Malam hari yang sepi itu tampaknya Nirmala merasa gundah gulana. Tak bisa tidur nyenyak, dia memeriksa sebuah dokumen milik mendiang ayahnya dulu. Air mata itu terus menetes dan saat ini memang sedang hilang keceriaannya. Kirana menghampirinya. Dia membawakan satu keranjang strawberry yang sedang dimakannya. "Kenapa lagi? Kalau stress kayaknya kamu sukanya uring-uringan," ucap Kirana. "Itu dokumen mau kamu apakan?" "Aku harus lebih berhati-hati lagi menjaga dokumen ini. Kirana, kamu tahu? Mereka sudah tahu kalau aku ini Nirmala, Sendi membuka rambut palsu aku di kantor, gimana kalau dia bongkar identitasku yang asli? Habis sudah hidupku jadi kiamat," keluh Nirmala sambil melirih. Kirana memberiku buah strawberry itu padanya namun Nirmala menolak. "Kalau misalkan aku gak bisa bayar hu