Meggie tidak mengerti mengapa dia harus bicara sekasar itu pada Bram. Dan dia melihat mata pria itu berkilat penuh amarah. “Kenapa Meg? Apakah kau kecewa karena lelaki yang kau inginkan memilih wanita kaya dan kau di tinggalkan karena kau miskin?” “Sayang sekali Bram. Aku tidak akan pernah membiarkan seorang lelaki mendikte dan mempermainkan aku dengan alasan harta.” “Kenapa harus marah?” Suara Bram lebih mirip dengan penghinaan daripada ejekan. “Bukankah yang kau lakukan saat ini seperti itu? Kamu bersedia berpura-pura menjadi tunangan ku. Dan kamu menerimanya karena aku akan menjadi sponsor dan pendukung utama pada biro iklan milikmu.” “Boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Meggie dengan wajah memerah. “Silahkan!” “Tadi kamu mengatakan apakah aku berubah pikiran atau tidak? Dan jawab