Foto unggahan

1013 Kata
Pagi itu Lander bangun dan melihat pesan masuk di ponselnya. Nomor baru itu dia yakini sebagai nomor Zoya. Karena isi pesannya. "Apakah kamu mulai merindukanku? Bukankah kamu tidak menyukaiku, kurasa kamu terkena karma karena sering menolakku. Ayo makan bersama lagi saat aku pulang!" Lander beberapa kali melihat pesan itu. Dia pikir dirinya agak aneh, karena dia memang merindukannya. Kemarahannya dan kegelisahannya lenyap, hanya karena pesan itu. Hari itu Lander pergi berlatih basket dan langsung pulang, tapi setelahnya dia pergi makan dengan anak-anak basket di sebuah cafe. Navo mengajak kekasihnya, Sari beberapa kali memamerkan sikap manjanya, membuat anak-anak yang lain jadi risih. "Lo mau kemana?" Navo melihat Lander bangkit dari duduknya. "Toilet, mau ikut?" Lander berkata sambil melihatnya malas, kemudian pergi ke toilet. Tak berapa lama, Navo benar-benar mengikutinya. Dia sebenarnya juga merasa agak risih dengan sikap manja Sari yang disengaja di depan teman-temannya, dia sangat peka, kalau teman-temannya tidak merasa nyaman. Untung saja dia sayang, jadi dia harap temannya akan memaklumi. "Lo tadi katanya mau ajak Delon, kok malah jadi ajak Sari. Delon gak mau?" Lander membuka pembicaraan. Mendapatkan pertanyaan itu, Navo jadi agak murung. Dia tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi dia pikir tidak masalah mengatakannya pada Lander. Karena Lander bukan orang yang akan peduli dan ikut campur urusan orang lain. "Gue ke kosan Delon, tapi cewek gue ada di sana. Katanya sih ada tugas bareng, jadi gue gak jadi mau ajak dia. Cewek gue yang gue ajak pergi dari sana!" Navo merasa agak sesak saat kembali memikirkan kejadian tadi di Kosan Delon. Lander mengerti arah pembicaraan Navo. Jadi dia menanyakannya. "Lo curiga sama Delon?" Navo sempat terdiam, kemudian dia mengangguk. "Lebih tepatnya cewek gue. Karena kenapa dia gak bilang, dan kenapa cuma berdua?" Lander mengangkat bahunya. Dia juga tidak tahu. Karena tidak ada yang salah mengerjakan tugas berdua. "Lo udah raguin kesetiaan cewek lo!" "Iya gue tahu, tapi feeling gue biasanya gak pernah salah. Gue harus cari tahu lagi. Ada hubungan apa Delon sama Sari!" Navo adalah laki-laki yang cukup tenang, jadi meskipun dia sempat gelisah dengan kecurigaannya, dia masih bisa bersikap biasa saja dengan kekasihnya. Bahkan sedikitpun tidak menunjukkan kekesalannya. Dia menyayanginya, jadi dia ingin memastikan lebih dulu. Lander dan Navo kembali ke kursi mereka. Tapi lagi-lagi mereka merasa ada yang aneh. Karena mereka langsung terdiam tidak ada yang bicara saat mereka tiba. "Gue gak suka nih kayak gini. Aneh banget tahu, kalian tiba-tiba diem pas kita datang!" Navo mengungkap pemikirannya, tatapannya tertuju pada kekasihnya. Memintanya menjelaskan. Sari menarik Navo mendekat dan membisikkan sesuatu padanya. Navo agak terkejut, dia mencoba untuk tidak langsung mengarahkan pandangan pada Lander. Kemudian balas berbisik di telinga kekasihnya. "Lander gak suka Zoya, jadi tidak apa-apa untuk membicarakannya!" "Wah-wah, kalian malah bisik-bisik. Gue banting juga nih meja!" canda temannya yang kesal melihat kemesraan keduanya. "Banting aja, kalo kuat!" Sari menyahuti. Lander masih diam saja. Dia menghabiskan es cappucino dan akan pulang. "Gue balik duluan!" Semua orang memberikan tanggapan berbeda-beda. Ada yang menggoda Lander, kalau pulang nanti akan ada Kunti ya duduk di boncengan motornya. Dan semua orang tertawa. Setelah Lander pergi, Sari langsung menunjukkan foto yang dia beritahukan pada kekasihnya tadi. Yaitu unggahan seorang laki-laki asing yang men-tag akun Zoya. Dalam foto itu, laki-laki asing tersenyum lebar sedangkan Zoya tengah tertidur. "Mungkin karena tidak bisa mendapatkan Lander, Zoya beralih ke laki-laki asing!" Sari memperhatikan laki-laki dalam foto, cukup tampan, tapi terlihat sudah dewasa. "Iya, kali ya. Tapi yang ini lebih cocok sama Zoya. Bening kek aktor. Wah, selera Zoya gak main-main sih! Gak ada yang bisa nyaingin kalo ini!" sahut temannya Navo. Navo melemparkan Tissue bekas ke wajahnya. "Lo pikir kapten kita gak cocok buat Zoya? Lander juga gak kalah cakep sama cowok di foto itu. Cuma agak kalah keren!" "Ye, sama aja, begok. Lagian Lo baper amat!" "Iya, kata kamu Lander gak suka sama Zoya kan. Lagian, aku pikir dia gak pulang karena gak mau sekolah dan marah gara-gara kejadian foto editan itu. Ini mah dia liburan. Mana bareng cowok lagi!" Sari menunjukkan ketidaksukaannya. Navo tiba-tiba ingat saat Lander marah padanya dan teman-teman di lapangan setelah permasalahan foto editan itu. Apa benar Lander gak suka sama Zoya? Tapi kemarahannya saat itu menunjukkan hal sebaliknya. "Udah gak usah dibahas. Nanti salah lagi, ingat kan tentang foto editan itu. Zoya jadi korban bullying, dan sekarang kita gak boleh mengomentari hidupnya lagi!" Navo memperingatkan. "Lah, cowoknya model. Foto-fotonya hot banget gila!" seseorang menunjukkan foto di akun milik laki-laki yang mengunggah foto dan menandai Zoya. Semua langsung ikut melihat foto unggahan di akun laki-laki itu. Dan mereka takjub tak bisa berkomentar apa-apa. Laki-laki itu memiliki tubuh yang sangat bagus. Dan setiap fotonya membuat kumpulan anak laki-laki usia belasan jadi insecure. "Wah, selera Zoya keren sih!" ujar Sari reflek, dia baru sadar setelah mengatakannya. Melihat kekasihnya, dia tersenyum lebar. "Kamu juga keren kok, sayang!" "Gak usah bohong!" Navo tidak menerima pujian terpaksa dari kekasihnya. — Di apartemen, Lander baru sampai dan dia langsung merebahkan badannya. Melepaskan jaketnya, dia pergi ke rak buku untuk melihat apakah ada tugas yang terlewatkan. Setelah memastikan tidak ada tugas lain, dia mengambil buku untuk dibacanya. Membawanya ke tempat tidur. Menyelesaikan bacaannya sampai beberapa halaman, Lander hendak tidur. Dia memeriksa ponselnya, tidak ada lagi pesan dari nomor baru. Dia akan membalasnya pesan yang kemarin, tapi dia masih tidak tahu akan mengetikkan apa. Dia memainkan game di ponsel pada akhirnya. Sampai dia melihat banyak chat di grub kelas. Membukanya, Lander dikejutkan oleh pembahasan mereka tentang pacar Zoya sangat tampan. Membuka sosial media dan langsung mencari akun Zoya. Dia baru menemukan apa yang membuat heboh anak-anak di grub kelas. Memandangi foto itu cukup lama, melihat caption pada foto itu. Lander kemudian mematikan ponselnya. Terdiam, Lander tersenyum tipis. Kemudian dia memilih melanjutkan membaca, padahal sebelumnya dia sudah akan tidur. Saat pukul setengah dua belas malam, Lander baru meletakkan bukunya kembali ke rak. Dia ingin tidur, dan tiba-tiba merasa sangat kesal. Dia merasa bodoh, karena beberapa hari ini sering memikirkannya. Bodoh sekali hingga dia ingin memaki dirinya. Seperti yang pernah dikatakannya, wanita cantik memang seharusnya dijauhi. Dia tidak menyalahkan Zoya, tapi menyalahkan dirinya karena sempat merasa tergoda untuk berada dekat dengannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN