Tubuh Farah terasa sangat hangat, mimpi buruk yang dialaminya perlahan memudah. Kegelapan yang membuat dirinya justru tenang. Mimpi yang rasanya selalu menghantuinya kini lenyap. "Ah, apa akhirnya aku akan terbangun dari mimpi buruk itu?" gumam Farah yang kini seolah berada di ruangan yang gelap. "Baguslah, aku jadi bisa melihat kakak lagi," benak Farah yang perlahan kesadarannya justru memudar. Samar-samar Farah mendengar suara Zen, cahaya lampu rumah sakit juga berhasil menembus matanya. "Zeno," ucap Farah lirih begitu berhasil membuka matanya. "Ini ada di mana?" Farah terlihat kebingungan. "Ini di Rumah Sakit Fa, kamu nyaris tertabrak mobilku. Kami membawa kamu ke klinik dan melaporkan pada polisi. Karena waktu itu kamu bahkan tidak membawa handphone. Aku tidak tahu apapun tentan