"Sky, ada apa?" tanyaku mendekat. Sky menarik napas dalam. Wajahnya memerah, rahangnya mengeras. "Mossa menyandra Ezi!" Jawabnya gemas. "Apa? Tidak mungkin! Aku kenal betul siapa Mossa, dia tidak akan melakukan itu." "Apa kau percaya jika Ezi yang menyerahkan diri pada Mossa?" mata Sky tajam menatapku. Keningnya berkerut. "Apa? Ezi menyerahkan diri pada Mossa? Gila! Untuk apa dia melakukan itu?" Sky, menghempas tubuhnya ke kursi. Jemari kanannya memijat-mijat batang hidungnya. Aku duduk di kursi depan mejanya. Mataku menerawang ke langit-langit atap. Sesaat hening. "Apa yang dikatakan Mossa? Tanyaku memecah kesunyian. "Ezi datang ke markasnya dan minta di sandra. Dia mau dibebaskan asalkan kau kembali ke sana." "Hah?" mataku membulat menatap Sky yang tampak bingung.