"Kakak, apa kau tidak bisa membedakan aku dengan Shio?" "Shio?" tanya Tuan Sky mengernyitkan dahi. "Iya. Orang yang hampir dua bulan bersamamu itu adalah Shio, dia saudara kembarku." Mata Tuan Sky membulat menatap Nona Ezi. Sesaat kemudian dia menoleh padaku. Aku pun sama terkejutnya dengannya. Rasa ingin tahu, tiba tiba muncul di kepalaku. Aku berjalan mendekati keduanya. Kami duduk bertiga di ruang tamu. "Ezi, katakan apa yang terjadi?" Tuan Sky terlihat tidak sabar ingin mendengar penjelasan tentang semua. Sesaat Nona Ezi menarik napas, wajahnya tampak kesal. "Sepulang dari pesta malam itu, Baron menjemputku. Saat aku duduk di mobil, tiba-tiba ada yang membekap mulutku dari belakag. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Saat terbangun, aku sudah berada di gubuk dalam kea