Agus merebahkan tubuhnya di samping Sinta. Dia bingung melihat istrinya yang seperti memiliki dua kepribadian. Saat dia bersama Rangga, dia akan membenci dirinya, dan saat di rumah, dia merasa istrinya ingin sekali dekat dengan dirinya.
“Sebenarnya hatimu seperti apa, Sinta? Apa suatu hari nanti kita masih tetap bersama, mengarungi rumah tangga ini?” gumam Agus dengan menatap langit-langit kamarnya.
Sinta sudah tertidur, dengan memunggungi Agus. Sinta memang ingin merasakan tidur satu ranjang dengan suaminya. Seperti saat di Vila, meski tidak satu ranjang, tapi Sinta merasa aman dan nyaman tidur dengan Agus. Apalagi saat mendengar Agus mengaji. Hingga setiap hari Sinta rela memasang alrm pukul tiga dini hari agar dia mendengar Agus mengaji.
Sinta membolak-balikan tubuhnya. Dia sebenarny
