Gista tahu hari ini akan datang. Walaupun begitu ia tetap tidak bisa bersikap biasa saat berhadapan dengan Dipta. Di hadapan mantan kekasihnya itu dia harus terlihat baik-baik saja. Tidak boleh terlihat lemah apalagi sampai menangis. Meski punya keinginan seperti itu tetap saja Gista ingin menangis sekarang. Gista menghembuskan nafas dalam. Mendongakkan kepala keatas mencoba menghalau air mata yang hendak keluar. Tidak. Dia tidak boleh menangis. Dia tidak boleh lemah hanya karena laki-laki yang sudah mencampakkannya. "Sudah sampai, mbak, " Kata supir taksi yang Gista naiki. "Terima kasih, pak, " Ucap Gista sebelum keluar dan membayar ongkos taksi. Gista memutuskannya pulang ke apartemennya. Berdiam diri di sarangnya adalah pilihan terbaik. *** Tiga hari berlalu sejak pertemuan D