“Jasmin, kalau besok masih banyak drama juga, jangan salahkan gue kalau tiba-tiba enggak hadir di rumah Aurora!” pesan yang dikirimkan oleh Mario ke Jasmin beberapa detik yang lalu.
“Ra, ikut gue sekarang!” teriak Jasmin sembari menggandeng tangan kanan Aurora agar ikut bersamanya. Mereka telah selesai makan malam bersama sejak dua detik yang lalu. Mereka berjalan ke ruang kamar Aurora untuk membicarakan mengenai pesan dari Mario.
“Jas, lu serius? Apa Mario semarah itu sama gue?” tanya Aurora ketika telah sampai di kamarnya. Mereka duduk di tepi ranjang saling menatap satu sama lainnya. “Kalau iya, gue harus bagaimana, Jas?” sambungnya sembari sesenggukan menahan air matanya. Betapa sedihnya Aurora mendapatkan isi pesan dari Mario yang mampu mematahkan hatinya. Percayalah, kehilangan sahabat jauh lebih sakit daripada kehilangan seorang pria yang dianggap sebagai kekasih.
“Datang ke rumah Mario lalu meminta maaf, apa pun itu salah lu yang bikin menyinggungnya. Ya, walaupun lu enggak salah-salah amat, sih. Soalnya, gue juga bersalah di sini.” Jasmin mengambil earphone milik Aurora yang tergeletak di atas meja belajarnya.
“Lu juga minta maaf, kan?” tanya Aurora yang masih setia dengan kasurnya yang empuk berwarna cokelat muda itu.
“Ya ... tergantung kondisi,” jawabnya sembari tertawa kecil seakan tidak memiliki niat yang cukup untuk meminta maaf juga kepada Mario. Padahal, dirinya sendiri mengakui kesalahannya.
Mereka merebahkan diri di atas kasur untuk menjemput alam mimpi. Mereka hanya berharap Allah akan memberikan solusi untuk masalah sepele yang sedang menimpanya. Selain itu, mereka juga meminta pertolongan Allah agar diberi kelancaran dalam menggapai kesuksesan melalui sebuah platform digital. “Nawaitu beli HP dari hasil ngepet online bareng Aurora secepatnya. Aamiin.” Jasmin menadahkan tangan kepada Allah agar doanya diwujudkan dalam waktu dekat.
“Gila! Ngepet? Mentang-mentang lagi viral tentang babi ngepet?” sahut Aurora yang membelakangi Jasmin.
“Loh, kerja dengan mengandalkan platform digital itu masih awang-awang kalau bagi orang awam yang tidak mengerti tentang teknologi. Oleh sebab itu, penting sekali belajar tentang ilmu teknologi. Bisa-bisa tertinggal zaman kalau kita malas belajar tentang internet, platform digital, dan lain-lain. Bahkan, kita saja dapat uang sendiri juga dari platform, kan?” jawab Jasmin sembari menaruh ponselnya ke meja samping tempat tidur.
Dua puluh empat jam telah berlalu, kini Aurora dan Jasmin sedang singgah di rumah megah milik orang tua Mario. Mereka dijamu dengan makanan yang lezat bin mahal. “Mario, gue minta maaf kalau ada salah. Gue mohon, lu tetap bantu gue dalam membangun cita-cita menjadi konten kreator.” Aurora menaruh plastik pembungkus permen ke tempat sampah yang terletak di samping kanannya di depan bangku plastik berwarna merah muda.
“Santai, ayo kalau mau. Tapi, aku mau lebih baik sekalian memasaknya dijadikan konten, biar cepat.” Mario berjalan ke kamarnya untuk mengambil tas yang selama ini digunakan sebagai tempat peralatan mengambil video.
Mereka menempuh perjalanan ke rumah Aurora dengan mobil berwarna hitam milik Aurora. Akan tetapi, sesampainya di rumah, mereka tidak mendapati Nilam dan Bram berada di rumahnya. Orang tua Aurora sedang bertemu dengan klien di sebuah restoran ternama di Jakarta. Alhasil, mereka memilih untuk menjalankan kegiatannya di halaman belakang rumah Aurora. Walaupun halaman belakang, tetapi tanahnya tidak gersang, melainkan banyak ditanami oleh tumbuh-tumbuhan banyak khasiat bagi tubuh manusia. Di sana banyak tanaman obat, seperti; kunyit, kencur, jahe, serai, dan masih banyak lagi. Selain itu, di sana juga banyak sayur-sayuran hijau. Oleh karena itu, latar belakang kebun yang berukuran kecil itu menambah kesan di dalam konten.
“Ra, sekarang kita persiapan untuk alat-alat masak. Tapi, jangan sampai berantakan seperti kemarin. Untuk sambal, kita gunakan yang kemarin. Semoga belum basi.” Mario mengangkat kursi untuk diletakkan di halaman belakang. Sedangkan, kedua perempuan itu membawa peralatan masak seperti; kompor, tabung gas, wajan, panci, piring, sendok, dan lain-lain. Setelah seluruh perlatan telah tersusun rapi, mereka melanjutkan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan diolah.
Konten yang akan digarap masih dengan tema yang sama. Sebuah menu tradisional yang berasal dari nusantara. Mereka telah menyusun rencana agar kegiatan berjalan jauh lebih baik daripada hari kemarin. Mereka telah siap untuk memulai kegiatan pengambilan video.
Video dimulai dari Aurora yang sedang merebus sayur sawi, sayur bayam, sayur kubis dan kecambah. Setelah selesai, Aurora meletakkan nasi yang telah dimasak oleh Nilam sejak pagi tadi ke dalam piring unik seperti restoran bintang lima. Kemudian, ia menata sayuran yang telah selesai direbus di atas nasi. Kemudian, ia menaburkan sambal kelapa di atasnya secara merata. Tidak hanya itu, Aurora menambahkan telur rebus, kerupuk, dan tempe goreng sisa sarapan pagi tadi sebagai pelengkap.
Sebuah menu tradisional telah siap untuk disajikan. Akan tetapi, masih kurang lengkap jika belum ditambah menu minuman tradisional yang melegakan dahaga. Aurora melanjutkan untuk membuat minuman jahe hangat. “Baik, makanan tradisional telah siap untuk disajikan. Jadi, ini pertama kalinya aku menggunakan tema tradisional dalam kontenku. Mari, kita eksekusi bersama.”
Aurora melakukan review terhadap masakannya sendiri. Seperti biasanya ketika dirinya melakukan syuting untuk kontennya. “Jadi, aku tetap menggunakan cabai yang pedas untuk sambal kelapa. Oh iya, semua sayuran yang ada di makanan ini, Aurora petik langsung dari kebun Mama, kecuali kubis dan kecambah.” Di dalam video memperlihatkan perkebunan milik Nilam yang asri dan terawat.
“Uniknya konten ini ... Lihat! Jadi, dengan background perkebunan tanaman obat dan sayuran, tapi tempat makanan tetap era modern. Sebab, mencari mangkuk dari bathok kelapa sangar susah.” Aurora tertawa tipis. Sebenarnya, Aurora ingin mengusung tema dengan keseluruhan tradisional. Akan tetapi, semuanya dibatalkan karena sulitnya mencari wadah yang memiliki kesan tradisional.
Walaupun, terdapat paduan antara tradisional dan modern, menu makanan akan tetap memberikan kesan modern. Sebab, nasi yang diberi sayur-sayuran rebus dan sambal kelapa merupakan makanan khas yang sering digunakan masyarakat untuk mengadakan syukuran atas sesuatu yang didapatnya.
Konten diakhiri dengan pesan Aurora untuk seluruh penonton kontennya. Aurora meminta agar sebagai warga Negara Indonesia, bisa mencintai makanan khas yang sudah melegenda sejak puluhan tahun silam. Sebab, kita—sebagai warga negara—yang bisa melestarikan budaya, tradisi, seni, makanan dan minuman khas, dan hal-hal unik yang ada di Indonesia secara beragam.
“Mario, terima kasih. Sekali lagi, gue minta maaf.” Aurora mengambil air putih untuk menghilangkan rasa hausnya. Setelah itu, mereka kembali membereskan atribut yang sudah mereka gunakan. Jangan sampai membuat Nilam marah kembali hanya karena peralatan dapurnya yang berantakan. Mereka membutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk membereskan dapur.
Sekitar pukul dua siang, mereka duduk di ruang tengah sembari menikmati camilan dan juz mangga buatan Aurora. Mereka mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Mereka mengedit video yang telah diambilnya sejak lagi tadi. Bukan terburu-buru, mereka melakukan kejar target agar tidak mengecewakan para subscriber yang telah setia mendukung konten yang dibuatnya.
Gubrak!
“Mario .... “