“Kita akan melakukannya dengan cepat,” bujuk Zovonca, ia lupa kalau suaminya bukan tipe lelaki yang mau dipaksa. “Zovanca!" Tetapi wanita bertubuh ramping itu seolah-olah menghiraukan penolakan sang suami, ia terus saja mengercap bibir Zevan dengan ganas dan satu tangannya berusaha melepaskan handuk yang dikenakan sang suami, tangan Zevan menahan kuat tatapan matanya tajam, rahannya mengeras, “Sikapmu membuatku jijik," ucapnya dengan suara datar. “Apa?” Mata wanita berambut pendek berkaca-kaca. Ia tidak pernah menduga kalau Zevan akan mengucapkan kalimat yang menyakitkan itu padanya, ia merasa sangat malu karena Zevan menolaknya. “Aku istrimu Zevan dan aku berhak," sauara Zovanka bergetar menahan tangisan. “Tidak ada yang berhak dengan tubuhku selain aku,” tegas Zevan. “Kamu menola