“Gimana perasaan kamu, Una? Apa masih degdegan seperti pertama kali kamu dan Sigit akan menikah?” tanya Rosa duduk disebelah sahabatnya, dimana seisi kamar Aruna sudah dihias sedemikian rumah, karena besok, acara pernikahan berlangsung dengan tamu undangan yang akan hadir. Bukan hanya tamu undangan dari pihak wanita, melainkan ada juga undangan dari pihak laki-laki. Menjelang pernikahan, Aruna selalu sholat malam untuk meminta kepada Allah, agar pernikahannya yang akan terlaksana besok, diberikan kemudahan dan ia akan bahagia, ia tak mau ada kegagagalan lagi seperti dulu. Karena, gagal dalam membina rumah tangga sesuatu yang menyakitkan. Aruna tersenyum dan mengangguk. “Siapa sih yang nggak degdegan, Sa. Aku begitu degdegan sekarang. Tapi, tak sama dengan degdegan ketika aku bersama Mas