Audi sampai di lantai tempat di mana ruangan Darren berada. Melewati lorong dengan satu buah ruangan yang terdapat banyak karyawan yang tengah sibuk bekerja meski jam sudah menunjukkan angka dua belas siang. 'Apakah mereka tidak istirahat makan siang? Sudah jam berapa sekarang, mereka masih saja setia di depan komputer dan mengerjakan tugas yang tak akan ada habisnya,' gumam Audi ketika melewati ruangan dengan dinding kaca sebagai sekat. Langkahnya masih terus maju sampai ia berdiri di depan pintu ruangan, ruangan milik seorang pemimpin tertinggi perusahaan tersebut. Wanita itu kemudian menjulurkan tangan kanannya untuk mengetuk pintu. Tiga ketukan ia dengungkan, sampai pintu di depannya itu terbuka tak lama kemudian. "Bu Audi! Selamat siang!" sapa Zain, orang yang membukakan pint