Awal
Mega Alvareza (19 tahun) Adalah seorang wanita yang mencintai kakaknya sendiri, uring uringan membuat masalah demi mencari perhatian dari pria yang dia kenal sebagai kakaknya. Mega dirinya tidak punya hubungan darah dengan Radit, yang membuatnya bertekad menikahi pria itu.
Raditya Alvareza (29 tahun) Merupakan anak angkat yang dibawa dari panti asuhan. Papa angkatnya menjanjikan perusahaannya akan jatuh ke tangannya. Tapi Radit menolak, apalagi saat dia tahu ternyata Mega membuat masalah karena mencari perhatiannya. Radit tidak ingin mengecewakan orangtua yang telah mengangkatnya menjadi anak. Radit memilih bekerja sebagai dosen.
Feyra Keinstar (21 tahun) Merupakan mahasiswa yang menjadi anak didik Radit. Feyra mempunyai kecantikan yang membuat Radit terpikat pada mahasiwanya sendiri.
Mila Silviana dan Tom Alvareza Orangtua yang mengangkat Radit menjadi anaknya sebelum Mega lahir, yang membawa Radit menjadi anggota keluarga dari panti asuhan.
******
"Mega, dari mana saja kamu?!" Mata Tom sang ayah melotot melihat Mega pulang larut malam dengan wajah babak belur.
"Mega!"
"Sudah, Mas. Jangan begitu," ucap Mila menahan Tom yang hendak mengejar Mega yang naik ke lantai dua.
"Biar aku yang ngomong sama dia, Mas jangan marah marah nanti cepet tua."
Mila segera menyusul naik ke lantai dua, memasuki kamar Mega.
Di sana dia melihat putrinya yang sedang mengikat rambut. "Mega…?"
"Mega abis balapan, Mah. Tapi kalah. Mega kabur gak mau bayar taruhan, tapi Mega malah jatuh."
"Mega…" Mila menutup pintu. "Mau sampai kapan begini? Kamu seharusnya kuliah, bukan main main terus. Ingat saat lulus SMA? Kau lulus dengan syarat, Mega. Jangan buat Mamah keluar semua petuahnya nih, Mamah gemes mau keluarin unek unek."
“Keluarin aja daripada jadi jerawat loh.”
“Mega, gak sopan kamu. Mau Mamah jitak kepala kamu?”
"Mega ngantuk, Mah. Ini udah malam, Mamah mending tidur daripada ngomel kayak radio jelek."
"Mamah bersihkan dulu lukamu."
"Gak usah, Mega ngantuk."
Mila mengikuti langka Mega ke walk in closet. "Mega…. Apa kamu begini karena Papahmu mau memberikan perusahaan sama Kakakmu? Tapi meskipun dia bukan Kakak kandung kamu, dia berhak, Mega. Dia itu sudah menjaga kamu dengan baik sejak kecil."
Mega diam, sebenarnya dia ingin memiliki perusahaan agar Radit menjadi miliknya. Namun setahu Mila, Mega marah karena Tom mempercayakan perusahaan pada anak angkatnya meskipun Radit menolaknya.
Padahal pada kenyataannya, Mega bersikap seperti ini karena dia sangat mencintai Kakak angkatnya itu.
Sejak kapan? Yang pasti sejak Radit meluluhkan Mega dengan semua kelembutannya.
Awalnya Mega memang marah karena mengetahui Mila dan Tom akan memberikan perusahaan pada Radit, sejak saat itu dia membenci Radit dan membuat banyak kekacauan agar membuat Radit marah kemudian memukulnya dan membuat Radit terusir oleh orangtuanya. Namun, semarah marahnya Radit, dia tidak pernah melakukan kekerasan. Sehingga Mega jatuh cinta dan akhirnya kebencian itu berubah perlahan.
Dia memiliki tekad untuk memiliki Radit sebagai seorang pria, Mega ingin pria itu bersamanya dan menjaganya selama sisa waktunya.
"Mamah tahu, kenapa diam saja?" tanya Mega yang enggan memberitahu kebenarannya, biarkan saja Mamanya tahu kalau Mega seperti ini karena perusahaan, bukan cinta.
Mila menghela napas dalam. "Mega kamu harus perbaiki sikap kamu dulu, belajar yang bener kalau mau mimpin perusahaan. Mana bisa perusahaan dipimpin cewek uring uringan yang hobi balapan sama tabok tabokan kayak kamu, yang ada klien pada ngibrit takut sama kamu."
"Mamah." Mega mendekat, dia memegang halus kedua pundak mamanya. "Mamah kan tau anak Mamah ini preman, keluar dulu ya. Mega cape bobo cantik biar gak bonyok besok pagi.”
"Biarin Mamah bersihin dulu lukamu kalau gitu, kamu mana bisa bersihin luka sendiri. Nanti bonyoknya malah makin banyak. "
"Gak perlu astaga, Maaaaaah, Mega males denger pidato Mamah yang panjangnya ngelebihin pidato sambutan kepada desa kalau upacara bendera. Males ah, udah Mega mau bobo." Mega menggeleng, dia mendorong pelan dan sangat lembut agar mamanya mundur dan keluar.
"Jangan bilang kamu mau kakak kamu yang datang terus marahin kamu. Iya?”
Mega diam sebagai jawaban iya. Dia suka jika Radit memarahinya dan memberikan perhatiannya untuknya.
“Kakak kamu sibuk, lagian Mamah heran kamu dulu deket sama dia terus tiba tiba musuhan tapi kalau bikin ulah luluh sama nurutnya sama dia aja. Kakak kamu sibuk, sekerang ngajar di Univ, udah Mamah aja yang bersihin luka kamu. "
"Kakak ngajar?” tanya Mega terkejut. Kenapa dia ketinggalan informasi sepenting ini? sejak kapan Radit mengajar? Apa dirinya terlalu sibuk dengan teman teman sekumpulannya?
"Iya, dia jadi Dekat, ngajar juga di fakultas hukum. Eh, dia emang dekan fakultas hukum.”
Mega mengepalkan tangannya, dia terlambat mengetahui ini.
"Mamah udah keluar ya, Mega mau tidur. " Mega mendorong halus Mamanya sampai ke ambang pintu.
Lalu menutup pintu sebelum Mila mengeluarkan kalimat.
"Siaaaaal! Kok aku gak tau kakak ngajar. Kalau sekarang dia sibuk, nanti gimana dia bisa perhatiin aku yang berulah? Mana udah pisah di apartemen lagi, sial banget sihhhhhhhhhhhh.”
"Mega! Buka pintunya, Mamah obati luka kamu."
"Gak mau," ucap Mega pergi ke kamar mandi.
Di sana dia merencanakan sesuatu. "Pokoknya Kak Radit harus jadi milik aku."
Lama Mega diam di kamar mandi, dia mandi sambil berpikir. Setelah tahu perusahaan akan diberikan pada Radit dan Mega tahu pria itu tidak memiliki hubungan darah dengan keluarganya, dia marah. Sampai kemarahan itu akhirnya berubah menjadi cinta.
Dan alasan Mega masih ingin perusahaan menjadi miliknya, yaitu agar Radit bergantung padanya.
Selesai mandi, Mega memakai handuk. Dia terkejut melihat Radit ada di kamar. "Kakak?"
"Kamu buat Mamah khawatir, pakai itu dan obati luka kamu."
"Tunggu," ucap Mega menahan tangan Radit.
Sejak Radit tahu perasaannya, dia menjadi mengabaikan dan tidak seperhatian dulu.
"Kamu tau gak gimana khawatirnya Mamah sampai dia menelpon Kakak selarut ini? Jangan buat dia kecewa, Mega."
Radit melepaskan tangan Mega yang mencekalnya. Jujur saja Radit sudah sering mendapatkan pengakuan cinta dari Mega, dan dia tidak ingin mama dan papanya mengetahui hal ini. Dia tidak ingin mengecewakan mereka.
"Aku cinta sama kamu, Kak!" teriak Mega dengan lantang, dengan dagu mengadah seolah menantang.
"Turunkan nada bicara kamu, Mega." Radit kembali mendekat dengan tatapan tajam. "Kamu nggak pantes mengatakan itu, aku itu Kakakmu."
"Kita nggak punya hubungan darah, Kak. Kakak bukan siapa siapa. Kenapa Kakak jadi dingin setelah aku ngungkapin cinta?" tanya Mega dengan nada manjanya, dia sangat ingin memeluk Radit saat itu juga.
Namun, Radit mendorong pelan Mega, dia tidak ingin hilang kendali dan membuat keadaan memburuk. Alasan Radit mencari pekerjaan lain agar perusahaan tidak diberikan kepadanya dan membuatnya terbebas dari Mega. "Kamu sakit, Mega."
"Aku sakit karenamu, Kak. Aku membuat onar agar menarik perhatianmu."
"Kamu bodoh, untuk apa itu?" tanya Radit dengan kesal.
"Aku cinta sama Kakak." Salah satu tangan Mega mengusap pipi Radit.
Pria itu segera mengibaskan tangannya pelan. Meskipun Radit kesal pada sikap Mega, dia tetap menahan untuk tidak melakukan kekerasa. Apalagi mengingat bagaimana orangtua Mega merawatnya dengan sangat baik. "Hentikan, atau Kakak akan marah."
"Marah aja, Mega tingal ngasih tau Mamah kalau Kakak nyakitin aku. Atau…. Harus aku kasih tau kalau aku mencintai Kakak?" goda Mega menaik turunkan alisnya dengan senyuman.
"Hentikan, Mega." Radit mengetatkan rahangnya. "Mamah adalah wanita paling mulia untuk Kakak, jangan coba membuatnya kecewa. Kakak mohon hentikan kegilaan ini, banyak pria di luar sana yang mencintai kamu.”
“Tapi aku tidak mencintai mereka. Cintaku buat kakak aja ya?”
“Tolong, asal jangan aku.”
“Aku hanya Kakak aja,” ucap Mega menetapkan pilihannya. “Kakak pria yang sabar, tampan juga, sikapmu pas denganku.”
“Aku begitu karena Mamah, aku menyayangi Mamah. Jangan buat Mamah kecewa dengan kegilaan anak anaknya ini.”
Nyatanya itu tidak berpengaruh apapun pada Mega. "Kalau begitu jadi milik aku ya, Kak. Aku mencintaimu."
Radit terkekeh tidak percaya, semua perkataannya adalah omong kosong. "Aku kakakmu, dan kamu adalah adikku. Selamanya akan begitu"
Radit pergi meninggalkan Mega, membuat gadis itu terkekeh. "Akan aku buat Kakak menjadi milikku, Kak."