Entah aku harus senang karena tidak butuh UGD, atau harus kecewa setelah bang Roland hanya mencium pipiku. “Bukan hadiah ya Dis….hadiahnya nanti nyusul….” ungkapnya setelah menjauhkan wajahnya lagi. Aku mengangguk dengan wajah memanas. “Gak usah repotin abang, Adis nanti juga dapat banyak hadiah dari papa sama mama” jawabku tak enak. Dia tersenyum miring. “Anggap aja hadiah pengganti kado Nino, kayanya Adis belum butuh….” “Abang….” rengekku jadi kesal lagi dan dia terbahak. Bang Nino memang nyebelin, masa kasih kado BRA, emangnya mau aku pakai dimana?, udah tau dadaku belum mesti pakai BRA. Masa iya aku pakai di b****g. “Apa mau abang cium lagi?” tanyanya meledek. Aku tertawa kali ini. “Gak mau ah bang, Adis gak mau gagal jantung, trus butuh UGD” jawabku. Bang Roland terbahak la