Bab. 4 Dipaksa menikah

1526 Kata
Melvin terkejut melihat neneknya sudah berada di ruang rawat Azura, Melvin ingin menyembunyikan semuanya terlebih dahulu, tetapi kehadiran neneknya yang tidak di undang membuat Melvin semakin pening. "Kenapa nenek di sini?" tanya Melvin. "Cek kesehatan, kamu tidak perlu menyembunyikan wanita itu dari nenek, jika dia hamil itu semakin bagus. Kamu harus menikah dengannya sesegera mungkin." Adira mengatakan hal itu pada Melvin, dia tidak peduli lagi dengan Melvin yang masih menunggu Amel yang tidak ada kabar. "Nek," Ucap Melvin yang mencoba membujuk neneknya. "Melvin, kamu harus menyelamatkan calon penerus keluarga Abraham." Adira mengatakan hal yang tidak bisa lagi Melvin tolak. "Kenapa nenek yakin jika itu anakku?" tanya Melvin. "Kamu meragukan nenek?" tanya Adira dan membuat Melvin mematung. Walaupun Adira tidak mengetahui di mana Melvin, tapi dia bisa tahu segalanya. Sejak awal Adira sudah meminta orang untuk mengawasi cucunya. Melvin meminta semua yang ada di sini untuk keluar, dia ingin berbicara pada neneknya mengenai masalah ini. Melvin tahu dia terpaksa karena sudah tidak ada waktu lagi, dia akan bertemu dengan kolega bisnis penting yang sangat mengutamakan keluarga, dia tidak merasa yakin jika Melvin belum berkeluarga dan bisa saja kolega bisnis itu membatalkan perjanjiannya. "Nikahi dia," ujar Adira pada Melvin. "Nek, dia belum tentu mau aku nikahi," ucap Melvin. "Apakah kamu ingin anakmu celaka? apakah kamu ingin anakmu hidup susah sementara kau hidup bergelimang harta?" ucapan Adira benar-benar menusuk hati Melvin. Dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah dia yakin mampu melihat anaknya tidak menganggap dirinya sebagai ayah? lantas bagaimana jika anaknya memanggil orang lain dengan panggilan ayah? membayangkan semua itu membuat Melvin murka, darah dagingnya harus hidup dengannya dia tidak ingin penerus keluarga Abraham berada di lingkungan yang tidak baik untuk pertumbuhannya. "Kalian siapa?" suara lemah itu cukup membuat Nenek dan cucu itu terdiam. Mereka lalu menghampiri Azura yang terbaring lemah di ranjang, dia baru bangun setelah beristirahat cukup lama. Azura tahu siapa lelaki itu, tapi dia tidak menyangka jika orang yang mengambil kesucian Azura merupakan atasannya. Azura tidak menyangka hal ini terjadi begitu cepat, dia bahkan tidak bisa melakukan apapun. "Kau hamil, cucuku akan menikah denganmu." Adira mengatakan hal itu tanpa memberikan waktu pada Azura untuk berpikir. Hidup Azura yang sudah berantakan sejak awal kini semakin bertambah berantakan akibat kejadian satu malam yang menghantuinya. Azura tidak pernah menyangka jika hidupnya akan berkaitan dengan keluarga super power ini, keluarga Abraham adalah salah satu keluarga yang di takuti di negara ini. "Aku tidak hamil," cicit Azura takut. "Kau hamil, sudah dua bulan." Adira mengatakan hal itu dan tidak ingin di bantah oleh Azura lagi. Melvin hanya diam, dia bingung akan mengatakan apa pada wanita malang ini. Tapi yang pasti dia akan membuat kesepakatan agar keduanya tidak saling di rugikan dari keinginan neneknya. "Hamil?" Azura memeluk perutnya yang masih rata. Segala hal yang dia rasakan ternyata nyata, dia tidak menyangka jika perbuatan satu malam itu membuatnya hamil. Azura takut dan dia bingung akan melakukan apa, tapi jika dia tidak menikah bagaimana dengan status anak ini? dia tidak ingin anaknya tidak memiliki status, terlebih dia tidak yakin mampu membesarkan anak ini dengan kemampuannya sendiri. "Apakah saya boleh berpikir? itu hal yang mengejutkan bagi saya," ucap Azura. "Kau tidak ada pilihan lain, aku tidak ingin anakku lahir tanpa status." Melvin mengatakan hal itu dengan penuh penekanan, sikap arogannya membuat Azura menciut. Azura takut jika berhadapan dengan Melvin, dia tahu bos ini sangat berbahaya dan dia tidak segan melakukan hal buruk jika dia berkehendak. Lantas jika menikah dengan Melvin bagaimana dengan Rangga? dia masih memiliki hubungan dengan Rangga, apapun yang terjadi dia tidak ingin jika Rangga kecewa padanya. Tapi Azura kembali berpikir dan mengingat semuanya, sejak dua bulan ini dia sudah mengabaikan Rangga terlebih ancaman keluarga Rangga terakhir kali membuatnya tidak bisa lagi memperjuangkan hubungan ini. "Aku ikut apa katamu," ujar Azura pada akhirnya. Apapun yang terjadi dia akan menerima segala konsekuensinya, dia tahu segala hal yang terjadi hanya akan membuat dia dan keluarganya semakin jauh. Terlebih neneknya, dia akan di maki begitupun ibunya yang akan semakin sakit hati mendengar apa yang nenek tua itu katakan padanya. Azura ingin ibunya bahagia tapi dia tahu, ibunya tidak akan mau pergi dari tempat terkutuk itu, ibunya tidak ingin membuat Azura terus bekerja keras demi keluarganya. "Untuk sementara kau di rawat dulu," ucap Adira lalu pamit pergi karena dia harus segera pulang. Setelah Adira pergi kini Melvin hanya berdua dengan Azura, hening dan tidak ada percakapan sama sekali setelah terakhir kali Adira berbicara. "Apakah aku boleh ijin pulang ke kampung?" tanya Azura pada Melvin. "Akan diantarkan oleh supir." Melvin berkata tegas pada Azura. "Aku butuh waktu untuk bicara kepada orang tuaku perihal pernikahan ini," ucap Azura. "Kau yakin?" tanya Melvin memastikan jika Azura mampu untuk pulang sendiri tanpa supir yang Melvin sebut tadi. "Aku yakin Pak," ujar Azura. "Kau calon istriku, panggil aku Melvin jika sedang berdua seperti ini." Melvin hanya tidak nyaman jika Azura memanggil dirinya dengan sebutan Bapak. "Jika ada nenek?" tanya Azura yang tidak ingin salah panggil. "Mas, kau bisa memanggilku dengan tambahan Mas. Aku akan membuat kontrak, aku tahu kau tidak nyaman dengan keputusan sepihak yang aku dan keluargaku ambil tanpa mau mendengarkan dirimu," ujar Melvin. Azura mengangguk, dia tidak menyangka jika apa yang ada di n****+ terjadi pada dirinya di kehidupan nyata. Nikah kontrak? akankah berakhir bahagia atau hanya air mata di belakangnya? Azura hanya bisa berdoa jika segala keputusan yang dia ambil tidak akan membuat dirinya celaka di kemudian hari. Azura kuat, dia pasti bisa menerima segala hal yang terjadi pada dirinya, segala cobaan yang datang menghampirinya akan di balas dengan kebahagiaan entah kapan itu akan datang. Dokter dan beberapa suster yang membawa makanan untuk Azura datang, Dokter memberitahu kondisi Azura dan apa yang kini terjadi pada dirinya. Azura harus bed rest untuk beberapa hari, asam lambungnya naik dan dia harus berada di sini sampai kondisinya normal. "Karena kondisi lambung yang sedang tidak baik, makanan yang bisa di makan adalah Bubur." Dokter mengatakan hal itu. "Aku tidak suka bubur," Azura menolak dia tidak suka dengan makanan lembek itu. "Sudah, kalian keluar. Aku yang mengurusnya." Melvin dengan arogan mengatakan hal itu. Dokter pun mengangguk, tidak lupa dia mengatakan tentang beberapa obat yang harus di minum oleh Azura, setelah Melvin mengangguk akhirnya dokter dan suster pun keluar karena tidak ingin menganggu Melvin dan calon istrinya. "Kau harus makan, ada anakku di sini." Melvin sudah membawa mangkuk berisi bubur dan mulai menyuapkan pada Azura. Melihat tatapan Melvin yang tajam, mau tidak mau Azura mengikuti apa yang Melvin inginkan. Jujur saja, Azura sangat tidak ingin menelannya tapi melihat ketulusan Melvin dia mulai menerima dengan senang hati. Melvin tidak akan pernah mau menurunkan egonya untuk menyuapi orang rendahan seperti Azura jika tidak ada calon penerus keluarga Abraham di perutnya. Azura harap anak yang ada di dalam perutnya memiliki kehidupan yang baik kelak, entah apa isi dari surat perjanjian yang Melvin tulis tapi dia yakin Melvin tidak akan merugikan ibu dari anak yang mengandung penerus keluarga Abraham. "Sudah," ucap Azura menolak karena dia terlalu kenyang. "Tinggal satu sendok, makan aja susah makanya dia tidak terlalu terlihat." Melvin melirik perut Azura yang bahkan tidak seperti orang hamil. Azura terlalu kurus dan dia kurang nutrisi, dia tahu mungkin beberapa bulan belakangan Azura mengalami hal yang tidak menyenangkan atas apa yang terjadi setelah malam itu. Melvin tidak salah, Azura pun tidak salah. Semua ini terjadi karena Amel yang merencanakan, dia tidak mau menikah dengan Melvin dan kini Melvin akan membalasnya, dia akan menikah dengan Azura sebagai balasan atas apa yang Amel berikan padanya. Sampai saat ini dia tidak tahu apa yang dikhawatirkan oleh Amel jika menikah dengannya, hidup Amel tidak akan kekurangan walaupun dia tidak bekerja, lantas apa lagi yang dia takutkan? mengingat semua hal ini membuat hati Melvin kecewa karena sudah terlalu dalam menyayangi Amel sebagai kekasihnya. Mau tidak mau kini Melvin harus mengikuti apa yang neneknya katakan, Amel tidak menjawab lamarannya dan dia juga akan kehilangan kesempatan itu untuk menjadi nyonya Abraham. "Minum dulu obatnya," ucap Melvin lalu membantu Azura untuk duduk. Melvin terlihat tulus membantunya dan seketika dia berpikir bahwa Melvin tidak sekejam yang ada di pikiran orang lain, lelaki ini masih memiliki sisi manis dalam hidupnya, dia tidak terlalu arogan seperti apa yang orang lain katakan. "Malam ini kau akan pulang?" tanya Azura. Azura mengedarkan pandangannya, ruang rawat ini terlalu luas dan lengkap dia bahkan seperti di hotel karena saking bagusnya. Dia hanya takut sendirian dan takut jika segala hal yang terjadi merupakan mimpi buruk yang tidak dia inginkan. "Kau ingin aku di sini?" tanya Melvin. "Jika kau sibuk, kau tak perlu di sini menemaniku." Azura mengatakan hal itu dengan perlahan karena dia takut jika dia hanya terlalu percaya diri atas apa yang dia katakan. "Aku akan di sini," ucap Melvin dan membuat Azura merasa tenang. Melvin tidak akan bisa tidur tenang di rumah karena neneknya akan terus membuatnya pergi dan menemani Azura di rumah sakit, Neneknya sudah memiliki apa yang dia inginkan karena itulah dia akan terus membuat Melvin menjaga calon penerus keluarga Abraham ini. "Maaf jika merepotkan." Azura mengatakan hal itu sebelum dia tertidur lelap akibat efek samping dari obat yang dia minum. Melvin hanya mengangguk, dia yang seharusnya berterima kasih karena wanita yang tidak dia kenal ini mau menerima lamarannya. "Aku akan menjagamu,"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN