…….. 'Sekeras kepala apapun manusia, pasti tetap bisa melunak jika ia menemukan sosok yang tepat ' "Tumben udah bangun"-ucap Kei saat melihat Keenan sudah turun dari tangga mendekatinya yang tengah masak. "Mau nemenin kamu masak" - Ucapnya sambil memeluk Kei dari belakang dan mengelus perut Kei. "Minggir aku lagi masak. Kamu siap-siap sekolah aja gih" Tapi bukan Keenan jika langsung nurut. Ia tetap memeluk Keina sambil meletakkan kepalanya dibahu Kei yang sedang menumis. Keina lalu mendesah lalu mematikan kompornya . "Kenapa hmm? " Keina merangkul leher Keenan membuat Keenan membungkukkan badannya. " Aku ke rumah Mama sama Papa nanti" "Beneran udah maafin? Aku nggak maksa kamu loh" Keenan mengangguk mantap. "Kamu yang bilang dendam nggak nguntungin kita kan. Buat apa dend