Wina dilanda galau malam itu. Ia baru saja menerima pesan dari Ian yang menanyakan kapan ia akan mengirimkan data-data dan petunjuk mengenai ibunya. Wina tak membalas pesan dari Ian. Ia menghapusnya. Ia tak akan berurusan dengan Ian walaupun Ian terlihat bersungguh-sungguh untuk membantunya.
"Mungkin, itu cuma trik," gumam Wina ketika ia berbaring di ranjangnya. Ia meletakkan ponsel di atas nakas. "Aku nggak boleh terlena lagi. Aku udah kasih kesempatan banyak sama pak Ian. Dia bisa ketemu sama King, itu cukup."
Wina memeluk selimutnya erat. Ia masih terbayang bagaimana ekspresi haru yang tampil di wajah Ian ketika membicarakan King. Wina membuang napas panjang. Ia menggeleng, tak ingin berandai-andai lagi. Ia yakin pilihannya sudah tepat. Ia akan menikah dengan Roki. Dan Roki akan menja
