Rasa suntukku yang membuatku jadi suka menyendiri dan menjauh dari keluargaku. Tadinya aku pikir mereka tidak akan mengusikku, karena aku selalu pamit masuk kamar setelah makan malam, atau pamit ke area pinggir kolam renang. Mungkin karena tidak biasanya aku begitu, jadi mereka merasakan ada yang aneh. Bang Reno saja yang mengerti apa yang terjadi padaku. Tapi dia menepati janji dengan tidak bicara banyak pada keluargaku yang lain. “Ya udah sih Nyun, kalo memang ogah di jemput sekolah lagi, bilang aja terus terang” kata bang Reno yang sampai perlu menginap trus di rumahku. Bang Nino terlalu sibuk dengan Noninya, jadi malam baru pulang. “Alasannya apa bang, kan bang bilang suruh hindarin pelan pelan” jawabku. “Mau gue yang jemput elo aja?, gue mau aja, tapi elo mesti sabar tunggu sampai