Greg turun ke bawah menemui kedua orang tua Jess. Greg mengatakan pada Aron bahwa ia akan merundingkan hal ini dengan ayahnya.
Aron sangat terbantu dengan hal ini meskipun sebenarnya ia cukup mampu untuk menyewa pengacara handal.
Hanya saja yang dilawannya adalah orang yang cukup kuat yaitu pemilik Rumah Sakit.
Dengan bantuan Keluarga Uvarov akan membuat masalahnya mungkin semakin cepat selesai dan bisa membersihkan nama baiknya.
Aron yakin bahwa dirinya tak terlibat dalam hal perdagangan obat ilegal yang masuk ke rumah sakit.
Dia hanya dicurigai terlibat karena kerabat sang istri yang bekerja sebagai staf di rumah sakit itu terlibat dengan hal ilegal yang berhubungan dengan pemasok obat.
Setelah satu jam lamanya membicarakan hal ini, Greg akhirnya pamit pulang karena sudah malam.
Tapi Jennifer menahannya dan mengajaknya makan malam bersama. Kedua orang tua Jess sangat berharap jika nanti Greg dan Jess terus berhubungan hingga akhirnya menikah.
Kehidupan Jess akan sangat terjamin jika menikah dengan Greg. Dan itu lah yang sangat diinginkan oleh Aron agar Greg bisa menggantikan dirinya menjaga Jess dengan baik nantinya.
Setelah makan malam, Jess mengantar Greg ke halaman depan.
“Terima kasih, Honey,” ucap Jess setelah makan malm itu berakhir.
“Hmm, good night,” kata Greg yang kemudian mengecup bibir Jess karena wanita itu tampaknya masih khawatir tentang ayahnya.
“Jangan khawatir. Hal ini akan segera berlalu,” lanjut Greg.
Jess mengangguk kemudian memeluk Greg.
“I love you,” ucap Jess.
“Me too,” sahut Greg.
Jess tersenyum lalu berjinjit dan mengecup bibir Greg sembelum pria itu naik ke atas motornya.
“Bye,” ucap Jess.
Greg hanya tersenyum dan kemudian menyalakan mesin motornya lalu pergi dari sana.
Setelah kepergian Greg, Jess kembali masuk ke rumahnya. Ia melihat kedua orang tuanya masih ada di ruang tengah.
“Duduklah di sini, Sayang,” Aron menarik pelan tangan sang putri.
“Ya.” Jess duduk di sebelah sang ayah.
Gadis cantik itu memeluk perut sang ayah dan bersender di pangkal lengannya.
“Jangan khawatir, Dad. Keluarga Greg pasti bisa membantu Daddy.” Jess menatap ayahnya dengan tatapan sendu.
“Ya, terima kasih, Sayang.”
“Mommy berharap kalian akan seterusnya sampai menikah. Dia pria yang baik, Dear,” sela Jennifer.
“Ya, tentu saja aku akan selalu bersamanya, Mom. Meskipun setelah ini kami harus berpisah karena jarak. Tapi kami tetap akan berhubungan,” jawab Jess.
“Apa maksudmu, Sayang?” Aron menautkan alisnya.
“Greg ingin melanjutkan kuliahnya di Oxford. Dia sangat ingin membuat perusahaannya sendiri dan ia ingin menimba ilmu sebanyak mungkin agar bisa mencapai cita-citanya itu,” jawab Jess.
“Bukankah keluarganya sudah sangat kaya raya dan mereka memiliki banyak perusahaan?” sahut Jennifer.
“Tapi Greg ingin memulai usahanya sendiri yang sesuai dengan passionnya, Mom. Aku hanya mendukungnya saja karena aku mencintainya.” Jess memaparkan alasan Greg.
Aron mengusap kepala Jess dan mencium puncak kepalanya.
“Yang kau lakukan sudah benar. Tetaplah mendukungnya dan kau juga harus semakin semangat belajar agar kuliahmu tak terhambat jika kau memiliki nilai-nilai yang bagus.”
“Ya, Dad. Semoga saja kepalaku tidak botak karena pelajaran kuliah sangat sulit,” jawab Jess.
“Kau pasti bisa melaluinya, Sayang. Otakmu terlalu brilian hingga rambutnya enggan berpindah tempat dari kepalamu.”
Jennifer dan Jess tertawa pelan mendengar candaan Aron, setidaknya membuat suasana menjadi lebih tenang kembali.
Mereka kembali tenang dan ceria kembali setelah tadi Greg menawarkan bantuannya. Dan Jess berharap masalah ini akan segera berlalu seperti apa yang dikatakan oleh Greg tadi.
*
*
Sebulan berlalu, masalah yang menjerat Aron sudah selesai dan tuntas hingga akhirnya Aron mendapatkan posisinya kembali di rumah sakit.
Pihak rumah sakit bahkan memberikan kompensasi besar padanya akibat tuduhan pencermaran nama baik.
Meskipun prosesnya menghabiskan waktu hampir sebulan lamanya, tapi sebanding dengan hasil yang didapat.
Aron menyumbangkan kompensasi itu ke yayasan milik Keluarga Uvarov yang dikelola oleh ibu Greg yang bernama Thalia Uvarov.
Aron tak membutuhkan kompensasi itu dan setidaknya ia bisa membayar kebaikan keluarga Greg dengan kompensasi itu karena keluarga Uvarov tak mau menerima bayaran sepeserpun dari Aron.
Hubungan Jess dan keluarga Greg memang sangat baik karena Jess pintar mengambil hati Thalia yang memang sejak dulu ingin memiliki anak perempuan.
Kedatangan Jess tentu saja membuat Thalia lumayan terhibur.
Jess dan Greg sama-sama merupakan anak tunggal dan mereka memiliki level yang sama hingga membuat Jess tak begitu sulit untuk mendekati keluarga Greg.
Seperti saat ini, Jess menyempatkan waktunya sepulang dari kuliah untuk mengunjungi Thalia.
Semalam Thalia meneleponnya dan meminta bantuannya untuk menemaninya ke butik.
Thalia akan pergi ke luar negeri dan membutuhkan pakaian baru karena akan menghadiri beberapa acara penting bersama Dimitrey Uvarov — sang suami.
Kini Thalia dan Jess sudah ada di butik dan Thalia menyuruh Jess untuk memilihkan baju yang cocok untuknya karena selera Jess sangatlah tinggi.
“Mom, ini bagus,” ucap Jess yang memang memanggil Thalia dengan sebutan ‘Mom’ karena Thalia sendiri yang menginginkannya.
Jess mengangkat baju yang dipilihnya dan menunjukkannya pada Thalia.
Thalia menoleh dan mengangguk.
“Ya, itu bagus. Carikan nomer yang biasa Mommy pakai, Sayang.”
“Oke, Mom.” Jess tersenyum dan menuju ke kasir.
Ketika ke meja kasir, Jess melihat seseorang yang sangat tak ingin dilihatnya.
“Ck ck ck … Kau lagi.” Maria terlihat datang bersama dua orang temannya yang Jess kenal karena mereka satu kampus dengan Greg.
Jess tak mempedulikannya dan langsung menuju ke meja kasir. Jess harus menjaga image nya di depan Thalia dan ia tak ingin itu rusak hanya karena Maria.
“Sombong sekali gadis ingusan ini,” cibir Maria di belakang Jess.
Karena butik cukup sepi jadi ucapan Maria terdengar sampai telinga Thalia.
Thalia menoleh pada Jess dan di pikirannya saat ini ia menyangka Maria telah membully Jess.
Thalia mendatangi Jess dan ketiga wanita di belakangnya itu.
“Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada putriku?” semprot Thalia.
Maria melihat ke arah Thalia dan mengerutkan keninganya.
“Ah jadi gadis ini putri anda? Ah ya, sebaiknya anda tahu bahwa putri anda ini orang yang paling menyebalkan dan sombong di kampus,” jawab Maria dan ia tak tahu bahwa Thalia adalah ibu Greg.
“Mom, jangan pedulikan omongannya,” kata Jess menengahi.
Jika saja tak ada Thalia, maka mulut Maria mungkin sudah ia pukul dengan sepatunya.
“Kau membully putriku? Aku bisa melaporkanmu pada kepala president universitas. Aku tak terima hal ini,” ucap Thalia.
“Ternyata anak dan ibunya sama saja sombong,” ucap Maria dan berbalik pergi.
“Hei, jangan pergi!!” panggil Thalia tak terima.
“Mom, sudahlah. Dia teman Greg. Jika dia mengadu pada Greg, maka aku yang akan disalahkan oleh Greg,” bisik Jess.
Thalia mengerutkan keningnya.
“Jadi putraku berteman denganmu?” tanya Thalia pada Maria hingga membuat langkah Maria berhenti dan menoleh pada Thalia.
“Apa maksud anda?” tanya Maria dengan wajah sinisnya.
“Aku adalah ibu Greg dan akan kupastikan Greg tak akan berteman lagi dengan wanita culas sepertimu,” sahut Thalia dengan tegas hingga membuat Maria kaget.
Jess yang ada di belakang Thalia langsung tersenyum melihat ke arah Maria.
‘Kena kau,’ batin Jess.