Fitri Hamil

1047 Kata
Ku ambil benda yang di sodorkan istriku yang terisak, ku lihat benda yang mirip seperti termometer itu, bertanda garis merah dua, ku tak mengerti apa maksudnya. "Apa ini honey?" "You know honey, aku hamil" "What.. kamu hamil honey" "Ya .. sayang, you happy" " I am verry happy, thanks honey love you" "Love you too" Ku peluk tubuh istriku dengan erat, derai air mata bahagia keluar begitu saja, kami berdua menangis haru akhirnya impianku terwujud untuk menjadi seorang daddy. "Honey.., mulai hari ini mas nggak mau kalau kamu terlalu capek, kamu harus banyak istirahat pokoknya kamu harus jaga anak kita, ok.." "Ok, sayang thanks for all" Kecupan hangat ku daratkan di kening dan bibirnya yang mungil, ku pangku dan ku rebahkan di kasur perlahan, aku tidak mau terjadi apa - apa dengan kandungan istriku. "Honey, kamu mau makan apa, atau inginkan sesuatu?, bicara aja ya.." "Ada" "Apa honey?" "Aku ingin kamu selalu menjaga kesetiaan, jujur, dan tidak berubah" "Hanya itu honey?" "Ya sayang hanya itu saja, aku masih nggak percaya kalau kita akan menjadi orang tua" "Yes, honey ini adalah karunia terindah buat kita" "Okey honey, mas kerja dulu kamu baik - baik dirumah ya.." "Okey, pulang cepat aku akan selalu menunggu mu, sayang.. love you" "Love you too" Kebahagiaan kami kini sangat sempurna tak bisa diungkap dengan kata, hanya syukur yang terucap tiada henti. Setelah keterpurukan masa lalu yang membuatku berada di titik paling lemah, kini tergantikan dengan sosok yang lebih sempurna dan aku sangat bahagia berada bersamanya. Ku kembali berkutat dengan rutinitas kesibukan kantor yang membuatku jenuh, namun karena kini aku mempunyai keluarga baru lambat laun kejenuhan terhempaskan dan tergantikan dengan semangat demi istri dan calon anak ku. Kembali layar ponselku berdering, kulihat tanpa nama. "Siapa lagi ini?, mengganggu saja" dengkusku membuat kepala kembali berdenyut. Ku abaikan dan ku silent, namun ponselku menyala lagi tanpa suara karena sudah ku silent. Penasaran kuangkat ponselku dengan amarah yang memuncak. "Hallo, siapa ini?" Tak ada jawaban, lalu dengan kesal ku matikan. Namun ponselku menyala lagi, membuatku bertambah geram saja. Ku maki penelpon apa maunya dia. "Kamu, siapa.. apa mau kamu" "Aku pemuas nafsu mu, dan aku di hadapan mu" "What.." Pintu terbuka sosok Risna kembali lagi, kini tepat dihadapan dan menghampiriku dengan senyum mautnya. Nafasku seakan tersedak, karena serangan Risna begitu cepat secepat kilat, aku hanya terdiam seolah tercucuk olehnya, semua sentuhannya mendominasi keadaanku. Aku adalah pria normal, dihadapkan dengan perempuan seperti Risna tentu saja tak bisa menolak apalagi dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Nafasku berderu tatkala Risna melumat bibirku dan mengabsen isi mulutku, aku akui permainannya lebih hebat dari istriku. Namun ketika Risna mencoba membuka resleting celana ku, tiba - tiba pintu terbuka kasar di iringi suara teriakan yang tak asing bagiku. "Mas Pramudia, apa yang kau lakukan" Ya, teriakan istriku membuat ku panik. "Honey.. ini tidak seperti yang kamu lihat, bukan aku yang mulai tapi iblis ini yang selalu menggodaku" Aku berusaha menjelaskan kepada istriku, namun istriku hanya terdiam memandangi kami silih berganti tatapan yang sulit ku artikan. Ku coba menenangkannya, dengan memeluk erat tubuhnya, namun istriku mencoba meronta seakan tidak sudi lagi ku peluk. Inilah kesalahan terbesarku, dan aku sangat menyesal, namun kejadiannya begitu cepat sehingga tak ada penolakan waktu Risna menggodaku. Kulihat Fitri mendekati dan menatap wajah Risna dengan senyuman sinis tersungging di bibirnya. "Heh, kamu.. PELAKOR apa belum puas kamu merebut mas Danu dari ku dulu, sekarang kau ulangi lagi, sebenarnya apa mau kamu perempuan s****l, dasar perempuan iblis kamu" "What... kamu.." "Ya aku Fitri yang kalian buang ke hutan, kenapa? heran karena aku belum mati.." "Ingat.. dulu aku diam, sekarang jangan coba - coba kau usik rumah tanggaku lagi, karena kalau kau coba usik aku akan..-" "Akan.." "Jebloskan kamu ke jeruji besi, dengan tuduhan percobaan pembunuhan" "Oh..ya.. bisa?" "Jangan kau remehkan aku, karena semua bukti telah aku kantongi.. semuanya.. aku tahu kamu pakai susuk untuk menjerat suamiku setelah kau jerat kau mengguna - gunai ku sehingga aku mempunyai penyakit yang sulit di sembuhkan dan akhirnya kalian singkirkan aku, ingat aku tidak akan jatuh ke dalam jurang yang sama" Amarah Fitri membludak seperti bom waktu, membuat Risna sedikit ciut dan berlalu pergi tanpa kata. Syukurlah akhirnya iblis itu pergi. Setelah kepergian Risna si ratu iblis, aku mencoba meyakinkan istriku fitri agar mau memaafkan kekhilafanku. Aku beruntung Fitri istriku memaafkan ku dan membuka hatinya kembali dengan syarat aku harus berjanji tidak mengulangi nya lagi, karena kalau sampai terjadi tak segan - segan Fitri akan meninggalkan ku. Aku berjanji dengan segenap hati, akan selalu berusaha untuk selalu setia. "Honey, kenapa kamu kesini?" "Oh, jadi menurut mas aku nggak boleh kesini.. agar...-" "Bukan begitu honey, kamu lagi hamil muda.. mas takut kamu kenapa - napa" "Ooh.., bukan karena kepergok?" "Ya ampun honey, jelas bukanlah mas khawatir sama kamu" "Kalau memang khawatir, nggak mungkin seperti tadi" "Maafkan mas, honey.. maafkan ya please" "Heemm" "Ah, ya honey kamu tahu dari mana, tentang si Risna" "Sebenarnya, aku cuma nebak saja mas, entah benar atau salah namun kayaknya benar melihat dari raut mukanya yang ciut tadi" "Oh.., mas kira kamu memang mengetahuinya, ah honey mas akan selidiki semuanya dan mas akan ceritakan sesuatu mengenai Risna, agar kamu tidak salah paham" Fitri mengangguk, mendengarkan semua yang ku ceritakan tentang Risna dari a sampai z, sesekali Fitri menatapku kesal namun dia mencoba menahan emosi karena ini bukan mutlak kesalahanku. Setelah ku ceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi, Fitri pun mengerti. "Sayang, kita harus waspada dengan Risna aku nggak mau kalau sampai rumah tanggaku hancur untuk yang kedua kali" "Tentu saja honey, terutama mas akan selalu di depan untuk melindungi mu" Ku peluk erat istriku, yang kini terasa damai. "Ah.. iya sayang, waktu aku beres - beres dan menyimpan berkas sertifikat dari mas Danu, ada buku diary milik Risna, aku belum sempat membacanya barangkali saja ada rahasia yang belum kita ketahui untuk menjeratnya kalau sampai berulah lagi" "Ah, bagus honey bagaimana kalau pulang dari kantor kita baca sama - sama" " Iya,.. sayang.., kalau begitu aku pulang duluan ya" "Bareng aja sayang, mas khawatir kalau kamu pulang sendirian takut Risna berulah yang bisa membahayakan kamu dan calon bayi kita" "Ya deh.., aku juga takut kalau Risna berulah" Dengan sabar Fitri menungguku sampai pekerjaan ku dikantor selesai. Duh.., apa ya.. isi dari diary nya Risna?? Yang udah baca tinggalin jejak ya... hatur nuhun ??
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN