Kalian bacanya pakai napas, ya. Ini menegangkan soalnya. Hahaha *** Jerou mengusap sudut bibirnya yang sedikit terluka. Memperhatikan juga lengan kanannya yang terkena gores. Tak seberapa memang, tapi Jerou paling anti kalau sampai ada benda melukai tubuhnya. Pedang masih setia di kedua tangannya berlumuran darah. Seringai tipis muncul begitu lawannya kembali mendekat. “Wah, masih bisa bangun rupanya.” Jerou tertawa. Sejak Pras digiring Herry juga Jimmy Lee yang memberikan tatapan remeh pada mereka semua, Jerou dan Arron tak menurunkan sikap waspadanya. Mereka tahu, begitu Pras masuk ke dalam mobil iring-iringan polisi yang dikawal ketat, tak ada satu pun yang boleh keluar dari markas ini. Herry dan keinginannya menghancurkan Pras sudah tercetak jelas dalam sorot matanya sejak lama.