Undangan Sarapan

1614 Kata

Alesha dan Puri saling berpelukan. Mereka saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Latar belakang keluarga yang tidak terlalu jauh berbeda, membuat ke duanya merasa malu dengan diri sendiri. “Sudah, kamu jangan sedih lagi. Bukankah sekarang kamu sudha punya aku? Tapi aku minta sama kamu, berhenti berpikrian buruk. Tidak semua orang yang memiliki pikiran picik seperti orang-orang yang selama ini sering kita temui. Di kampung ini, banyak sekali orang-orang yang berhati tulus. Entah kenapa, aku sangat nyaman di sini.” “Kamu benar, Sha. Rata-rata masyarakat sini sangat tulus dan selalu bersikap baik tanpa memedulikan latar belakang kita dan tanpa memedulikan keadaan kita. Sangat berbeda dengan kehidupan kota.” Alesha mengangguk, “Jadi bagaimana? Kapan kita mulai belajar ngaji? Kita ini n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN