Happy Reading. Sekeluarnya dari ruangan Gazelle. Siska kembali ke meja kerjanya sendiri dengan perasaan campur aduk antara senang, malu, bahkan tidak menyangka bisa melakukan hal sejauh itu pada atasannya sendiri. “Astaga, apa yang aku lakukan tadi? Kenapa aku … akhhh, pasti dia berpikir bahwa aku suka sama dia. Nggak, nggak, nggak. Itu nggak boleh terjadi. Ingat, Sis, ingat! Sampai kapan pun dia tidak akan pernah menyukaimu!” Siska meremas kuat pakaiannya dengan tatapan kesal. Satu sisi dia merasa senang karena bisa berdekatan kembali dengan pria yang pernah menjadi cinta pertamanya. Akan tetapi, saat mengingat di mana penolakan itu terjadi. Di situlah rasa kesal yang belum sempat sepenuhnya menghilang, kembali bangkit untuk mengingatkan seberapa sakitnya di masa lalu ketika ditolak