Tigapuluhtujuh

1348 Kata

Dhifa baru memejamkan matanya setengah jam yang lalu saat mendengar suara gawainya berdering. Ia langsung terbangun. Di layar tampak jelas nama Nayla terpampang. Dengan rasa kantuk yang teramat sangat ia pun terpaksa menjawabnya. Ia baru tidur pukul setengah satu. Andai bukan sahabatnya mungkin ia langsung matikan. Dhifa khawatir ada sesuatu yang penting. "Hallo, Nay ada apa?" Dhifa bertanya dengan suara khas bangun tidur. Ia menggosok matanya dengan tangan kanannya. "Tomy kecelakaan, Dhifa." Nada suara Nayla terdengar panik. Sahabatnya itu memberikan kabar buruk tentang saudara tirinya. "Innalilahi." Dhifa sangat kaget. "Sekarang bagaimana kondisinya? Kecelakaan dimana?" Dhifa tak menyangka, beberapa jam yang lalu pemuda itu masih baik-baik saja, bahkan sempat-sempatnya menggoda dir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN