Bab.30 Ayam Geprek

1717 Kata

"Turun sekarang! Aku di bawah." Setelah pesannya terkirim, Aksa duduk termangu di sofa tunggu lobi apartemen Sifa. Sudah centang biru, tidak mungkin dirinya akan dibiarkan terkatung-katung disini. Apa boleh buat, dia hanya mengikuti kemana instingnya pergi. Tadi bahkan dia baru sadar kesasar kesini, setelah sampai di depan apartemen ini. Punggungnya tersandar lelah. Matanya terpejam rapat menahan denyut sakit tak hanya di kepalanya, tapi juga dadanya. Aksa tahu hidup tidak akan pernah bisa adil, namun haruskah dirinya yang selalu mengalah dan tersakiti. Apalagi oleh orang yang katanya punya surga di telapak kakinya itu. Perlahan dia mulai membuka matanya saat sentuhan lembut mengusap dahinya yang berkerut kencang. Sifa sudah di sana, berdiri menjulang di hadapannya dengan tatapan hangat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN