bc

Istri Keduaku Cinta Pertamaku

book_age18+
281
IKUTI
5.0K
BACA
HE
escape while being pregnant
boss
blue collar
drama
bxg
brilliant
city
like
intro-logo
Uraian

Dini Putri Lestari terpaksa membiarkan dirinya terjebak dalam hubungan yang sulit dengan Rio Ravindra karena menawarkan diri menjadi ibu pengganti yang akan mengandung anak Rio dan istrinya Christa. Dini tak ada pilihan karena harus membiayai pengobatan putrinya, Anggia setelah semua hartanya diambil mantan suaminya.Dini tak pernah berniat untuk jadi wanita kedua. Dini tak pernah menginginkan menjadi duri dalam rumah tangga orang lain. Tapi apa jadinya jika takdir berkehendak lain dan menguak satu-persatu semua rahasia tersembunyi yang semakin menghimpit Dini dan tak lagi bisa membuatnya menghindar dari Rio?Bagaimana Dini mempertahankan prinsip hidupnya ditengah kesulitan menghadapi hati dan pikirannya yang sulit bekerja sama?Dan apakah Rio tega mengkhianati istrinya Christa demi mengikuti isi hati dan keinginan terbesar dalam dirinya?

chap-preview
Pratinjau gratis
IBU PENGGANTI
"Aku akan bayar berapapun asal kau bisa dapatkan ibu pengganti yang akan melahirkan anakku. Kumohon, carikanlah wanita baik-baik, Ted!" "Kau tahu sendiri, di Indonesia yang begitu masih dilarang oleh Undang-Undang pasal 127 nomor 36 tahun 2009. Aku tidak bisa membantumu, carilah di luar negeri, Rio!" "Sudah kubilang, ini sulit untukku, tolonglah, Ted. Kami tidak bisa ke luar negeri karena harus melakukan ini di belakang keluarga kami." Percakapan yang tak sengaja didengar oleh seorang wanita yang sebetulnya hendak melintas tapi dia memilih diam dan menguping pembicaraan antara seorang dokter dengan seorang pria di sebuah rumah sakit. Wanita itu tahu apa pembahasan mereka. Hatinya sebetulnya meragu untuk mendekat dan ikut campur. "Permisi, a-apa dokter dan teman dokter mencari ibu pengganti untuk mengandung anak teman dokter? Mungkin saya bisa membantu? Saya wanita baik-baik." Tapi tuntutan hidup membuat dirinya memberanikan diri keluar dari persembunyian dan bicara. "Dini, kamu, Dini Putri Lestari, kan?" Pria itu tampak syok melihat siapa wanita yang kini ditatapnya. "Rio, kamu mengenalnya?" "Eh, Ted, boleh pinjem ruanganmu dulu nggak? Aku mau bicara dengan Dini." Rio tak menjawab pertanyaan Teddy, teman sekaligus dokter yang tadi diajak bicara olehnya. Rio yang kini berdiri di antara Teddy dengan Dini justru meminta yang lain. "Oh, ya udah pakai aja. Aku ke cafetaria dulu ya, cari kopi. Kalau perlu apa-apa kabarin aja." Mereka memang tadi bicara di luar ruangan dan sebetulnya tak ada niat untuk membicarakan hal sensitif di depan ruangan Teddy. Tapi karena ini malam hari, Rio juga tadi tergesa-gesa makanya mereka berpikir tidak ada orang yang mendengarnya. Tak sangka kecerobohan ini memberikan satu peluang pada Rio menemukan yang dicarinya. "Kamu bener kan, Dini Putri Lestari?" Rio memastikan lagi sesaat setelah dia menutup pintu ruangan dokter Teddy. "Iya Kak Rio, apa kabarnya?" Meski canggung, tapi Dini tak bisa berpura-pura tak mengenal pria yang memang cukup dekat dengannya di masa lalu. Sesosok pria yang membuat hatinya terasa dingin. hubungan diantara keduanya di masa silam membuat suasana ini memang kaku. "Dini, kamu--" "Kak Rio, tadi aku dengar kalau Kak Rio mencari ibu pengganti yang bisa mengandung anaknya Kak Rio sama istrinya, kan? Kalau boleh, bisa nggak kalau aku aja? Dan maaf boleh aku tahu berapa bayarannya?" Dini tak mau terlalu banyak berbasa basi dan di sini dia mencoba untuk profesional, tak ingin menceritakan apapun pada pria yang memang sepertinya ingin bicara banyak padanya. Bukankah Rio terdesak dan butuh seorang wanita pengganti? Jadi kenapa mereka harus membahas masalah dirinya? "Oh, hmmm ... Ka-kamu butuhnya berapa?" Rio tak berani untuk menentukan harga. Dia malah membalikkan pada Dini yang tampak bingung menjawabnya. "Kamu di sini sedang menjaga seseorang bukan? Siapa yang sakit?" Dini tak menjawab, makanya Rio bertanya lagi. "Maaf Kak, kalau ditanya butuhnya berapa, aku juga enggak tahu berapa yang aku butuhkan. Tapi anak yang kukandung adalah calon anak Kak Rio dan istrinya Kak Rio. Dia akan menjadi anak kalian, pelipur lara bagi kalian di masa mendatang dan di hari tua kalian. Aku ingin minta bayaran anak untuk anak." "Maksudmu, Dini?" tanya Rio karena penjelasan Dini tak dipahaminya. "Bisa tidak andaikan aku meminta bayarannya cukup untuk membiayai pengobatan thalassemia putriku?" Dini kembali melakukan negosiasi yang sebetulnya secara tidak langsung juga memberikan jawaban alasan keberadaannya di rumah sakit yang ingin diketahui Rio. Sungguh banyak sekali pertanyaan yang ingin diberikan oleh Rio. Tapi saat ini dia tahu kalau wanita di hadapannya tidak ingin bicara terlalu banyak. Cuma memang rasa penasarannya ini tak bisa dipungkiri. "Oke! Aku setuju untuk memenuhi permintaanmu tadi, Dini." Bahkan mereka bicara masih dalam posisi berdiri, makanya Rio menunjuk ke satu kursi. "Oh iya, maaf, Kak. Terima kasih!" Dini paham, dia pun duduk di saat Rio juga menarik satu kursi untuknya sendiri dan mereka duduk berhadapan. "Ada beberapa pertanyaan yang harus kamu jawab. Pertama, apakah kamu masih memiliki suami? Ini penting untukku karena aku akan menjadikanmu ibu pengganti anakku." Rio tahu, dia tidak mungkin bisa masuk ke dalam ranah pribadi wanita di hadapannya yang tampak membuat dinding dengannya sehingga pertanyaan ini adalah cara paling tepat untuk awalan menggali informasi. "Tidak perlu khawatir Kak. Aku sudah berpisah dengan suamiku, jadi tidak akan lagi ada masalah kedepannya," jawab wanita itu tegas meski hatinya tak ingin mengatakan rahasianya ini pada Rio kalau tidak terdesak. "Baiklah, sekarang pertanyaan kedua dan ini menentukan apakah aku jadi bekerja sama denganmu atau tidak." "Apa Kak?" Dini sangat butuh sekali uang untuk pengobatan anaknya sehingga apapun akan dilakukan asalkan dia bisa mendapatkan dana itu. Makanya dia menjawab tergesa-gesa masih dengan wajahnya yang terlihat pucat dan rambutnya yang terlihat berantakan. Tubuh Dini juga tak kalah kucel, terlihat sangat kurus dan mungkin hanya tulang berbalut kulit, sungguh terlihat berbeda dari wanita yang Rio kenal dulu. Berbeda juga dengan penampilan Rio yang tampak seperti pengusaha muda dengan setelan jas yang bersih dan rapih. Aroma parfume mahal juga bisa tercium oleh Dini. "Kamu akan mengandung anakku. Dan aku tidak mau jika ada kesalahpahaman di luar dengan orang lain. Ibu pengganti untuk anakku adalah wanita yang hanya bersedia untuk aku nikahi selama anakku ada di dalam kandungannya." "A-apa?" Dini kaget. "Jika kamu bersedia untuk menjadi istriku, maka perjanjian kita bisa berlangsung. Jika tidak, maaf Dini, aku rasa kita tidak bisa bekerja sama." "T-ta-tapi Kak Rio, bukannya benihnya itu dari Kak Rio dan istrinya Kak Rio?" "Iya, tapi aku harus membuat peraturan seperti ini karena perundang-undangan di Indonesia mewajibkan hanya seorang istri yang bisa menerima bayi hasil persemaian dengan bayi tabung. Jadi kalau kamu tidak mau menjadi istriku maka sulit untukku dan akan membahayakan untuk dokter Teddy jika dia tetap menjalankan rencana ini." Dini tahu dia harus menolaknya. Tapi alasan Rio memang masuk akal. Lagipula, membayangkan tentang putrinya yang membutuhkan darah dan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas kesehatannya itu sangat sulit didapatkannya, apalagi dirinya tidak punya surat-surat untuk mengurus semua kebutuhan pembuatan JKN, ini membuat Dini sulit. "Baiklah. Tapi putriku butuh biaya malam ini untuk cuci darah, Kak. Apa bisa pembiayaannya dimulai hari ini?" Namanya juga sudah buntu dan butuh uang, Dini tak lagi berpikir panjang. Dia setuju dan menepis rasa malunya saat meminta pada Rio. "Aku akan mengurusnya. Kita ke bagian administrasi sekarang." "Kak!" Rio sudah berdiri tapi Dini masih ada yang mengganjal sehingga dia memanggil pria itu lagi. "Apa Dini?" mata teduh Rio menatapnya, membuat Dini canggung dan memilih menjawab sambil menunduk. "Aku setuju menjadi istrinya Kak Rio selama perjanjian ini berlangsung. Tapi apa bisa aku mendapatkan satu jaminan?" "Katakan!" Pria itu pun setuju dengan tatapannya masih pada Dini meski wanita itu enggan memindainya. "Selama kita menikah, Kak Rio tidak akan menyentuh tubuhku dan aku tidak harus melayani Kak Rio seperti layaknya seorang istri yang melayani suaminya di atas ranjang," tegas Dini dengan tatapan netranya yang kini diberanikannya mengarah pada Rio. "Kamu jangan khawatir. Dalam pernikahan itu aku tidak akan melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan." Sebuah janji yang Dini yakin tidak akan pernah dipungkiri oleh pria itu. Janji yang membuat Dini akhirnya bersedia untuk mengambil sebuah keputusan demi mendapatkan jalan pintas pertolongan untuk putrinya. Apapun akan dilakukan Dini asalkan dia bisa menyelamatkan putri tercintanya. "Saya terima nikahnya dan kawinnya Dini Putri Lestari binti Iskandar dengan mas kawin tersebut, tunai.” Termasuk menjadi istri dari seseorang yang sebetulnya tak ingin diingat lagi olehnya. Perih dalam relung sanubari hanya dirasakan Dini sendiri. Dia mencoba bersabar dengan permainan takdir. "Nah, kalian sudah sah menikah. Penghulu juga sudah pergi. Jika masih ada yang ingin dibicarakan, silakan. Aku pamit dulu keluar, ya!" Pernikahan berlangsung di ruangan yang sama seperti semalam Dini dan Rio mengambil keputusan. Ruangan dokter Teddy. Dan saat ini teman Rio yang juga canggung, berniat memberikan keleluasaan pada dua mempelai itu untuk menyelesaikan urusan mereka. "Dokter, kurasa tidak ada yang harus kami bicarakan berdua." Tapi Dini sudah menampik, membuat sang dokter menatap padanya, begitupun Rio. "Saya sudah menjadi istrinya Kak Rio. Jadi, kapan janinnya akan dititipkan di rahim saya?"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My Secret Little Wife

read
114.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
200.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
18.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
218.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook