Chapter 4

2201 Kata
Suara ramai mahasiswa dan mahasiswi yang membawa laptop dan berkas-berkas materi pembelajaran karena sebentar lagi akan diadakan UTS, setelah Yolanda berhasil meledek Monica dengan rasa bahagia, Monica pun berjalan menuju kantin dengan membawa tas handbag pink bulu kesayangannya , semua barang yang Monica pakai selalu diberi oleh Pras dan hari ini rencana Monica ingin ke ruang ketua jurusan untuk memberi berkas pengajuan cuti kuliahnya tahun ini. Monica berjalan melewati aula gedung teknik jurusan dan melewati ruang dosen. Tok ... tok ... suara ketukan pintu. Terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik, ibu Widya asistant ketua jurusan. "Ibu Widya, saya mau kasih proposal pengajuan cuti kuliah." "Ah iya kamu Monica ya, silahkan duduk nak" ibu Widya langsung menyuruh Monica untuk duduk di hadapannya. "Monica kamu kenapa ingin cuti? lagipula sayang banget padahal sebentar lagi liburan UTS 2 minggu dan 1 tahun lagi kelulusan, kamu yakin mau cuti?" seperti yang Monica duga pasti ibu Widya bertanya tanya ke Monica, Monica pun menghela nafas pendek dan hatinya mempersiapkan beberapa penjelasan yang harus ia nyatakan kepada ibu Widya. "Iya ibu, Monica mau kerja sambilan buat biaya kuliah, maaf ya ibu dan juga Monica mohon banget sama ibu tolong rahasiakan hal ini dari para dose. Monica janji hanya 1 tahun ini kok bu dan selepas 1 tahun Monica akan fokus skripsi" kedua tangan Monica saling menggenggam, tentu saja sebuah pengakuan yang tidak sembarang wanita mampu menjelaskan akan kehidupan perjuangan untuk membiayai diri sendiri terlebih ia harus rela jika Prass pergi dari hidupnya. "Monica, ibu tahu kamu anak brokent home dan kamu sudah selalu sendiri hidupnya jika memang kamu mau menikah pun tidak apa-apa, gimana kabar pacar kamu?" ibu widya menanyakan Prass dan selama ini Monica selalu curhat sama ibu Widya perihal hubungannya bersama Prass karena ibu Widya adalah wali kelasnya. "Prass ada kok Bu dan dia baik-baik saja, mmm bu! Monica sebentar aja ya soalnya teman-teman Monica udah nunggu di kantin" Monica tidak berbicara lama kali ini karena baginya sangat canggung jika harus membicarakan seorang Prass Devano yang saat ini sudah menjadi milik wanita lain. Ibu Widya tidak pernah mengetahui jika Prass adalah seorang pengusaha muda terkenal di Indonesia, pertunangan Prass pernah diliput media tetapi ibu Widya tidak pernah mengetahui jika Prass yang kini menjadi mantan kekasihnya adalah Prass Devano seorang pengusaha muda terkenal yang sukses. "Ah ya sudah kalau begitu nanti ibu akan urus soal cuti perkuliahan kamu ya, nanti ibu kabari" ibu widya menyudahi pembicaraan ini alhasil Monica pun langsung membereskan tas dan mencium tangan ibu Widya dan pergi dari ruang staff dosen. Kaki Monica melangkah ke arah kantin dan Monica meraih handphone yang sudah ia silent semenjak pembelajaran pak Bobi di kelas, langkah kakinya terhenti seketika pikiran Monica memutar dan iris kedua mata melihat layar handphone miliknya, sebuah nama menelfon Prass menelfon Monica. 'astaga gw lupa mengganti nicknamenya di handphone' Monica terkekeh sembaring melanjutkan langkak kaki ke kantin. Suara hati Monica membatin, 'i should be able to make it not related to you anymore Pras.' Hatinya merasakan teriris dan sesak, ia sangat mencintai Prass. Dari jauh terlihat Yolanda, Kikan dan Reza yang sedang tertawa, air mata Monica berlinang tidak tertahan dan mencoba menyeka kedua matanya dengan jari jemari yang basah di ruam sana. "Hey-hey, kenapa sayang? ga lucu banget sumpah, kalo ko nangis gara-gara gw ya gw minta maaf okey" Yolanda menghampiri Monica yang beraut wajah sedih dan membawa Monica ke meja dimana Kikan dan Reza menunggunya. "Yaudah mo, pasti berat banget ya? gue yakin Lo pasti bisa kok, za tanggung jawab lo! hahaha" Kikan mencoba meledek Monica dan Reza, Monica pun tertawa kecil dan mengangguk. Kring ... Kring ... Suara handphone Yolanda berdering. "Halo... Ya mi, ah mami kenapa dadakan sih, yaudah deh kalo gitu Yolan langsung kesana deh ya" Yolanda mengakhiri telfon dari ibunya. "Mo, kayaknya gue ga bisa anterin lo deh soalnya tante gue dari Aussie mau dateng, sorry," Yolanda memohon dengan memegang tangan Monica. Monica tersenyum, "Iya Land ga papa kok." "Eh gw juga ga bisa mau ke perpustakaan, gw kan lagi pengajuan kuliah di luar negri, gw duluan ya" Kikan pun berdiri dan membereskan tasnya, "Yaudah Reza Lo kan bawa mobil anterin Momo ke mall ya! mo nanti kita anterin deh ke bandara, dah Momo" Yolanda dan Kikan pun pergi meninggalkan Monica dan Reza dengan melambaikan tangannya, dan kini hanya tersisa Monica dan Reza yang masih di meja kantin. Monica tertawa kecil, "Oh' iya terimakasih ya za buat kadonya, maafin mereka ya" Monica membuka pembicaraan di depan Reza yang terlihat tersipu malu di hadapan Monica dengan kacamata gaya berbingkai berwarna kuning. "Iya ga papa, kamu katanya mau belanja mau aku anterin ga? sekalian aku mau ke toko buku Gramedia di Aeon mall aja yuk," tak pakai lama Reza langsung mengajak Monica ke salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. "Yuk, tapi lo ga papa nih temenin gw belanja?" "Iya ga papa yuk, mobil aku diparkir di depan kok. sini tas kamu aku yang bawain" Reza mengambil tas milik Monica dan berjalan membawakannya kedalam mobil miliknya. Monica memasuki mobil milik Reza. "Kata Kikan kamu mau ke Jepang?" Reza menanyakan perihal Monica yang akan berlibur ke Jepang. Monica pun mengangguk. "Kamu ke sana sendiri?" tanya Reza kembali dengan membereskan tas miliknya di mobil. Monica mengangguk lagi sambil meminum seruput ice pop dan duduk berselanjar di jok mobil Reza. "Kata Yolanda kamu habis putus ya dari pacar kamu," Reza bertanya lagi ke Monica. 'pasti Yolanda cerita deh ke ini cowok' pikiran Monica memberikan ekspresi tatapan diam di hadapan Reza. "Iya za, za jangan bahas mantan gw lagi ya," Monica melihat pemandangan jalanan kampus yang di penuhi pepohonan dan banyak halte-halte bus, Reza menyetir dengan santai. "Kalau mau cerita sama aku ga papa kok, aku dengerin kok! santai aja lagi dan juga anggep aja sekarang aku tuh sahabat dekat kamu" Reza kembali memulai pembicaraan. "Gw juga ga tau za, gw harus bercerita darimana seandainya bisa dan ga rumit mungkin gue bakalan cerita. sayangnya gw cuman pengen menyendiri aja dulu, hati gw kaya mati rasa za," Monica memainkan ice pop yang sudah habis tak tersisa dan membuangnya di spam holder mobil Reza. "Hahaha, kamu haus ya yaudah nanti kita jajan lagi deh di mall. kamu kalo suka jajan bilang aja mo, walaupun kita baru kenal dan juga aku anak akuntansi ya ga papa juga untuk sahabat aku dekat sama Yolanda" Reza tertawa kecil dihadapan Monica dan membuka kaca matanya, seketika wajah Monica memerah melihat wajah asli Reza. 'Jujur aja dia manis kalo ga pakai kacamata,' Monica membatin. "Manis," celetuk Monica. "Hah, apa mo? Manis? Minumannya manis ya? Haha, yaudah nanti kita beli lagi ya mo di Aeon mall sebentar lagi sampai nih." Trit ... Suara mesin mengeluarkan kertas parkir "Nah mo, sampai deh sini aku bukain safety belt nya" wajah Reza mendekat ke arah wajah Monica. Iris pupil matanya dan iris pupil mata Monica saling bertemu. 'Dekat banget bahkan gw sampai bisa mencium aroma parfum maskulin di tubuhnya,' Monica membatin membenarkan rambutnya dan menarik wajahnya dari pandangan Reza. "Sory mo," Reza menarik tubuhnya dan membenarkan kaosnya, Reza mengambil clutch mengambil handphone miliknya dan Monica pun turun dari mobilnya. "Za ke toko buku dulu aja ya," Monica berjalan bersama Reza memasuki Aeon mall. "Kamu suka buku juga ga mo?" tanya Reza dengan membenarkan rambutnya dan memakai topi khas edisi terbatas RA- Jeans for men. "Topi yang harganya 3juta ya za," celetuk Monica spontan dihadapan Reza. Reza tertawa kecil, "apaan sih mo , lagian ini tuh cuman topi haha, nih kamu pake topi aku aja biar ga dilirik cowok-cowok. nanti aku yang repot bawa kamu, pake ya nanti kalo udah balik di mobil boleh deh di balikin ke aku." Monica menuruti Reza dengan tersenyum dan mengangguk, mereka kembali berjalan bersama menyusuri mall yang ramai pembeli. Tiga jam kemudian. "Totalnya 5juta," mbak kasir market yang tersenyum melihat Monica, Monica memberikan kartu debit platinum miliknya, tangan Monica kalah saing dan kini kartu debit milik Reza di genggam mbak kasir. "Pakai punya saya aja mba, saya pacarnya ehm maksudnya lagi on the way proses hehe" Reza tersenyum ke arah mbak kasir dan monica dengan berdehem. "Ih apaan sih lo za , ini kan belanjaan gw udah ga usah" Monica menepis bayaran Reza. "Eits," Reza mengambil dompet dan ATM milik Monica. "Di mobil aku balikin pokoknya kalau jalan sama aku ya pakai uang aku okey!" Reza mengancam Monica kembali. Monica terlihat pasrah sama apa yang Reza bilang, kembali Reza membereskan barang belanjaan ke trolly dan membawanya ke halaman parkir mall menuju mobilnya. "Lo sering ya za ke cewek kaya gini?" Monica membuka obrolan. "Cuman ke kamu aja, aku ga pernah pacaran lagian mami aku selalu kasih tabungan besar kamu masuk duluan aja ya, aku taruh barang belanjaan kamu sama aku di bagasi mobil dulu." Monica masuk ke mobil Reza dan membuka handphone miliknya, kedua matanya melihat ke arah layar handphone jam menunjukan pukul 15.00 wib, seperti biasa Monica memasang safety belt , Reza masuk kedalam mobil dan bersiap untuk menyetir. "Mama kamu ada kan dirumah?" Reza kembali bertanya. "Ga ada orang za, cuman gw sendiri." "Ah sorry yah mo, tapi aku nganterin kamu ga masuk rumah kamu ga papa kan?" "Istirahat di rumah juga ga papa kok za! lagian aku sendirian tapi jangan deh ntar ada orang ketiga lagi." "Maksud kamu setan? Haha.. iya deh iya lagian aku juga tau tata Krama kok" Reza membuat candaan kecil membuat situasi kembali ceria. Setelah 2jam dalam perjalanan, mobil Reza tiba di halaman depan rumah Monica, terlihat Reza membereskan barang belanjaan gw dan memasuki rumah serta menaruhnya di sofa ruang tamu. "Mo, ga takut sendirian di rumah kaya gini? Rumah aku juga besar cuma ramai" Reza berbicara dengan kejujurannya yang membuat Minica kembali sedih. "Za makasih ya, Lo ga mau minum jus atau es dulu? Yakin?" Tanya Monica kepada Reza yang terlihat membereskan mobilnya. "Ga papa kok mo, mo aku pulang ya kamu hati-hati di rumah." Monica mengangguk dan tersenyum kecil, terlihat mobil Reza yang sudah menjauh dari rumah Monica. Kaki Monica melangkah ke dalam rumah dan mengunci pintu rapat, hanya ada satpam dan Monica di rumah ini karena orangtua Monica selalu ke luar kota. Dan biasanya Pras selalu menemani dirinya, langkah kakinya menuju balkon belakang rumah. Ingatan memori kenangan lama bersama Prass kembali, "Suara tertawa selalu mengelilingi rumah, Prass selalu menemani gue kemanapun gue pergi! hingga tunangan itu terjadi sepulang Prass dari sekolah luar negri dia bertunangan dengan anak pengusaha terkaya, gw pun memutuskan mengakhiri hubungan tentunya tanpa persetujuan Prass." Monica menghela nafas panjang dan membaringkan tubuhnya di ayunan rotan yang terletak di balkon miliknya. Klinggg ... Dering pesan handphone milik Monica. Anda mendapatkan transfer dari Rek.637518183 A/n Pras Devano Ke rek.8682284079 Sebesar IDR 200.000.000,00- Pada pukul 14.45 wib ----- 16.43 ----- Monica menutup handphone miliknya dan kembali ke kamar, iapun bergegas membereskan pakaian dan melihat buku tabungan, "Ini udah ke 20 kali Pras transfer uang untung gue udah ganti rekening, gue harus mandiri iya gue harus mandiri!" buku tabungan yang ada di genggaman Monica kini dicengkram dengan luapan emosi, banyak sekali air mata yang jatuh di pelipis wajah cantiknya kini. Air mata ketulusan yang mengalir hanya untuk seorang Prass Devano. "Maafin gue Prass, maafin gue! semoga wanita itu bisa bahagiakan lo ya Pras, maafin gue Pras. gue janji gue ga akan pakai uang lo ini dan gue akan kembalikan buat lo Prass." Air mata Monica tertumpah dan membereskan pakaian serta passport dan visa di koper yang sudah ia persiapkan dikamar. Hanya ada sebuah suara detak jam yang terdengar oleh telinga gadis berdarah sunda itu. Monica menatap sebuah foto dirinya dan Prass Devano yang bertengger di dinding kamarnya dengan manis. Kenangan yang mulai saat ini harus ia kubur dalam-dalam demi kebaikan dirinya dan Prass Devano mantan kekasihnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN