Opening

205 Kata
"Ah sial! Susunya sudah basi!" Sekarang aku merasa benar-benar sangat frustasi. Satu hari ini, kehidupan serasa dipenuhi oleh banyak hal-hal gila diluar dugaan. Bangun telat. Air mati. Hampir ketinggalan bus. Berhimpitan dengan cowok perokok, bahkan sepertinya belum mandi seminggu. Hampir saja kelas ditutup. Berdebat saat membeli makanan. Menginjak kotoran kucing di depan kamar kos. Air masih mati. Dan lagi-lagi , s**u kedelai yang kubeli sudah basi. Benar-benar menyebalkan! ARGHHHHHH! Aku bangkit berdiri hendak membuang s**u yang sudah basi tadi kedalam tempat sampah. Rasa kesalnya sudah hampir meledak seperti bom atom saja! Ingin daku berkata kasar, memaki, untuk satu hari panjang yang penuh dengan aneka emosi tak mengenakkan. Saat menaruh s**u itu, aku tertegun sejenak. "Lah, kucing kos aku mana? Kok ga kelihatan?" Mataku melirik keberbagai arah. Kemana kucing jantan oranye yang selalu berada didepan kamar kosku ya? Sedari pagi aku tak melihatnya. "Apa mungkin ya dia udah pindah kos-kosan? Ah terserah!" Ucapku berusaha tak memaksakan pikiranku untuk kembali berpikir. Rasanya lelah sekali. Aku kembali ke kamarku. Menutup pintu, dan berjalan ke arah tilam beralaskan sprei biru kesukaanku. Kurebahkan diriku yang lelah ini sambil memijat kening. Mungkin jika aku tidur saja, semua akan membaik. Setidaknya pikiran ini lebih rileks. Huhft mari tidur wahai tubuh lelahku. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN