77. Harga Diri

2526 Kata

“Ayo pulang!!. Buruan!!!” perintahku semakin kesal karena Radit bertahan diam menatapku. Aku mendengus kesal. “Bilang dulu alasannya apa, kenapa aku gak boleh dekat dekat kamu lagi?” jawabnya. “Males” cetusku asal. Dia tertawa. “Pantes gak lulus lulus kuliahnya, males sih kamunya” ejeknya. Aku menggeram. “Pulang gak!!” pintaku lagi memaksa. Semakin buat aku senewen aja bertahan di dalam mobil dan parkiran seperti ini. “Bilang dulu alasannya sama aku, biar aku ngerti. Kok aku gak boleh dekat dekat kamu lagi?” jawabnya. Aku menarik nafas penuh penekanan. “BUKAN MUHRIM!!” jawabku menjerit. “Oh…jadi kamu maunya di halalin biar aku bisa dekat dekat kamu?, sabar dong Dis…” jawabnya. Aku jadi menatapnya dengan wajah kesal. Hilang sudah sedihku, nih bujang seperti mengetes kewarasanku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN