Angin malam memasuki kamarnya dengan beringas- masuk melalui jendela kaca di pojok kamarnya yang dibiarkan terbuka. Regan melangkah cepat menutup jendela tersebut, kemudian kembali duduk di samping tempat tidurnya, melihat Elena yang terbaring dengan wajah pucat. Seperti tahu bahwa Regan sedang memerhatikannya, perempuan itu membuka matanya perlahan, meluruskan badannya yang tadi berbaring meringkuk seperti bayi. Perempuan itu sempat mengeluarkan suara di tengah pingsannya,meskipun suara itu tidak jelas dan Regan tidak bisa mengartikannya. Seperti tersadar dari mimpi buruk, wajah Elena tampak gelisah. Melihat sekelilingnya yang sepertinya tidak asing baginya, karena sebelumnya ia pernah tidur di kamar itu- kamar yang sama ketika ia bangun dan menemukan Regan hampir telanjang di depannya.