Theana memegang kartu nama yang diletakkan Veiro di meja, kartu nama berwarna hitam dengan tinta emas yang mewah, dia remas kartu itu hingga membentuk seperti bola dan membuang ke sembarang arah, kartu itu melesat masuk ke balik sofa. “Minum obat, Bu,” ujar Elvan membawakan obat darah tinggi milik ibunya, dia pun membantu ibunya duduk lalu memberikan air minum. Theana meminumnya dan menarik napas panjang. “Lain kali jika ada tamu tanyakan namanya dulu, baru panggil ibu!” ketus Theana. “Memangnya dia siapa?” tanya Elvan. “Orang yang paling ibu benci di dunia ini,” ujar Theana dengan pandangan mata berapi-api. Elvan masih berdiri di sisi ibunya, lalu dia membantu sang ibu ke kamar. Theana memejamkan mata dan meminta Elvan pergi karena dia ingin sendiri. Elvan memadamkan lampu dan men