7.Hot Papa ( 1 )

2639 Kata
Sebelumnya aku janji cerita sama kamu soal kelakuan para orang tua tiga teman baruku.Aku akan ceritakan sekarang Mi. Setelah Nino kembali dari menjemput papanya akhirnya aku kenalan juga dengan papa Nino yang sangat ramah dan hangat.Mereka datang di buka dengan omelan Nino "Pah udah sih,masa dari dalam mobil masih nyiumin mama trus,ga jontor tuh mulut!!"keluh Nino terdengar mendekat ke arah ruang tengah rumahnya. Kami serentak berdiri dan menemukan Nino dengan wajah di tekuk menghempaskan tubuhnya di sofa.Tak lama menyusul papanya yang merangkul kepala mamanya yang juga memeluk pinggang papanya dan mereka santai berciuman. Aku dan Roland lagi lagi saling menatap sedangkan Obi lagi lagi terlihat biasa "Wah ada tamu?"tegur om om tampan dan wajahnya sebelas dua belas dengan Nino setelah ciumannya dengan mama Nino terlepas Kami tersenyum canggung "Udah aku bilang ada temanku.Obi biasa liat papa ciumin mama,dua yang lain ga biasa pah,mereka bisa syok!"kata Nino akhirnya berdiri lagi Papanya malah terbahak "Schatz aku tunggu kamar ya!"pamit tante Inge melepaskan diri "Give me kiss Bie..."rengek papanya menahan tangan tante Inge Tante Inge tertawa lalu santai mencium bibir suaminya. "Astaga....."desis Nino menepuk jidatnya Kami tertawa termasuk papanya setelah melepaskan ciuman tante Inge,mama Nino "Tante masuk dulu ya!"pamit tante Inge merona Kami hanya mengangguk lalu memgawasi tante Inge yang tampak bicara pada bibi yang membawa tiga koper besar ke dalam kamar "So...jadi kalian teman anak om?"tegurnya begitu tante Inge masuk kamar "Iya om..aku Omen"kataku mencium tangannya "Oh...akhirnya om kenal juga dengan teman sebangku Nino!"komennya Aku tersenyum.Pasti dia cerita soal aku juga pada papanya,kenapa Nino apa aja cerita sih? "Aku Roland om!"kata Roland mencium tangan papa Nino juga. "Ini pasti Roland yang jago main Skateboard kan No?"tanyanya pada Nino yang masih manyun "Iya pah...tanya orangnya sih pah,kan depan papa!"keluh Nino Papanya tertawa "Kamu jelek kalo lagi ngambek!"ledek papanya Nino mendengus kesal "Kalian bisa panggil om,Pras aja ya...biar singkat dan kita akrab"pinta papa Nino alias om Pras. Kami mengangguk "Obi kamu diam aja!"tegurnya Obi cengar cengir lalu mencium tangan om Pras "Lagi lihatin om perasan makin ganteng gara gara ke Amrik trus"jawab Obi Om Pras terbahak "Ga ada recehan Bi,dolar mau?"godanya "Sombong!"desis Nino Om Pras terbahak lagi "Okey om tinggal dulu,om urus tante kalian dulu ya,wanita kalo ngambek bikin sakit kepala,No temenin ya,nanti kita ngobrol!,kalian tinggal untuk makan malam kan?"tanyanya Kami saling bertatapan "Iya pah....udah sana masuk kamar,tar mama teriak karena papa kelamaan nyusul!"usir Nino Om Pras tertawa pelan kali ini lalu berlalu meninggalkan kami.Aku mengawasi om Pras yang kelihatan styles juga.Pantas tante Inge hot mama,pasti takut karena suaminya hot papa gini,om Pras kelihatan muda dengan pakai jacket kulit hitam melapisi switer abu sebagai dalaman,celana jeans dan sepatu boot pendek hitam mengkilat.Keluarga ini benar benar fashionable "Elo manyun aja No?"tanya Obi begitu om Pras lenyap di balik pintu kamar yang tak jauh dari ruang tengah "Gimana ga manyun,dari mulai ketemu mereka cipokan trus,belum di mobil.Udah kaya supir gue.Belum bokap gue yang ngegombal trus.Eneglah gue"keluh Nino beranjak duduk di sofa sambil membuka sepatu ketsnya Kami tertawa "Ayo ah main PS,kata elo beli kaset PS baru"ajak Obi "Ayo!,emang dari tadi kaset bola barunya ga ketemu?"tanyanya bangkit mendekat ke arah lemari berisi kumpulan kaset PS. "Paling elo umpetin biar elo duluan yang main!"komen Roland menyusul Nino dan Obi yang sudah duduk sila di karpet. "Nah elo tau!"kata Nino lalu tertawa Aku ikutan menyusul lalu kami sibuk main PS sambil sesekali saling meledek kalo tim sepak bola yang kami pilih kalah.Seru sih,apalagi Nino santai ruang tengah rumahnya berantakan dengan kaleng minuman soda dan remah pizza atau abu rokok.Saat aku tegur dia bilang biarkan aja,ada bibi yang bakal membereskan.Gimana ga surga buat kami. Saat hari beranjak senja baru suara tante Inge terdengar "Nino mandi bersiap sholat magrib!"jeritnya menjeda keseruan kami "Tanggung mah!"tolak Nino Tante Inge menggeram lalu tolak pinggang di hadapan kami.Penampilannya sudah berubah seperti emak emak yang memakai daster batik panjang berwarna biru cerah dan rambutnya basah.Pasti bis naina,pikirku sih,soalnya Obi cengar cengir ke arahku dan Roland "Anjir basah bro!"bisik Obi padaku Aku tertawa pelan "Mandi ga!,kamu mau papamu ngamuk karena kamu ga nongol di musola?,beresin ga!,kalian bisa main lagi nanti,sekrang mandi!"perintah tante Inge galak Nino menurut setelah menggerutu. "Ayo bro,kalo elo ga mau dengar suara nenek lampir"ledek Nino lalu membereskan PS Tante Inge malah tertawa "Mama tunggu di mussola,dan bangunkan Gladis,perawan mau magrib malah tidur trus"keluh mamanya lalu berlalu ke belakang. "Ayo bro!,mandinya di kamar gue aja"ajak Nino Kami menurut masuk kamar Nino sedangkan Nino mengetuk kamar adiknya yang berada di sebrang kamarnya.Lantai atas rumahnya juga menabjukan.Ada lima kamar berderet dan satu ruangan lagi dengan sofa berderet rapi yang menghadap balkon. "Elo sholat trus No?"tanyaku menunggu giliran mandi. Nino duduk di sebelahku di ranjangnya "Bolong bolong,kalo subuh sama magrib mesti bro,emak gue ribet,kalo subuh udah teriak teriak sama magrib wajib sholat di mussola di belakang rumah.Apalagi ada bokap gini!"jelas Nino "Sholat yang lain?"tanyaku "Kalo mood!"kata Nino cengar cengir "Kalo nyokap bokap elo?"tanyaku "Sholat sih kayanya,kalo waktu sholat lain mereka kayany sholat di kamar.Bokap bilang kalo magrib sama subuh mesti bareng bareng sholat di mussola bareng pekerja di rumah,biar gue sama Gladis ga sombong walaupun anak bokap,dan biar gue ma Gladis sadar kalo kita setara di hadapan tuhan walaupun bokap gaji banyak pembantu di rumah ini.Kan emang di mussola doang,bokap aja yang kata orang,bos besar,tetap aja sujud sama tuhan sama kaya supir apa tukang kebun rumah gue"jelas Nino lagi Aku terdiam.Benar juga konsep sederhana yang coba om Pras sampaikan pada dua anaknya yang narsis.Pantas pembantu di rumah ini kelihatan santai menjalankan perintah tante Inge dan Gladis tadi. "Gantian Men"tegur Roland menjeda obrolan aku dan Nino "Sana duluan!"perintah Nino Aku beranjak ke kamar mandi.Sudah ada handuk bertumpuk di kamar mandi Nino yang besar.Emang anak raja ini sih,kamar mandi aja gede banget.Mana perlu banget ada bathtube padahal Nino anak cowo.Apa mungkin Nino berendam juga seperti anak gadis?,aku jadi tertawa membayangkan si tengil berendam di dalam busa yang beraroma bunga bunga.Dasar norak!. Tepat azan magrib kami sudah rapi dan bergegas ke mussola di belakang rumah Nino.Cukup besar juga karena mampu menampung banyak orang.Selesai kami wudhu,kami bergabung dengan Om Pras yang sudah duduk bersila di apit supir yang tadi di suruh Nino meneruskan mencuci mobil dan satu orang lain seprtinya pekerja ruma Nino juga. Ada 5 orang pekerja laki laki dan 5 orang pekerja perempuan yang bergabung dengan tante Inge dan Gladis yang sudah rapi dengan mukena mereka.Kami yang muda ikutan mengambil tempat saat om Pras mempersilahkan si pak supir memimpin sholat.Iqomat berkumandang dan kami mulai sholat. Saat itu rasanya luar biasa Mi,aku memang jarang melaksanakan sholat.Untuk pertama kalinya aku merasakan hikmadnya sujud.Suasana ini membuat hatiku mendadak gerimis.Seandainya aku bisa melakukannya dengan ayah dan bundaku,aku pasti tidak akan seperti Nino yang mesti di omelin tante Inge. Itu yang membuatku bertahan duduk sila dan berdoa sementara 3 temanku bangkit keluar mussola.Aku mendoakan ka Tara seperti doa yang mungkin di panjatkan bundaku kala dia sholat. Aku tak menyadari kalo om Pras juga bertahan sampai duduk mendekat di sebelahku "Doa apa yang kamu minta Men?"tegurnya mungkin karena melihat sudut mataku berair Airmataku malah meleleh.Om Pras memelukku.Pelukanya hangat,sehangat pelukan ayahku saat aku akan tanding taekwondo untuk naik tingkat.Tangisku pecah dalam pelukan papa Nino "Butuh bicara?"tegurnya setelah pelukan kami terlepas Aku mengusap airmataku "Salah ya om kalo anak lelaki nangis kaya aku?"tanyaku Om Pras tersenyum "Ga...selama kamu masih merasa kamu manusia,om tanya apa yang kamu minta dalam doamu?"tanyanya mengulang Aku menghela nafas pelan lalu mengalirlah soal kematian ka Tara karena kanker dan kemarahanku pada ayah. "Men...tuhan itu mah tau,jangan kamu marah hanya karena tuhan tidak mengabulkan keinginanmu"katanya Aku menantapnya "Maksud om?"tanyaku "Ya...kamu marah karena ayahmu tak datang saat kakakmu meniggal,jangan begitu,ayahmu pasti punya alasan"jwabnya "Paling karena pekerjaan,apa pekerjaan lebih penting daripada kematian putrinya,atau rasa kehilanganku dan bunda?"tanyaku Om Pras tersenyum lagi "Kamu terlalu kecil untuk mengerti.Ayahmu ga bisa pulang karena alasan yang mungkin tak bisa kamu terima,tapi om yakin pasti semua akan bermuara pada kepentinganmu dan bundamu.Ga ada yang ga sedih saat kehilangan orang yang kita sayang Men.Om juga gitu,kadang saat om mesti ninggalin istri om sementara anak om sakit,om rasanya mau ngamuk,tapi om punya tanggung jawab pekerjaan,om akhirnya pasrah dan menyerahkan pada tante.Om tetap melanjutkan pekerjaan dan buru buru selesaikan untuk bisa pulang.Ayahmu pasti begitu.Dia pikir kakakmu sudah berpulang,sudah takdir.Ada kamu yang mesti dia urus.Kalo dia meninggalkan pekerjaan bukan ga mungkin dia akan kehilangan pekerjaan,lalu bagaimana nasibmu?,bawa kepala om kalo ayahmu ga merasa hancur juga.Ini namanya kedewasaan berpikir Men,saat kamu dewasa kamu akan mengerti.Bundamu sudah dewasa jadi bisa berlapang d**a menerima keadaan kalo ayahmu tidak mendampinginya"jelas om Pras lagi Aku tercenung "Makasih om!"kataku Om Pras tersenyum "Lain kali coba ngobrol sama ayahmu ya...biar kamu tau alasan yang sebenarnya jadi kamu tidak berprasangka"jwab om Pras Aku mengangguk "Ayo makan!,mereka ga akan mulai makan kalo kita ga cepat bergabung!"ajak om Pras bangkit Aku menurut ikut om Pras untuk makan malam Kamu tau Mi? Entah mengapa saat aku selesai curhat pada om Pras,aku merasa lega.Mungkin karena selama ini aku pendam kecewaku sendiri jadi aku suntuk trus,mungkin ya?,aku tak tau pasti penyebab aku merasa lebih lega. Di lain waktu saat aku dan ketiga temanku berkumpul untuk pulang sekolah bareng,Roland terus menerus bicara di handphonenya.Entah dengan siapa dia bicara,karena dia kelihatan marah.Aku,Nino dan Obi hanya bisa mengawasi dan menunggu Roland selesai bicara "Nampol bokap sendiri dosa ga sih?"tanya Roland begitu selasai bicara di telepon Kami bertiga kompak menatap Roland "Kenapa?"tanya Obi bereaksi lebih dulu Roland menghela nafas gusar "Nyokap nemuin bokap gue sama cewe dan mesra banget"jawab Roland pelan Kami semua jadi terdiam "Temenin gue ke kantor bokap mau ga?"tanya Roland "Ngapain?"tanya Nino kali ini "Kan gue bilang nampol bokap sendiri dosa ga?"tanya Roland mengulang "Kalo emang butuh ditampol ya gue bantu"jwabku mendadak geram Roland tersenyum "Come on!"ajak Roland Nino dan Obi masih diam "Elo berdua ga mau bantuin gue?"tanya Roland "Ga bisa di omongin dulu Rol,tanya baik baik dulu!"kata Obi Roland terdiam "Kadang kan kalo cemburu suka salah faham"kao ini Nino bicara lagi Roland tertawa "Bokap elo berdua bukan b******n kaya bokap gue,elo ga tau bokap gue"kata Roland Nino dan Obi terdiam "Udah ma gue aja"kataku merangkul bahu Roland "Gue ikut!"kata Nino "No,mana bisa sih ribut sama bokap sendiri?"kata Obi menjeda "Ya minimal kalo kita ikut kita tau seberapa b******n bokap Roland,kalo elo ga mau ikut ya udah"kata Nino Aku dan Roland tertawa "Ya udahlah gue ikut,bete juga pulang sendiri"putus Obi Kami bersorak "Ayolah konvoi aja!"kataku karena sekarang Nino mulai bawa motor dan bukan mobil lagi untuk ke sekolah Beriringan kami ke kantor papa Roland di bilangan Kalibata.Papa Roland berkantor di kantor pajak untuk perusahaan perusahaan asing.Gokil ternyata bokapnya Roland termasuk pejabat teras juga.Dia punya ruangan sendiri. "Pah....."tegur Roland begitu masuk ruangan papanya "Rol....ada apa?"tanya papanya bangkit dari kursi kerjanya Kami bertiga mengawasi saat Roland maju dan berdiri berhadapan papanya "b******n kali komuknya!"desis Nino berbisik Aku dan Obi tersenyum menanggapi Dengan santai Roland meninju wajah papanya dan membuat kami terbelak.Sudut bibir papanya sampai berdarah "Kamu ada apa datang datang hajar papa?"tegurnya lagi sambil mengusap darah di sudut bibirnya yang pecah Roland terengah dan papanya makin maju mendekat.Aku sudah mengepalkan tanganku tapi Nino menahan tubuhku bersiap kalo papanya Roland membalas "Sabar,lihat dulu!"cegah Nino berbisik "Papa kenapa ga bosen bikin mama nangis sih?,aku muak lihatnya"keluh Roland keras Papanya malah mengerutkan dahinya "Mamamu nangis?,kenapa?"tanyanya Bukan jawab,Roland malah mencengkram kemeja papanya "Sabar nak!,kita bisa bicara,papa akan dengar!"cegah papanya Roland tak bergeming sampai Obi maju dan mengusap tangannya yang mencengkram kemeja papanya "Dengar dulu Rol,elo jelasin!"kata Obi Perlahan Roland melepas cengkraman kemeja papanya "Ayo kita duduk di sofa!,kalian teman anak om?"tanyanya sambil berjalan ke sofa ruangannya. "Iya om,aku Gerenino Sumarin,panggil aku Nino!"kata Nino mengikuti langkah papa Roland yang duduk di sofa singel setelah mencium tangannya "Oh...apa kamu anak pemilik Sumarin group?"tanya papa Roland santai Gokil ga sih?,nama Sumarin kayanya famous banget ya!! "Iya om,Prasetya Sumarin papaku!"jwab Nino "Okey ....om Raka Rahardian panggil om Raka aja..eh ayo kalian duduk,kamu Obi dan Omen kan?,kalo ga salah kalian tetangga om kan?"sapanya padaku dan Obi Obi mendekat dan mencium tangan papa Roland "Iya om"jawab Obi lalu duduk di sebelah Nino Mau ga mau aku mendekat ke arah papa Roland mencium tangannya juga lalu duduk di sebelah Nino,jadi Nino di apit aku dan Obi. "Rol....ayo sini!"panggilnya Roland mendekat dengan enggan lalu duduk di sofa singel di hadapan papanya "Papa ngapain sih jalan jalan sama cewe cewe bitchy,mama mergokin papa lagi makan di resto sama cewe muda"keluh Roland cemberut Om Raka malah terbahak "Jadi mamamu mengadu sama kamu,kenapa tadi ketemu papa malah diam aja ya?"jawab dan tanya om Raka "Papa mau mama jambak itu perempuan bitchy?,ga mungkinlah mama punya adab sopan,bukan cewe murahan seperti yang suka papa tenteng"jawab Roland Om Raka tertawa pelan "Papa malah maunya mamamu jambak rambut tuh perempuan dan seret papa pulang"jawabnya terlihat sedikit menunduk Kami saling menatap "Kok gitu om?"tanya Obi Om Raka tersenyum dan menghela nafas pelan "Biar om tau kalo tante masih mau sama om!"jawabnya Kami beralih menatap Roland yang sedang menatap papanya "Papa ngomong gini maksudnya apa?"tanya Roland pada papanya "Ga ada Rol....kalo pun papa cerita kamu akan sulit mencerna Rol,biar ini jadi urusan papa sama mama,jalankan saja tugasmu,kamu sekolah yang benar,bergaul yang baik baik..." "Biar ga jadi b******n kaya papa"potong Roland Om Raka malah tertawa "Ya...bisa jadi begitu.Pokoknya urusan mama dan papa biar kami yang selesaikan!"jawab om Raka "Kenapa sih kalian ga cerai aja?,papa jadi bebas mau ama selir selir papa,mama juga bebas ga perlu sakit hati,kali ganti pasangan bisa bikin lebih happy"kata Roland Kami hanya menyimak.Om Raka sendiri terlihat tercenung "Lalu kamu?"tanya om Raka pada Roland "Aku ga apa apa asal kalian happy!"jawab Roland santai Om Raka tersenyum dan memggeleng pelan "Masalahnya papa mencintai mamamu Rol!"jawabnya dan sontak membuat kami saling menatap "Kalo cinta ngapa om selingkuh?"mulut Nino bereaksi Om Raka terbahak "Gitu ya???,ga apa kalo kalian anggap gitu.Om ga bohong kok cinta mama temanmu,cuma kan mamanya Roland kayanya ga perduli!"jawabnya Roland terdiam "Pertanyaan itu kasih mamamu Rol!,kenapa ga nuntut cerai sama papa!"kata Om Raka Roland cemberut "Rugi kali,kan mama nemenin papa dari papa belum jadi kaya sekrang,masa papa udah enak di iklasin ke cewe lain!,mama juga takut kali papa ga urus aku lagi,padahal aku ga perduli,aku bisa kerja"jawab Roland Dan om Raka terbahak "Ini hasil mamamu curhat apa hasil investigasimu??"goda om Raka "Aku sih...mama mah ga suka ngomong soal cerai!"jwab Roland "Nah...bingung kan??makanya ga usah kamu sibuk pikirin soal ini.Cukup kamu sekolah yang benar,jagain mamamu,dan kalo dia curhat kamu dengarin,papa udah lama sekali ga di ajak ngobrol mamamu"perintah om Raka Roland terdiam "Lalu cewe tadi ayam mana lagi?"todong Roland Om Raka terbahak keras sekali "Kamu mau?,nanti papa kenalin,cocoklah kalo smaa kamu apa teman temanmu,papa gampang cari lagi"jawabnya masih tertawa Roland terbelak dan kami cuma bisa meringis "Wagilaseh..."desis...Obi... Om Raka malah terbahak lagi "Udah papa bilang bukan urusanmu,ini urusan papa sama mama Rol.Saat kamu dewasa kamu bakal ngerti kalo pernikahan itu punya banyak permasalahan kompleks.Tidak sesederhana yang kamu pikir atau temanmu pikir.Ga mungkin orang memutuskan nikah karena cinta doang,atau setelah nikah dan merasa ga cocok atau ga cinta lagi terus gampang mutusin cerai.Penikahan itu selalu di ikuti juga dengan konflik!"jelas Om Raka Kami terdiam "Kalo remaja kaya kalian,paling pusing soal uang saku,tongkrongan,atau gadis gadis yang jadi inceran,selebihnya ga ada.Soal sekolah pun pasti kalian sepelekan.Kalo sudah dewasa mana mungkin begitu Rol,ada banyak hal yang mesti jadi pertimbangan.Ga cuma soal kita dan pasangan,tapi juga orang orang di sekitar kita,anak,keluarga,lingkungan.Saat kamu dewasa,nanti kamu ngerti!"kata om Raka lagi Kami masih diam "Papa ga minta banyak sama kamu,papa juga tau kamu kesal.Tapi kamu mesti tau ,kalo yang papa lakukan sekrang,ini cara papa mencari tau apa yang inginkan oleh mamamu dari papa.Buat kamu tau juga,sampai kapan pun papa ga akan pernah lepas mamamu apa lagi menduakan,jadi kamu tenang aja!,kamu anak papa Rol,sampai kapan pun anak papa"tutup om Raka Roland masih terdiam sampai kami pamit pulang. "Makasih tonjokannya,papa senang caramu menunjukan rasa sayangmu pada mamamu,dan papa senang kamu kasih tau kalo mamamu nangis berarti mamamu cemburu!"kata Om Raka tertawa pelan Ga cuma Roland,kami bertiga pun bingung.Sampai kami memutuskan nongkrong di mall kalibata untuk ngobrol         
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN