Bab 39. Sebuah Hadiah

1076 Kata

Luna pun terpancing emosi setelah mendapat semburan kata-kata bahwa dirinya tidak tahu diri. Dia meneguk kembali sisa teh hangatnya kemudian menyimpannya dengan keras.  "Karen, bisa libur dulu bahas hubungan aku sama dia?" "Pak boss pasti sudah mantap untuk menikahi kamu, Luna. Mulai besok mungkin kamu harus jauhi Sendi!" Luna menghela napas tapi matanya mendelik pada lawan bicaranya itu. "Dengarkan aku. Sekali lagi dengarkan aku. Pertama kali kami bertemu, Chandra gak pernah sekalipun mau menunjukkan kasih sayangnya. Karen, rencana pernikahan ini belum tentu aku terima." "Luna, kenapa kamu datang ke sini? Buat apa? Kalau cinta sudah hilang buat apa dekat-dekat lagi sama pak boss." "Terserah aku. Aku berhak dekati Chandra lagi, dia sudah cinta mati pada Luna Karisma yang memesona ini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN