Fey segera memasuki kamarnya dan mengunci puntu dengan kasar. Lalu tubuh Fey luruh dengan sendirinya dibalik pintu kamarnya. Fey menelungkupkan wajahnya diantara kedua lututnya. 'Tuhan, mengapa harus sesakit ini.' Tidak mungkin aku menyukainya. Batinnya menolak mengakui perasaan di hatinya. Tapi meskipun begitu, air matanya sedari tadi tak bisa berhenti mengalir. Hatinya sakit, lebih sakit dari memar-memar yang memenuhi sekujur tubuhnya. Fey mencoba untuk berdiri walau sakit di tubuhnya masih membayanginya, meski pun sedikit tertatih-tatih Fey berusaha menuju tempat tidur, lalu naik ke atasnya, kemudian mencoba membaringkan badannya di atas tempat tidur yang empuk dan membalikkan badannya membelakangi pintu masuk kamar. Lalu Fey menangis lagi sampai air matanya tak mampu untuk keluar