Masa orientasi selama seminggu berjalan mulus buatku.Tapi tidak dengan Nino dan Queen.Nino kewalahan karena kakak senior OSIS yang di mintai tandatangan lebih sibuk menggodanya dan minta nomor handphone yang tidak Nino kasih.
"Emang ribet kalo ganteng kaya gue"keluh Nino bikin aku eneg
"Ga usah rendahin diri naikin mutu!"umpatku kesal
Nino ngakak lalu diam saat Queen kelihatan kewalahan menghadapi cowo senior OSIS yang menyuruhnya bernyanyi untuk minta tanda tangan
"Deketin yuk Men,kasihan!"ajak Nino
Aku mengekor dan pura pura berdiri di belakang tiga senior OSIS di pinggir lapangan
"Ayo nyanyi Queen!,katanya suara elo bagus"perintah salah satu senior cowo
Dia menatap kami yang berdiri di belakang Senior yang mengerjainya
"Nyanyi apa Kak?"tanyanya malu karena dua teman si senior tertawa menggodanya.
Nino sudah mengepalkan tangan.
"Sabar,cuma di ledek,bukan di cabulin!"cegahku berbisik
Nino diam tenang lagi
"Lagu iwan fals aja deh,kalo ga bisa ga usah tanda tangan ya?"godanya si senior lagi
Nino mendengus kesal
"Cewe mana tau lagu Iwan Fals,sengaja ini sih!"keluh Nino
Aku diam mengawasi.Emang keliatan sengaja.Tapi Queen terlihat tenang
"Okey...yang mana kak?"tanyanya
"Bebas,mau gue gitarin ga?"tanya si senior
"Boleh aku aja ga?"tanyanya
Tiga senior itu bersorak lalu memberikan gitar pada Queen
"Ini serius?"tanya Nino menatapku sambil tertawa
Aku jadi tertawa
"Liat aja!"perintahku saat melihat Queen santai duduk di bangku dan memangku gitar yang di sodorkan salah satu teman si senior OSIS
Perlahan dia memetik gitar.
"Yang terlupakan..."desisku lagu Iwan Fals yang jadi favoritku
Nino sudah tertawa senang dan tiga senior sudah bersorak
"Denting piano saat jemari menari...nada merambat pelan...di kesunyian malam saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang.....yang pernah terlupakan...."katanya mulai bernyanyi
Astaga...suaranya....Dia tersenyum menatapku dan Nino lalu menunduk lagi fokus dengan petikan gitarnya
"Hati kecil berbisik untuk kembali padanya...seribu kata menggoda..seribu sesal di depan mata...seperti menjelma..waktu aku tertawa....kala memberimu dosa....oh...maafkanlah.."lanjutnya bernyanyi lalu menghela nafas panjang
Dan nyanyiannya menarik perhatian orang orang di sekitar kami
"Rasa sesal di dasar hati,diam tak mau pergi....haruskah aku lari dari kenyataan ini....pernah ku mencoba tuk sembunyi...namun senyummu tetap mengikuti..."setengah menjerit Queen menyanyikan bagian refrain lagu
Nino sampai ikutan bernyanyi pelan.Queen terus menyanyi sampai lagu habis
"Namun...senyummu tetap mengikuti....."tutupnya lirih dan petikan gitar terhenti
Kami masih terbius lalu tepuk tangan menggema dari sekelompok orang yang menontonnya bernyanyi.Nino apalagi sudah tepuk tangan dengan antusias
Queen malah menunduk dengan wajah merona
"Udah yak kak,tanda tangan"rengeknya manja pada si senior OSIS yang juga tepuk tangan
"Iya...mana bukunya!"kata si senior
Dia tersenyum lalu menyerahkan gitar dan buku berisi kumpulan tanda tangan.
"Makasih kak!"pamitnya riang menerobos kerumunan dengan wajah yang lagi lagi merona
"Susul Men!"ajak Nino antusias lagi
Aku mengekor di belakang Nino yang berhasil menarik tangan Queen
"Gue baru tau elo anak OI juga"kata Nino sambil menjajari langkah Queen ke kelas
Dia tergelak tepat aku menjajari langkahnya juga di sisi lain.
"Papa gue suka nyanyiin semua lagu Iwan Fals,gue jadi hafal.Yang tadi termasuk yang gue suka.Romantis!"katanya masih tertawa
Nino tertawa juga
"Elo bisa main gitar?"tanyaku
"Dikit!,kalo piano gue jago!"jawabnya sambil cengar cengir.
Satu lagi keunikan seorang Queensha.
Sehari setelah masa orientasi berakhir aku,Obi dan Roland menemukan Nino sedang di cengkram kerah bajunya oleh seorang kakak kelas di kantin pojok.
"Ada apaan Bro!"tegurku
Rino kakak kelas kami sudah siap dengan tinjunya ke wajah Nino
"Jangan ikut campur Men!"cegahnya saat aku mendekat
Obi dan Roland sudah menatap cemas ke arahku.
"Gue emang ga bakal ikut campur kalo teman gue salah,tapi kalo teman gue ga salah gue ga mungkin diam aja"jawabku
Rino melepaskan cengkraman tangannya di kerah baju Nino.Wajah Nino sudah memerah menahan marah.Ini bocah ga tau bahaya.Rino termasuk senior rese di sekolah.Aku pernah juga di keroyok pas kelas X,dengan alasan sepele.Tapi jangan panggil aku Omen kalo aku kalah melawan 5 orang yang mengeroyokku.
"Oya?,nih bocah tengil teman lo?"tanya Rino menantang
"Iya...sama dua yang lain!"jawabku santai ke arah Obi dan Roland
Rino menatapku
"Trus elo maunya apa?"tanyanya
"Elo aja yang maunya apa,supaya elo ga ganggu gue sama teman teman gue"jawabku
Rino menatapku
"Ga mungkin di sini kan?,elo udah kelas XII mau elo kena skors gara gara ribut ma gue?"tanyaku
Rino diam sebentar.
"Pulang sekolah gue tunggu di taman ujung komplek depan sekolah,kalo elo ga datang,jangan harap elo sama teman teman elo tenang di sekolah selama gue belum lulus!"ancam Rino
Aku tertawa
"Deal,ayo No!"ajakku pada Nino yang masih mengepalkan tangannya
Kami sampai ga jadi makan gara gara kejadian ini.Kami berempat jadi nongkrong di gudang belakang sekolah untuk merokok dan menunggu bel istirahat berakhir.
"Elo ngapa cari masalah"keluh Obi
"Masalah apa sih?,gue lagi lewat trus dia nyengkat kaki gue,untung gue ga jatoh,ya gue tanyalah ada masalah apa.Eh dia bilang katanya gue goda cewenya.Cewenya yang mana aja gue ga tau"sanggah Nino
"Elo tau cewenya tuh senior?"tanya Roland padaku
Aku menggeleng,ini sih beneran alasan Rino doang untuk cari lawan tanding adu jotos.
"Udah tar pulang kalo elo pada takut ga usah ikut gue"kataku santai
Nino melotot
"Kata elo gue banci,dia udah bembeng gue ke tembok,elo pikir gue bakal sia sia in kesempatan buat nabok dia"bentak Nino
"Ga usahlah No,tar muka elo yang keceh bonyok!"cegah Obi
"Elo kalo ga mau ikut ga usah ribet,elo tar liat muka gue bonyok juga bakal tetap di demenin"sanggah Nino
Aku memutar mataku
"Narsis lagi!"keluhku
Nino ngakak sendiri
"Udah Bi,kalo elo takut bonyok trus Karin ga mau samaa elo,elo pake baju cheers aja terus pake pom pom buat semangatin gue,Omen sama Nino!"ledek Roland
Obi cemberut
"Gue cuma males dengar emak gue ngomel"keluh Obi
Kami tertawa minus Obi
"Jadi elo mau ikut apa ga?"tanyaku
Obi diam
"Ikutlah...."desisnya pasrah
"Gitu dong...baru namanya teman!,kalo ganteng ya bareng bareng,kalo bonyok ya bareng bareng,jangan elo mau ganteng sendiri sementara yang lain bonyok!"ledek Nino sambil merangkul bahu Obi
Obi menyoraki Nino sendirian.Aku dan Roland hanya tertawa melihat mereka.
Pulang sekolah aku dan tiga orang temanku sudah bergerak ke taman komplek yang Rino maksud.
"Ini beneran kita mesti lawan mereka?"tanya Nino berbisik melihat Rino sudah menunggu dengan 9 orang temannya yang berwajah sama tengilnya dengan Rino
"Kalo elo takut,elo mundur!"kataku sebelum melangkah maju berhadapan dengan Rino
Nino menghela nafas kasar
"Maju terus jangan kasih kendor"bisik Nino
"Gas poll!"bisik Roland tertawa pelan
"Anjir geder...."hanya Obi yang komen aneh
"Gue pikir elo takut buat datang!"ledek Rino
Aku tertawa
"Alasannya apa gue buat takut?,kangen gue senang senang!"kataku
"Yoi Bro...kapan lagi bisa nabok senior"jawaban tengil Nino yang di sambut geraman kawanan Rino
"Bacot bancat!!"jerit salah satunya
Baku hantam tak bisa di hindari lagi.Aku sudah di serang oleh Rino dan dua temannya.Nino,Roland dan Obi yang lebih banyak berlarian dari pada meninju lawan
"Ampun mamak......Obi mau di tampol...."jeritnya saat tinju melayang
"Bego lo Bi!!"kataku membantunya
Obi cengar cengir.
"Dekat gue Bi!!"jerit Nino
Obi berlari berdempetan dengan tubuh Nino.
Aku memilih fokus melumpuhkan Rino yang punya kemampuan karate,kalo kawanannya sih sama seperti tiga sahabatku yang cuma main hantam tanpa perhitungan
"Ma...mak....."jerit Obi saat wajahnya tertonjok
"Astaga ...Bi...tendang apa...!!"keluh Nino menarik kemeja Obi agar mundur dan dia yang ganti menyerang 3 orang senior yang merubung
Cuma Roland yang tampak tenang menghadapi 3 senior juga.Aku harus benar benar cepat habisin Rino kalo ga teman temanku bisa terkapar.Nino juga sudah hampir terdesak karena Obi penakut sekali.
Dengan tendangan putar,aku tendang perut Rino sampai dia terpental dan menyulut amarah anak buahnya.Aku tak buang waktu.Aku tendang perut mereka juga dekat dengan ulu hati,daerah yang dapat melemahkan pertahanan setelah bagian belakang kepala.Tiga orang terkapar.Rino masih belum bangkit.Kesemapatanku membantu Roland yang kepayahan.
"Thanks Bro!"cetus Roland sebelum ikut menendang berdua denganku.
Kami berdua dengan brutal menendang 4 orang di hadapan kami dan keempatnya berakhir dengan tendanganku di bagian perut.
"Sini Men!!,cape gue"jerit Obi
Aku dan Roland bergegas membantu karena Nino sudah tersengal sambil memegang perut
"Mundur!"perintahku mengambil ancang ancang,sebenarnya Nino sudah menghantam mereka,tapi karena tak tau titik lemah jadi mereka bertahan dan tidak tumbang
"Tinggal 3 orang!"cetus Roland tersengal juga
"Mundur lo,tar kena!"dorongku pada tubuh Roland
Roland menurut sepertinya memang sudah tidak kuat.Aku hadapi sisanya sendiri dan mereka lagi lagi tumbang di dengan tendanganku di bagian perut.
"Masih mau bangun ga?"tanyaku menantang.
Mereka semua mengerang.Aku anggap selesai dan aku menghampiri tiga temanku yang juga babak belur.
"Sakit euy!!"keluh Obi karena rahangnya memang biru
"Ya elah Bi,dikit,gue nih penuh"kata Roland menunjuk mukanya yang memang penuh memar.
"Udah ayo balik!"ajakku berbalik
"AWAS!!"jerit Nino mendorong tubuhku dan dia menendang tangan Rino yang memegang pisau lipat.
Rino mau bangkit menyerangku lagi tapi Nino sudah mengambil alih bagianku.Dengan emosi Nino menendangi wajah Rino sampai Rino terkapar
"Nih buat yang tadi elo salip kaki gue!"jerit Nino geram sambil menuduk dan meninju wajah Rino
"Ini buat bikin teman teman bonyok!"kata Nino meninju lagi wajah Rino lalu bangkit
"Dan ini.......buat elo yang berani banget mau nusuk teman gue......"kata Nino menginjak tangan Rino yang tadi menodongkan pisau lipat.
Rino mengerang dan Nino dengan kejam malah menggilas jemari tangan Rino
"Udah No!,udah ga berdaya!"kataku mendorong tubuh Nino
Nino mendengus kesal
"Gedek gue...masa pake pisau,curang namanya"protesnya
Aku ambil pisau yang tergeletak dan jongkok di dekat wajah Rino
"Ini gue anggap selesai ya...jangan berpikir untuk balik nyerang gue apa teman teman gue,atau gue laporin elo sama teman teman elo ke guru BP,ngerti ga lo?"tanyaku
Rino mengangguk pelan,aku lalu bangkit
"Trus...pisaunya gue tahan,buat jaminan biar elo semua nepatin janji!"kataku sambil menunjukan pisau pada 10 orang yang terkapar di hadapan kami
"Cabut yuk!"ajak Nino
Aku,Roland,Obi mengekor
"Ga bisa balik nih gue,sore baru bisa!"kata Nino
Kami diam
"Ke rumah gue aja,bunda gue udah biasa lihat gue babak belur mah"ajakku
Mereka bersorak
"Minjem selampe No!"pinta Obi
"Emang gue banci bawa selampe,anduk kecil mau lo?,tapi di tas,buat apa sih?"tanya Nino
"Rumah gue depan rumah Omen,emak gue tar lihat gue bis berentem"kata Obi
"Elo tutupin juga tau Bi!"ledek Roland yang masih meringis nahan nyeri.
"Minimal gue sempat buat ngarang bebas kalo nyokap tau gue bonyok!"jwabnya
"Elo mau ngarang apa?"tanyaku
"Ya paling bilang jatoh dari motor"jawab Obi
"Mudah mudahan aminn!"cetus Nino mengusap wajahnya
Obi merengut
"Elo mah doain gue jatoh"dorong Obi pada bahu Nino
"Lagi bohong!,bilang aja berantem,elo ga akan dapat apa apa dari bohong,enak ga enak mending jujur,gue sih tar ngomong gue berantem..
Paling mama gue ngomel bentar tar kalo gue udah meringis sakit paling dia ribet obatin"jawab Nino
"Itu sih ngapa elo ga pulang aja,ngapa ke rumah gue?"protesku
"Mama gue arisan sama emak emak komplek,pulangnya sore,gue pulang juga ga ada yang urus gue,tar aja gue pulang kalo mama gue pulang"jawab Nino santai
Akhirnya kami berakhir di rumahku