Gerald memainkan cerutu yang ada di tangan. Matanya sesekali menatap lurus pada lapangan hijau yang luas. Pohon yang mengelilingi area di mana sejauh mata memandang hanya disuguhi pemandangan yang menyejukkan, ranting serta dahannya bergoyang pelan. Pertanda angin semilir sebagai pelengkap suasana yang cukup membuat kedamaian tersendiri di dalam jiwa. Sayangnya, Gerald bukan tipe orang yang senang dilingkupi rasa damai seperti ini. Kalau bukan kepentingannya bertemu pria tua yang asyik memainkan stik golf, Gerald tak akan mau ada di sini. “Lima menit lagi Pak Alfred menyelesaikan sesinya,” info Paul yang terlihat berbisik pada Gerald. Cerutu yang sejak tadi dimainkan sang pemimpin Sayap Elang, ia hentikan perlahan. Sebagai respon informasi dari Paul, Gerald mengangguk. “Tapi, Bos, ad