Bagian 21 "Terima kasih, Mas. Tidak ada lagi kata yang bisa kuucapkan selain terima kasih," ucapku pada Mas Romi setelah kami meninggalkan rumah itu. Sebenarnya berat rasa hatiku untuk menjual rumah tersebut, karena didalamnya banyak kenangan indah yang tercipta. Tapi setelah mengetahui bahwa Mas Ilyas menjadikan rumah tersebut sebagai tempat untuk berzina, maka aku semakin yakin untuk menjualnya. Mas Romi hanya tersenyum mendengarnya. "Aku boleh minta imbalan nggak?" tanyanya kemudian. Seketika aku mengernyitkan kening mendengar permintaannya. Bukannya tadi Mas Romi mengatakan kalau ia tidak butuh imbalan, apa mungkin ia berubah pikiran? Aku kembali mengeluarkan amplop cokelat dari dalam tas. Saat hendak menyerahkannya, Mas Romi langsung menolak. "Bukan itu, aku tidak membutuhkann
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari