"Bell," panggil mertua Bella sambil mengupas buah mangga, tak ada tawaran dari sang mertua ketika Bella sang menantu sudah pulang seharian bekerja. Sang suami pun asik sendiri melahap sepiring nasi beserta lauknya yang dimasak oleh mama nya.
"Kamu seharian kerja gada yang bantuin tuh di dapur, di kamar mandi. Mama gak mau tau ya, kamu jangan tidur sebelum semua rapih, lagian sok sokan sih kerja," Ucap mama Tri handari kepada Bela sang menantu nya.
Bella hanya menghela nafas mendengar ucapan sang Mertua sambil melirik lauk yang berada di meja,
"Bella izin istirhat dulu yak Mah, nanti Bella kerjakan semua kok,Bela juga mau makan dulu," Jawab Bella.
"Heh, kamu kerjain dulu malah makan lagian ini mama yang capek masak dan pakek uang mama ya belanjanya, kalau kamu mau makan harusnya kamu pulang agak siangan terus masakin kami, kamu kan sudah dikasih uang belanja, gimana sih," ucap Mama dengan nada yang ketus.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut sang suami, Mas Topan sangat angkuh dan dingin di tahun kedua ini bersama Bella, mungkin karena Bella sudah tak menarik lagi di hadapanya atau Topan memiliki hati yang lain di luar sana.
Bella pun bergegas ke belakang dan mengerjakan tugas yang di perintahakan sang mertua.
Tak lama suaminya yang selesai makan pun, bergegas ke dapur membawa piring kotor dirinya dan sang mama.
"Bell, Aku ada urusan dulu dengan teman - teman kantor ku, mungkin aku agak malam pulangnya jadi kamu jangan menunggu ku pulang ya," Ucap topan berdiri di samping Bella.
"Kamu ga menanyakan aku sudah makan belum atau bagaimana pekerjaan ku hari ini? aku di terima sebagai apa, atau yang lainnya mas?" ucap Bella sambil menahan air mata.
"Alah Bel, masa kaya gitu aja kamu ampe sedih gitu sih, kamu kan sudah besar dan aku membebaskan kamu bekerja kan? tapi ingat aku tak bisa membiayain kamu lagi ya,. kan nanti kamu punya penghasilan sendiri, lagian kita belum punya anak jadi nanti uang gaji ku biar mama aja yang atur lah, sudah lah jangan cengen kau pergi dulu," perkataan Topan lantas membuat bella merasa semakin sedih.
Ia pun mulai memebersihkan dapur dengan penuh linangan air mata, baju kerja saja belum ia ganti, jangan kan menyuruh makan, sang suami pun tidak menyuruh istrinya untuk ganti baju.
Topan pun langsung bergegas menuju garasi dan pergi mengendarai mobil, sang Mertua pun setelah makan langsung masuk kamar dan mengunci pintunya.
Bella pun teringat Nasi Bungkus yang ia dapat dari Roy, ia pun segera mengambil piring dan mencuci tangannya lalu bergegas menuju kamar dan mengunci pintu.
"Huft hampir saja aku lupa memakan mu,"
dengan lahap Bella pun menyantap tanpa sisa, semua lauk yang dibelikan pun hanya tersisa sepotong ayam, ia sengaja menyimpannya untuk sarapan besok pagi sebelum berangkat kerja, karena tidak mungkin ia makan sarapan yang di masak sang mertua.
"Alhamdulilah, ah kenyangnya. lebih baik segera ku rapihkan dan aku harus membuang sampah, jika tidak pasti nenek lampir itu banyak bicara,"
selesai makan, bella pun mencuci pakaian hingga larut malam, dan menjemur nya. Baru saja ia masuk kamar dan merebahkan badannya. Bella pun melirik ponsel nya, ia melihat status suaminya yang sedang asik berada di dunia gemerlap.
Melihat hal itu hati Bella semakin sakit dan kemudian ia segera mencari barang berharga kepunyaan nya yang ia beli ketika Mas topan masih memeberikannya nafkah.
Semua tabungan ia masukan kedalam tas, dan perhiasan pun ia masukan.
"Lebih baik aku jual semua dan ku depositokan saja uangnya, jauh lebih aman daripada harus berada di dalam rumah ini, bisa bjsa ketika aku pergi kerja nenek itu mengeledah lemari ku."
"Aku harus lebih pintar dari pada mereka yang kini seolah memusuhiku, lihat saja, akan ku balas nanti ah walaupun aku takut dengan mas topan,"
***
Tepat pukul enam pagi, Bella pun sudah selesai dengan tugas nya menyapu, masak nasi dan menghangatkan lauk sisa semalam yang berada di atas meja sisa makan malam.
"Sudah masak kamu, nyapu, nyuci jemur?"
tanya sang mertua mengagetkan Bella dari belakang ketika hendak membukus bekal.
"Aku tidak masak Mah, hanya mengangatkan lauk sisa semalam untuk ku bawa bekal, tadinya mau masak tapi lihat di lemari es tidak ada yang bisa ku masak, kosong sekali isian kulkas? memang mama ga belanja kan uang bulanan Mas di mama semua?" ucap Bella mulai membela diri.
"Loh kamu kok ngatur mama? isi saja nanti kalau kamu gajian, lagian sudah mama belikan stok beras untuk sebulan, kamu kalau mau sayur tinggal petik di belakang tuh taneman yang kamu buat, dah bersyukur kamu dikasih tempat berteduh gratis, dah sana kerja lagi. Baru jadi OB di kantor saja belagu kamu," Ucap mertua Bella dengan sangat marah.
Bella pun bingung dengan ucapan sang mertua yang menganggap nya hanya sebagai OB, padahal dia bagian accounting di perusahaan ia bekerja.
"Mah aku nih bukan OB," ucap Bella membela diri.
"Terus kalau kamu bukan OB kamu apa? Direktur? Manajer? ketinggian mimpi kamu Bel," Mama mertua Bella pun langsung duduk di meja makan memerhatikan Bella yang masih membungkus lauk sisa ke dalam plastik.
"Heh Bell, lihat kamu kalau kamu kerja kantoran gak mungkin kamu bawa bekal pake keresek plastik gitu lagi, ihh gak banget deh jijik,"
Bella pun tersenyum, ia mulai berpikir sejenak
"lebih baik ku rahasiakan pekerjaan Ku sebagai apa, daripada Aku harus jujur, malah nanti semena - mena kepada Ku dan malah ingin menguasain semua gaji Ku, dasar nenek lampir lihat saja pembalasaan Ku,"
Bella pun menggerutu dalam hati nya, jiwa nya ingin sekali melawan sang mertua. tapi ia masih merasa punya hati jika itu adalah orang tua dari suami yang sangay ia sayangi.
"Siappp, gimana mama aja, yang penting mama senang, mau aku Ob kek, mau aku ngamen kek, yang penting halal dan itu hak aku uang nya," jawab Bella sambil memanyun kan bibir nya.
"yeeeh kamu belagu banget ngejawab lagi orang tua ngomong, gaji mu paling juga ga cukup buat ongkos mu sehari - hari, awas aja kamu ya minta ongkos kerja sama anak saya, inget ya Bel kamu itu mandul, jadi jangan belagu, bisa saja saya nyuruh anakku Topan buat menceraikan Mu, atau mengusir mu"