang hanya melirik dengan ekor mata asisten pribadinya itu, kemudian masuk kedalam lift. Cahaya yang sedang asik bercanda dengan MIna, langsung terdiam, setelah Bintang berada disebelahnya, dan mereka pun naik lift bersama-sama. "Kok Tante Cahaya ada di kantor papa aku?" tanya Gadis kecil itu di tengah keheningan mereka. "Tante kerja disini sayang." balas Cahaya. "Oh ya, berarti Mina bisa bertemu dengan tante tiap hari, bolehkan papa?" tanya Mina pada sang ayah. Bintang hanya tersenyum meski dengan terpaksa. "Yeahhh asik...." "Tapi MIna harus janji makan yang banyak ya, biar cepat gede."Jawab Cahaya. "Ok tante, janji." Akhirnya lift telah berhenti di lantai tertinggi gedung perusahaan itu, Dimas keluar lebih dulu di susul dengan Cahaya yang tetap menggendong MIna dan Bintang di sebelahnya. Andai saja Cahaya tidak memakai baju OB, pasti orang tidak akan mengira jika ia adalah seorang karyawan di sana, tapi lebih mirip seperti istri atasan dan ibu dari Mina. "Bintang!" TIba-tiba saja terdengar suara Alviana memanggil, dan benar saja.Begitu Keduanya menoleh terlihat dari beberapa meter wanita itu bersama Deri sedang berdiri menunggunya. Lagi, Cahaya harus melihat kebersamaan Deri dengan wanita yang jadi lawan mainnya di beberapa film dan iklan, dalam hati merasakan ada keanehan di pria itu,tapi sukar untuk ia ungkap. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." kata Via lagi. Cahaya merasakan wanita itu terlihat lebih dingin dari sebelumnya, bahkan pada Mina pun Via tak menyapanya. "Apa dia tidak ingin menggendong anaknya?" Tanya Cahaya dalam hati. "Ada apa? katakan saja.Aku tidak punya banyak waktu!" Balas Bintang. Kemudian Alviana melirik kearah Cahaya dan juga Dimas. Seolah mengerti arti lirikan itu,Bintang menyuruh keduanya untuk masuk dulu kedalam ruangan. "Kalian masuk dulu, aku masih ada urusan dengan mereka!" katanya. "Baik,tuan."Balas Dimas. Cahaya menengok kebelakang dan melihat Deri yang berada di dekat Alviana berjalan mengikuti Bintang keruangan lain.Hatinya tiba-tiba merasakan sakit,dan entah apa alasannya. "Ayo Cahaya!" kata Dimas. "Iya." * Bintang membuka pintu ruang kerjanya, tapi terlihat sepi,ia yang penasaran akhirnya melirik kearah pantry,terdengar di sana suara dua orang yang sedang bercanda, saat di lihat ternyata Cahaya yang sedang asik menyuapi Mina. Terlihat gadis kecil itu makan dengan begitu lahap. Tanpa sadar Bintang tersenyum melihatnya, ia tahu sebenarnya di rumah putrinya itu tidak makan dengan baik, tapi karena kesibukannya ia sedikit abai.Namun begitu melihat Cahaya yang menyuapi Mina, hatinya sangat tersentuh. "Apa mungkin dia memang tidak sengaja menabrak Rindu, mungkinkah wanita selembut ini bisa menjadi seorang pembunuh?" Bisik Bintang dengan lirih. "Tuan." Kata Dimas tiba-tiba. Bintang yang sedang mengintip Cahaya dan Mina, tiba-tiba saja tersentak. Ia dengan salah tingkah langsung menuju kursi kebesarannya. "Ada apa?"Tanya Bintang berusaha memasang wajah yang biasa,agar Dimas tidak terlalu curiga. "Orang yang kita suruh menemukan sedikit kejanggalan pada kecelakaan yang menimpa nona Rindu."Balas Dimas. "Apa?" tanya Bintang lagi tak sabar. Dimas memberikan map berwarna biru yang langsung dibuka oleh BIntang dengan cepat.Terlihat foto CCTV dimana sebuah motor yang dinaiki oleh dua orang, dan terlihat juga bagaimana orang yang duduk di belakang, terlihat sangat ketakutan, dan dari postur tubuhnya seperti seorang wanita. "Apa ini sudah akurat, Dimas?" tanya BIntang dengan tangan gemetar. "Orang kita sudah menyelidikinya, tuan.Dan dari plat nomor juga sudah terlihat jelas itu motor yang dipakai Cahaya saat kecelakaan itu."Jawab sang asisten. "Itu artinya ada orang lain yang sedang wanita itu lindungi." Ucap Bintang sambil melihat kearah pantry tanpa Cahaya sadari jika dua orang lelaki itu tengah menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN