merintis karir

1028 Kata
Denia merasa senang karena dia bisa Lulus dari Sekolah Menengah atas, meskipun dia ingin merasakan bangku kuliah tapi dia menyadari bahwa orang tuanya tidak mampu membiayainya untuk melanjutkan bangku sekolah ke universitas,dari umurnya 5 tahun dia sudah tidak mempunyai ayah karena ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya. karena ibunya sakit-sakitan dan sudah tidak bisa bekerja terpaksa Denia diberi makan dan disekolahkan oleh bibinya yang merupakan saudari kandung dari ibunya. Denia berniat mencari kerja,tetapi dia tidak tau dimana akan memasukan berkas lamaran kerjanya,jadi Denia menitipkan berkasnya di beberapa tempat yang memang membuka lowongan pekerjaan yang dia lihat dari situs internet. sambil menunggu panggilan kerja,Denia pergi mendaftar ke agency model, mengingat dulu sewaktu masih sekolah Denia sering mengikuti dan memenangkan beberapa lomba model tingkat anak sekolah, apalagi postur tubuh Denia yang tinggi semampai,kaki jenjang,rambut panjang dan wajah yang mulus memang mendukung dia untuk menjadi seorang model. Denia yang menjadi seorang model Cat walk sering nampak di berbagai acara peragaan busana,tapi bayaran yang dia dapat tidaklah seberapa,karena bayarannya dibagi dua dengan agency model tempat Denia bernaung dan juga job model tidaklah setiap hari. Saat Denia sedang berjalan di cat walk, ada seorang pria paruh baya yang melihat Denia dan langsung terpanah pada kecantikan Denia,dia menyukai semua yang ada pada diri Denia lalu meminta nomor Hp Denia kepada pihak managemennya.Karena orang ini dikenal sebagai orang besar dan orang penting, jadi manager Denia yang bernama Adi tanpa ragu langsung memberikan nomor Hp Denia kepada Lelaki itu,orang-orang biasa memanggilnya Bapak Toni. "Denia! sini...." "iya kak,ada apa?" "Tadi...ada orang yang meminta nomor kamu". "siapa kak? om-om yang tadi bicara sama kakak itu?". "iya,bener say,maaf yah tanpa bertanya terlebih dahulu saya langsung memberikan nomor Hp mu kepada orang itu". "hahhh,kok gitu kak!" "eh...Denia,dia itu bukan orang sembarangan,dia adalah salah satu pengusaha sukses di kota ini,bahkan dia mempunyai usaha tambang di suatu daerah lain,ini suatu kesempatan baik bagimu jika dia ingin pendekatan dengan kamu". "jadi,jika dia mengajak ketemuan apa aku harus menerima ajakannya itu?" "ya ampun Denia,hari gini gitu loh,kita tidak perlu berpura-pura sok lugu,apalagi saya tahu kamu pasti menginginkan kehidupan mewah seperti teman-teman kamu yang lain kan? kamu pikir! Cici,Deby,Anggun bisa sering-sering belanja dan foya-foya itu duitnya dari mana coba! kalau bukan dari om-om". "gitu yah kak? nanti aku pikir-pikir dulu deh,kalau aku berani aku akan menggubris orang itu" "ok deh,terserah kamu aja.tapi jangan lupakan kakak yah kalau kamu udah berhasil mendapatkan Pundi-pundi rupiahnya,ahahahhaha". "hmmm...kakak ini,kalau gitu aku duluan yah kak,udah di tungguin ibu nih di rumah". "Ok sayang,sampai bertemu di event selanjutnya.bye....". Telpon Denia berdering dengan panggilan nomor baru yang tidak dikenalnya dan dia langsung mengangkat telponnya. "ini siapa?" "Dek Denia yah?" "iya betul,ini siapa yah?" "saya Toni,kemarin saya meminta nomor Hp kamu kepada manager kamu" "oh...kak Adi,iya...dia udah cerita kok" "lagi dimana nih dek?" "di rumah aja kok Om" "jangan panggil Om lah,terdengar tua sekali saya,panggil ajak kakak,dek!" "baik kak" "kalau adek gak sibuk mau gak jalan sama Kakak ntar malam?" "maaf kak,saya gak bisa! saya harus menjaga ibu yang sedang sakit,lain waktu aja yah kak kalau saya sudah punya waktu". "hmmm....gitu yah! ok deh,nanti kakak telpon lagi" "Ok" Begitu menutup telpon nya dengan pak Toni,Denia mendapat panggilan telpon lagi dan itu dari perusahaan tempat dia memasukan berkas lamaran pekerjaan, Denia ditawari untuk bekerja sebagai Marketing di bidang Asuransi. Tetapi dia harus siap untuk ditempatkan diluar kota,tanpa Pikir panjang Denia langsung menerima tawaran pekerjaan itu,dia merasa senang jika bisa mendapatkan pekerjaan tetap dan mempunyai gaji pokok tiap bulannya. Denia berpamitan kepada ibu dan bibinya kemudian langsung bergegas pergi,dia harus naik kapal untuk bisa sampai ke tempat tujuannya meskipun dia adalah orang yang mabuk laut. Ketika sampai Denia yang masih Pusing kepalanya langsung segera beristirahat di rumah kontrakan yang sudah di siapkan oleh perusahaan tempat dia bekerja. Besoknya Denia langsung aktif bekerja. saat dia mengunjungi salah satu kantor tempat dia akan mencari nasabah,dia melihat seorang pria dewasa berkulit putih dan berwajah tampan dengan body agak berisi,dia malu untuk menyapa pria itu tapi pria itu duluan menyapa Denia, "ada perlu apa?" "oh...ini pak,saya mencari nasabah disini,saya dari perusahaan asuransi" "berapa nomor telpon kamu" "ini kak...08xxxxxxxxxx" "nama kamu siapa?" "Denia kak" "saya Dika,nanti kalau saya minat saya akan langsung menghubungi kamu" "iya (Denia yang tampak malu-malu)" Malamnya Denia langsung di telpon oleh Dika,dia meminta Denia agar mau di ajak jalan,tetapi Denia menolak untuk pergi dengan orang yang baru saja dikenalnya.Besok malamnya Dika kembali menelpon Denia tetapi Denia memilih untuk tidak mengangkat telpon Dika sampai 10x panggilan tak terjawab di Hp Denia. Denia kembali bertemu dengan Dika saat Denia berkunjung ke kantor Dika untuk urusan pekerjaannya,dan Dika menegurnya. "kamu ini sombong sekali yah!" "nggak lah kak" "Buktinya saya telpon-telpon kenapa tidak di jawab?" "mungkin saya tidak mendengarnya kak,karena Hp saya dalam keadaan senyap" "kalau begitu sebentar malam saya akan menghubungi kamu lagi,tetapi kamu harus mengangkat telpon saya" "iya...iya" Dika menelpon dan mengajak Denia untuk makan malam,dan kali ini Denia menerima ajakan Dika,Setelah mereka selesai makan Dika langsung mengantar Denia Pulang.Seminggu berlangsung Denia sering keluar bersama Dika dan itu membuat mereka semakin dekat hingga suatu malam Dika mengajak Denia lagi untuk bertemu dan berbincang di suatu tempat. "apa kamu bisa menemaniku malam ini?" "memangnya kita mau kemana?" "aku ingin bersantai di hotel" "loh...kenapa harus disana?" "karena disana tenang dan tidak bising, kepala kakak sudah penat seharian bekerja di kantor,jadi kakak ingin mengobrol santai denganmu" Dengan polosnya Denia menerima ajakan Dika karena Denia Pikir Dika sudah sering berbuat baik kepadanya dan sering memberikan Denia hadiah meskipun Denia tidak memintanya, bahkan Dika sering kali mentraktir Denia dan teman-teman kerjanya. Dika menjemput Denia di kontrakannya kemudian Denia naik ke mobil Dika,mereka segera pergi dan tiba di Hotel.kemudian berjalan menuju kamar Hotel yang sudah di boking Dika.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN