Chapter 6

819 Kata
Selamat membaca Setelah melewati perjalanan yang panjang. Akhirnya Sahara tiba di rumahnya. Ia membuka pintu mobil cepat dan buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang-barang pentingnya di kamar. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia merasa jika ia tidak punya waktu banyak. Seolah-olah ia seperti maling yang sedang mencuri. Sahara tergesa-gesa memasukkan barang-barang ke dalam tas besar. Entah kenapa tangannya gemetar. Ia tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Tapi ia merasakan ketakutan yang luar biasa di dalam hatinya. Setelah selesai dan yakin tidak ada surat-surat penting yang tertinggal. Ia berlari cepat menuju mobil. Deg Tubuhnya membeku. Ia merasa seakan jantungnya berhenti berdetak. Tiba-tiba raut wajahnya berubah pucat pasi. Tubuhnya langsung lemas seketika. Bahkan tenggorokannya sangat sakit. Dan saat itu juga batinnya mendesak untuk berlari sekencang mungkin, tapi kakinya sangat sulit untuk digerakkan. Badannya gemetar. Ia mulai melangkah mundur untuk menghindari seorang laki-laki yang sedang menyeringai ke arahnya. Ia sudah tidak bisa berlari dan pergi karena rumahnya terkepung. Di samping, di depan, dan di belakang rumahnya sudah ada segerombolan laki-laki berjas hitam yang mengawasinya agar tidak bisa kabur. Laki-laki itu semakin mendekatinya perlahan. Suara langkahnya yang semakin dekat membuatnya tertekan. Napasnya tertahan. Ia merasa seakan hidupnya akan berakhir. Ia tidak tau harus bagaimana lari dari bahaya yang mengancam ini. "Sudah lama tidak berjumpa, Sahara," ucapnya berat dan tersenyum sinis. Suaranya benar-benar terdengar sangat menyeramkan di telinga Sahara. Sahara semakin mundur. "Jangan mendekat!!!!" Bentaknya kencang. "Kenapa? Bukankah sangat kejam meninggalkan seseorang begitu saja setelah kamu mencoba membunuhnya? Dan aku rasa kamu harus bertanggung jawab, Jalang!!" Sahara mengepalkan tangan erat. Kenapa si b******k ini selalu memanggilnya dengan sebutan Jalang? Seharusnya waktu itu ia membunuhnya dan tidak pernah membiarkannya hidup lagi. Rasa takutnya menguap begitu saja di gantikan dengan perasaan benci. Sahara tersenyum sinis. "Aku tidak pernah menyesal dan aku rasa kamu memang pantas mendapatkannya." Kata-kata itu sangat lancar keluar dari mulut Sahara. Bahkan ia tidak takut lagi apa yang akan Brandon lakukan kepadanya. Rahang Brandon langsung mengeras, wajahnya berubah merah karena menahan emosi. Mendengar ucapan Sahara yang sama sekali tidak merasa bersalah membuatnya naik pitam. Brandon menghampiri Sahara dan memegang pipinya kencang. "Jalang seperti mu memang harus di hukum berat!! Akan ku buat hari-harimu tersiksa!!" Ucapnya tajam. Brandon menghempaskan wajah Sahara kasar dan menarik tangan Sahara tanpa perasaan. Nyaris saja Sahara terjungkal karena tarikan Brandon yang sangat kuat. "Lepaskan aku b******k!!!" "Aku tidak ada urusan denganmu, kenapa kamu selalu mengangguku?!" Brandon tidak menjawab, ia terus menyeret Sahara kasar sampai mobil. "Buka pintunya!" Suruhnya pada Victor. Setelah pintu mobil terbuka. Brandon memaksa Sahara masuk dan mengambil tas di tangan Sahara. "Hey!!" Pekik Sahara. "Kembalikan tas itu!!" Brandon tersenyum miring. "Sepertinya ada barang penting di dalam tas ini," ucapnya sinis. "Aku akan menyimpan ini agar kamu tidak bisa kabur lagi! Sekarang masuk!" Bentaknya. Tapi Sahara hanya diam saja dan menatap Brandon tajam. Sekarang bagaimana caranya ia bisa pulang ke Indonesia? "Jangan memaksa ku untuk memakai cara kasar!! Cepat masuk!!" Bentaknya dengan nada tinggi. "Kalau kamu tidak menuruti perkataanku. Aku akan membakar tas ini!!" Sahara meringis saat Brandon semakin menekan pergelangan tangannya. Ia mendorong Sahara kasar untuk masuk ke dalam mobil sampai kepalanya membentur pintu mobil. Brandon masuk ke mobil dan menutup pintu mobil cepat. Mobil langsung melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Sebelum Sahara memberontak lagi, Brandon memborgol tangan Sahara ke depan. Sahara tersentak kaget. "Apa-apaan ini?" Tanyanya panik. "Diam!!!!" ***** Brandon melepas borgol yang ada di tangan Sahara. Ia menghempaskan tubuh Sahara kasar di atas ranjang. Sahara memekik karena kesakitan. Brandon tersenyum sinis dan melepas jas hitam yang ia pakai. Ia membuangnya asal. "Beraninya wanita ular sepertimu membuatku gila seperti ini!!" Ucapnya serak sambil membuka kancing kemejanya satu persatu. Sahara langsung gelagapan. Ia tidak ingin Brandon melakukan hal itu lagi. Itu sangat menyiksanya dan sangat menyakitkan. "Apa yang___" Belum sempat Sahara melanjutkan ucapanya. Brandon langsung menerjang tubuh Sahara dan melumat bibir merah Sahara kasar. Ia sudah tidak tahan lagi setelah menahan sekian lama. Hasratnya begitu menggebu-gebu. Sudah cukup ia tersiksa karena terus memikirkan tubuh wanita yang saat ini di tindihnya. Sekarang ia harus menuntaskan hasratnya sampai puas. Sahara terus memukul pundak Brandon kencang. Ia tidak sudi di sentuh laki-laki b******k ini lagi. Itu sangat menjijikan. Brandon benar-benar sangat kasar. Ia seperti kuda liar yang sulit di kendalikan. Sahara meringis saat Brandon meremas dadanya kencang dan menciuminya tanpa ampun di seluruh tubuhnya. Ia tidak suka cara Brandon yang sangat agresif. Itu membuatnya semakin membencinya. Brandon mendekatkan wajahnya di telinga Sahara. "Aku merindukan sikap liar mu saat di kamar mandi dulu," bisiknya serak dan tersenyum miring. "p*****r ku!" Tambah Brandon lagi. Pelacur? Hati Sahara bagai dihantam benda tajam. Seumur hidup tidak ada laki-laki yang merendahkannya seperti ini. Tiba-tiba matanya berubah sendu. Ia sangat merindukan seseorang yang selalu membuatnya tersenyum. Orang pertama yang akan menghiburnya jika ia bersedih. Laki-laki yang sangat menghargainya dan tidak pernah kasar sedikitpun dengannya. Yang selalu melindungi dan menjaga dirinya bagaikan berlian. Ia sangat merindukannya. Ia ingin bersama dengannya. Bukan dengan laki-laki b******k yang seperti iblis ini. Matanya memanas. Buliran bening itu mulai menetes dari ujung matanya. Brandon tersentak kaget. Ia tidak tau apa yang ia rasakan, tapi saat melihat wanita itu menangis membuatnya merasakan sesuatu yang aneh. Entahlah? TBC. Yuhuuu aku balik lagi guys. Kok jadi update tiap hari ya Aduhhh dosa nggak ya nulis kaya gini di bulan puasa Khuhukhu Kalo baca jangan siang-siang ya guys, nanti puasanya batal loh
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN