JEss
"Dia mengadu padamu?? Hei, dia yang memulai duluan, Greg. Aku bahkan tak mengenalnya sama sekali dan dia memancing emosiku," sahut Jess merasa benar.
"Kau cukup menghindarinya dan pergi darinya, Jess," ucap Greg.
"Aku menghindarinya? Dia memulainya, maka aku harus memberi pelajaran padanya. Aku sama sekali tak takut padanya," kesal Jess.
"Jess, bisakah kau menurut padaku sesekali saja?" sahut Greg yang ikut kesal karena sikap Jess yang menggebu-gebu.
"Aku merasa sudah melakukan hal yang benar. Wait, kau masih menyimpan nomernya?" tanya Jess dan mengambil ponsel Greg di atas meja nakas.
Jess tahu nomer pin ponsel Greg karena wanita itu selalu memeriksa ponsel Greg untuk memastikan Greg tak bermain di belakangnya. Bahkan Jess lah yang mengendalikan akun sosial media miliki Greg. Setiap ada teman wanita Greg yang sekampus mengirim pesan ke ponsel Greg, akan selalu dicurigai oleh Jess.
Greg mengambil kembali ponselnya dan menatap Jess dengan tajam.
"Stop, Jess!! Aku tak tahan denganmu. Lebih baik kita putus saja. Kau egois dan kau sangat toxic," marah Greg.
Jess terpaku di depan Greg karena Greg tak pernah mengatakan hal itu sebelumnya.
"Kau berselingkuh, Greg? Maka dari itu kau mencari alasan agar putus denganku?" tanya Jess yang kembali curiga.
"Oh God ... Stop, Jess. Pergilah sekarang," ucap Greg mengusir Jess.
Jess masih terpaku di tempatnya.
"Jess!!" bentak Greg lagi.
"Ya, kau selingkuh dariku. Aku yakin itu," ucap Jess.
"Ya, aku selingkuh darimu. Kau puas? Itu kan yang ingin kau dengar. Sekarang pergilah dan kita tak perlu bertemu lagi," sahut Greg yang tampaknya sudah hilang kesabarannya.
Jess menggelengkan kepalanya dan tak mau pergi.
"Tidak, aku tak akan pergi. Kau hanya emosi sesaat, Greg," jawab Jess.
"Jess, please," sahut Greg.
Lalu Jess memeluk Greg.
"Oke, maafkan aku. Aku tak akan seperti ini lagi. Aku tak mau putus darimu," ucap Jess akhirnya karena ia tak ingin Greg meninggalkannya.
"Jess, kurasa kita harus break sementara. Aku tak ingin berada di dalam hubungan seperti ini," sahut Greg melepaskan pelukan Jess.
"T-tapi, Greg ... Aku tak ingin putus darimu," ucap Jess.
"Aku minta maaf dan aku tak akan melakukan ini lagi," lanjut Jess.
"Sudah berapa kali kau mengatakan hal itu, Jess? Kau berkal-kali kau meminta maaf seperti ini lalu kau melakukannya lagi," ucap Greg.
Jess menangkup wajah Greg dan mencium bibirnya.
"Please, aku tak ingin putus darimu," ucap Jess lirih dengan mata memohonnya.
"Aku akan berubah. Aku janji," kata Jess lagi sambil menatap mata Greg.
"Beri aku kesempatan, Greg," ucap Jess ketika Greg tak kunjung menjawab apa pun.
"Greg ... Jawablah," mohon Jess sembari melingkarkan tangannya ke leher Greg.
"Oke, tapi ini terakhir kalinya kau seperti ini," ucap Greg akhirnya.
Jess mengangguk senang dan tersenyum lebar lalu menciumi wajah Greg.
"Thank you. I love you soooo much," sahut Jess dan memeluk kembali tubuh Greg.
Lalu Greg melihat ke arah sudut bibir Jess yang masih berdarah itu dan menarik tangannya ke sofa. Pria itu mengambil kotak obat dan mengobati lukanya.
"Jangan berkelahi lagi. Itu tak cocok untukmu. Kau calon Dokter dan tanganmu adalah asetmu nantinya. Bukankah kau ingin menjadi Dokter bedah plastik?" ucap Greg yang memang ada benarnya.
"Hmm, terima kasih," jawab Jess dengan mode lembutnya.
Senyumnya menyungging cantik lalu mengecup hidung mancung Greg.
"Besok aku libur, kita jalan-jalan?" tanya Jess.
"Tak bisa, besok aku akan membahas tugas Akhirku di kampus besok," jawab Greg.
"Seharian?" tanya Jess lagi.
"Ya, besok lusa saja," jawab Greg dan selesai mengobati luka di bibir Jess.
"Aku tak bisa. Jadwalku penuh besok lusa. Daddy juga menyuruhku ke rumah sakit untuk sedikit belajar di sana," ucap Jess.
"Kita cari waktu lagi nanti," sahut Greg.
"Oke," jawab Jess dan ia membenarkan rambutnya yang berantakan.
Setelah itu, Greg mengantar Jess pulang meskipun sebenarnya Jess masih ingin berada di sana. Tapi Greg tak mau Jess terlalu lama menghabiskan waktunya di apartemennya karena kedua orang Jess selalu mengingatkannya agar Jess lebih sering belajar daripada berkencan.
Dan Greg memahami hal itu karena pelajaran kuliah Jess cukup menguras otak dan Jess harus lebih serius lagi belajar agar tak sampai di DO.
*
*
"I'm hooommeee!!!" teriak Jess ketika baru sampai di rumahnya.
"Halo, Sayang," sambut Jennifer -- sang Mommy.
Jess tersenyum pada Jennifer dan wanita paruh baya itu memeluk putri tercintanya.
"Hei, apa ini? Ada yang memukulmu?" tanya Jennifer.
"Aku hanya berkelahi kecil saja. Tak ada masalah lagi. Aku akan ke kamar dulu, Mom," ucap Jess.
"Jess, jangan seperti ini. Kau tahu kan bagaimana kemarahan Daddy jika kau sampai terluka seperti ini?" sahut Jennifer.
"Come on, Mom. Daddy tak akan memarahiku," jawab Jess berhenti menaiki tangga dan menoleh pada sang ibu.
"Tapi dia akan melampiaskannya pada orang lain, Sayang. Jangan lakukan itu lagi, oke?" sahut Jennifer.
Jess mengangguk dan tersenyum lalu kembali melangkahkan kakinya naik ke tangga.
*
*
Keesokan harinya, Jess makan pagi bersama keluarganya. Layaknya keluarga bahagia, mereka saling mengobrol dengan santai sembari makan pagi.
"Hari ini kau libur, bukan?" tanya Aron -- ayah Jess.
"Ya," jawab Jess.
"Ikut Daddy ke rumah sakit," ucap Aron.
"Tapi bukankah besok aku ke sana, Dad?" tanya Jess.
"Ya, tak ada salahnya kau mengisi waktumu dengan hal-hal berguna, bukan?" sahut Aron.
"Tapi, Dad ..."
"Sayang, kau akan suka di sana. Kau bisa banyak belajar di sana dari teman-teman Daddy," jawab Jennifer.
"Mom, aku sudah pusing dengan pelajaran kuliahku, jadi aku ingin hari liburku benar-benar kuhabiskan untuk libur. Pergi ke rumah sakit membuat otakku sama sekali tak berhenti berpikir, Mom. Aku bisa stress," sahut Jess.
"Baiklah, Daddy tak akan memaksamu. Jadi kau akan pergi bersama Greg hari ini?" tanya Aron.
"Tidak, dia sibuk hari ini," jawab Jess mencebik.
"Ya, dia sudah ada di tahun terakhir kuliahnya, bukan?" sahut Aron.
"Ya," jawab Jess.
Setelah beberapa menit kemudian, Jess dan kedua orang tuanya sudah menyelesaikan makan pagi mereka. Mereka kembali ke kesibukan mereka masing-masing, sedangkan Jess langsung keluar dari rumahnya karena ia akan keluar bersama Linda dan Anna hari ini.
*
*
Di tengah perjalanan, Jess melihat Greg melintas di depannya menggunakan motor besarnya. Greg tampak tak membawa apa pun dan hanya tas kecilnya saja. Lalu Jess memutuskan membelokkan mobilnya mengikuti Greg dari belakang. Wanita itu ingin tahu Greg pergi ke mana karena itu bukan arah menuju kampus.
"Ke mana dia? Mengapa tak menuju ke arah kampus?" gumam Jess.
Jess mengikuti Greg hingga akhirnya sampai di sebuah restoran. Jess melihat Greg turun dari motornya lalu pria itu masuk ke dalam restoran yang tak terlalu ramai itu. Jess kemudian turun dari mobil juga dan mengikuti Greg.
Tak lama kemudian, Greg tampak menemui seorang wanita dan mereka saling bersalaman. Memang tak ada adegan mesra di sana, tapi Jess tampaknya terbakar rasa cemburu sekaligus kesal karena Greg tak mengatakan hal ini padanya.