Aku dikunjungi Nobi. Tumben ia datang ke kos memakai baju kasual. Ia masuk ke kamarku. Aku pun menyambutnya. Aku baru saja mandi, jadi hanya memakai handuk. Tak ada apapun di baliknya! "Selamat datang, Sayang.." sambutku. Kecupan manis ia daratkan di pipiku. Cuup! Aku terbuai. Tapi tak lupa aku segera mengunci pintu kamar dan menutup jendela. Aku tak mau ada yang memergoki. Aku pun tersenyum. Lalu kami duduk bersanding di kasurku. "Honey, apa kabar?" Nobi membuka kata. "Baik, Bi. Kamu sendiri?" "Baik, Sayang. Aku kangen." Ia meraih pinggangku merapat. Kebiasaan kami memulai kencan.
"Me too." jawabku. Tanganku juga meraih pinggang sebelah kanannya. Kami duduk berdampingan tanpa sekat. Ia mulai membelai pinggangku. Aku merinding. Ku sandarkan kepalaku di pundaknya. Saat-saat seperti ini mrnjadikan libidoku naik. Apalagi kalau -eiits tunggu-, tangan kangannya mulai mengelus toketku. "Errhhh, Sayang.. Oooh...Kamu nakal... remes toketku!" lenguhku. Ia menggodaku. Ia tak langsung memenuhinya, tapi mulai dari bawah. Ya ampun, ia mulai meraba pahaku.. "Sssh..sghh" "Pahamu mulus sekali, Sayang. Kamu rajin perawatan, ya.." Tangannya nakal mulai menyibak handukku dari bawah. "Iyaa, Sayang. Semua demi kamu. Demi kepuasan kita. Ooohhhhh." Aku balas meraih kelaminnya yang masih terjebak celana dalam. Langsung ku remas batangan kekasihku ini.
"Eeehhh... eits. Nikmat, Sayang. Remesanmu enak." Penisnya ku rasakan menghangat dan menegang. Siap menghajar betina yang ada di dekatnya. "Ohhh..., Sayang. Ouh.. aaahhh." Aku beranjak turun ke bawah. Ku buka resleting celananya. Ku tarik paksa celana dalamnya juga. Praktis Nobi separuh telanjang. Aku mendekati penismya yang tegang itu. Lalu ku buka mulut. Ku jilati kepala kontolnya. Ohh.. kontolmu seperti k****l kuda, dasar k****l Jepang! Bisik nafsuku. Ku pegang erat. Elllmmmm.... elllmm oooh nikmatnya k****l pejantanku ini. Ku hisap-hisap kontolnya dari ujung sampai pangkal. Nobi menarik-narik rambutku tanda nikmat. "Oooouh.. ouhhh. Terus, Beb! Nikmatnyaaa seponganmu ughh," Aku semakin menikmati perpacuan ini. Kami berpacu dalam oral seks. Nafsuku menggebu begitu juga dirinya. Handukku terlepas dengan sendirinya akibat goyanganku menyepong kejantanan Nobi. Sontak aku telanjang bulat. Kulit kuning langsat mulusku terekspos di depan Nobi. Membuatnya memegang kepalaku untuk dimaju-mundurkan. Penisnya menggumuli mulutku. "Uuuhh..uhhhh .. Jleep.. jlepp" bunyi oral kami. Kami terhanyut dalam lautan birahi. Nobi menarik kepalaku menjauhi p***s. Lalu... Croot.. croot. Maninya berhamburan ke wajahku. Hangat dan licin rasanya. Tanganku digenggamnya lalu digerakkannya ke wajahku. Aku dipaksa mengusapkan maninya merata ke seluruh wajahku. Aku hanya bisa memejamkan mata. Puas memoles wajahku dengan maninya, Nobi memerosotkan tubuh. Ia memelukku. Tubuh kami tak berbatas. "I love you, Beb. Jadilah bitchku, pemuasku." katanya sambil menjilati daun telingaku.
"Eaaa, Sayang.'' lirihku. Aku pun melepas bajunya yang masih tersisa. Kini, kami pun naked. "Auw." Ia menarik tubuhku, memelukku sambil berdiri. Ku rasakan penisnya tegang mengenai perutku. Aku dicumbunya. Lidahnya mendesak lidahku. Memaksaku membuka mulut menerima serbuannya. "Elmm.. ellm.." Lidah kami bertaut. Tangannya mengelus-elus kulitku dari atas sampai p****t. Aaihhh... Jari tengah kirinya ia masukkan ke belakangku. Ia kocok anusku. Oouch.. baru pertama kalinya aku merasakan sensasi ini.. Ahh.. ahh aku terangsang. Aku hanya bisa meraba-raba punggungnya saat aku terbuai. Tiba-tiba, Jlep! penisnya menghujam kelaminku. Aku melayang.. Depan belakang aku ia kuasai semua. “Aaaaah. Sggghhh.”
"Ouhhh.. No.. bi.." "Iya, sayang... Sebut namaku.." bisiknya sambil bergoyang. "Serr... Seer... Aduh enak e.. " "Ahhh." seruku. Ia masukkan kepala penisnya. Dikeluarkan lagi untuk selanjutnya dihujamkan seluruhnya ke vaginaku. Vaginaku terasa penuh. Ia lakukan berulang-ulang dari lembut hingga kasar. Aku terbuai. Sampai di suatu titik di mana kelamin kami menyatu. "Aku ke..lu.. arrr" Aku o*****e. Cairan cintaku mengalir dari v****a membasahi penisnya. Menyusul kemudian ia semprotkan puncak orgasmenya ke rahimku. Hangatnya.. Oh,,, Mataku melek. Aku terbangun. Rupanya tadi hanya mimpi. Percintaanku dengan Nobi hanya sebatas bunga tidur. Hari rupanya sudah pagi. Ku lihat kelaminku, basah. Payudaraku tegang. Benar-benar aku dicumbunya dalam angan. Membuatku merasa menjadi wanita bernafsu liar.